Hikmah Membaca Surat
al-Kahfi di Malam Jum'at
Pertanyaan:
Assalamu’alaikum wr. wb. Pak ustadz,
perkenalkan nama saya Arif, sekarang saya tinggal di daerah Bandung selatan.
Setiap malam Jum'at biasanya sehabis shalat Maghrib saya dan keluarga selalu
rutin membaca surat Yasin kemudian di lanjutkan dengan pembacaan tahlil.
Suatu hari saya ikut pengajian, kemudian
dalam pengajian tersebut di isi ceramah oleh seorang ustadz. Dalam ceramahnya
ia mengatakan bahwa di samping baca surat Yasin dan tahlil, perbanyak juga
membaca shalawat, dan baca juga surat al-Kahfi. Yang ingin saya tanyakan,
bagaimana sebenarnya hukum membaca surat al-Kahfi pada malam atau hari Jumat?
Apa hikmahnya? Atas penjelasannya saya ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Arif – Bandung
Jawaban:
Wa’alaikum salam wr. wb.
Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati
Allah swt. Hari Jumat memang merupakan hari yang istimewa, dan dipandang
sebagai sayyidul-ayyam atau penghulu hari. Karena itu terdapat anjuran untuk
meningkatkan dan memperbanyak amal-ibadah kita. Misalnya, memperbanyak shalawat
kepada baginda Rasulullah saw, bersedekah, dan lain-lain.
Sebelum kami menjawab pertanyaan di atas,
kami akan mengetengahkan apa yang telah dikemukakan oleh imam Syafi’i, pendiri
madzhab syafi’i, mengenai anjuran untuk memperbanyak membaca shalawat kepada
baginda Rasulullah saw, dan mengenai soal membaca surat al-Kahf pada hari Jumat
Imam Syafi’i telah meriwayatkan hadits yang
menganjurkan kepada kita semua untuk memperbanyak bershalawat kepada baginda
Rasulullah saw. Di samping itu beliau juga suka membaca surat al-Kahfi pada
hari malam Jumat dan siangnya karena memang terdapat anjurannya.
(قَالَ
الشَّافِعِيُّ) أَخْبَرَنَا إبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ حَدَثَنِي عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنُ مَعْمَرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَكْثِرُوا الصَّلَاةَ عَلَيَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ( قال
الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ وُقِيَ فِتْنَةَ
الدَّجَّالِ. ( قال الشَّافِعِيُّ
) وَأُحِبُّ
كَثْرَةَ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
كُلِّ حَالٍ وَأَنَا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَتِهَا أَشَدُّ اسْتِحْبَابًا
وَأُحِبُّ قِرَاءَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ وَيَوْمَهَا لِمَا جَاءَ
فِيهَا
“Imam Syafi’i berkata, telah mengkhabarkan
kepadaku Ibrahim bin Muhammad, ia berkata telah menceritakan kepadaku Abdullah
bin Abdurrahman bin Ma’mar bahwa Nabi saw bersabda, ‘Perbanyaklah membaca
shalawat kepadaku pada hari Jumat’. Beliau juga berkata, dan telah sampai
kepadaku riwayat yang mengatakan bahwa barang siapa yang membaca surat al-Kahf
maka ia dilindungi dari fitnahnya Dajjal. Selanjutnya beliau mengatakan, bahwa
saya menyukai banyak-banyak membaca shalawat kepada Nabi saw dalam setiap
keadaan, sedang pada hari Jumat saya lebih menyukainya (dengan memperbanyak
lagi membaca shalawat), begitu juga saya suka membaca surat al-Kahf pada malam
Jumat dan siangnya karena adanya riwayat dalam hal ini” (Muhammad Idris
asy-Syafi’i, al-Umm, Bairut-Dar al-Ma’rifah, 1393 H, juz, 1, h. 207)
Berangkat dari penjelasan ini, maka memang
benar bahwa hukum membaca surat al-Kahf pada hari Jumat itu adalah sunnah.
Sebab, terdapat riwayat yang mengatakan bahwa barang siapa yang membaca surat
al-Kahf maka akan dilindungi dari fitnahnya Dajjal.
Lantas, apa hikmah yang dapat kita ambil,
atau hubunganya membaca surat al-Kahfi dengan hari Jum'at? Membaca surat
al-Kahfi bisa melindungi kita dari fitnah Dajjal sebagaimana riwayat yang
dikemukan oleh imam Syafi’i di atas.
Di samping itu hari Jumat merupakan hari yang
luar biasa karena ada beberapa peristiwa penting terjadi pada hari Jumat,
seperti diciptakannya nabi Adam as. Begitu juga peristiwa di masukkannya beliau
dan dikeluarkannya dari surga itu terjadi pada hari Jumat. Dan yang paling
menggetaran adalah kelak hari kiamat jatuh pada hari Jumat sebagaimana riwayat
yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim.
خَيْرُ
يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ
وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ
إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baiknya hari di mana sang surya
menyinarinya adalah hari Jumat. Pada hari Jumat nabi Adam as diciptakan,
dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak terjadi
kecuali pada hari Jumat” (H.R. Muslim)
Dari sini saja kita sudah bisa memahami
hubungan antara membaca surat a-Kahfi dengan hari Jumat, atau hikmahnya.
Singkatnya adalah kiamat jatuh pada hari Jumat, demikian sebagaimana bunyi
riwayatnya. Karenanya, hari Jumat diidentikan dengan hari kiamat. Sebab,
hari Jumat itu sendiri mengandung pengertian berkumpulnya makhluk seperti
kiamat di mana seluruh makhluk dikumpulkan. Sedang dalam surat al-Kahfi
terdapat gambaran mengenai menakutkannya hari kiamat (ahwal al-qiyamah).
Misalnya pada ayat berikut ini;
وَيَوْمَ
نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ
نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami
perjalankan gunung-gunung dan engkau melihat bumi rata dan Kami kumpulkan
mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka”
(Q.S. Al-Kahfi: 47)
وَالْحِكْمَةُ
مِنْ قِرَاءَتِهَا أَنَّ السَّاعَةَ تَقُومُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، كَمَا ثَبَتَ فِي
صَحِيحِ مُسْلِمٍ، وَالْجُمُعَةُ مُشَبَّهَةٌ بِهَا لِمَا فِيهَا مِنِ اجْتِمَاعِ
الْخَلْقِ، وَفِي الْكَهْفِ ذِكْرُ أَهْوَالِ الْقِيَامَةِ
“Hikmah membaca surat al-Kahfi adalah bahwa
hari kiamat jatuh pada hari Jumat sebagaimana riwayat yang terdalam dalam kitab
Shahih Muslim. Dan hari Jumat itu diserupakan dengan hari kiamat karena di
dalamnya terdapat perkumpulan makhluk, sedang di dalam surat al-Kahf digambar
mengenai pelbagai keadaan kiamat yang sangat menyeramkan”. (Lihat Wahbah
az-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damaskus-Dar al-Fikr, cet ke-12,
juz, 4, h. 461)
Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan.
Semoga bisa dipahami dengan baik. Perbanyaklah dzikir, shalawat, dan kebajikan,
terutama pada hari Jumat. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan
kritik dari para pembaca.
Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,
Wassalamu’alaikum wr. wb
Mahbub Ma’afi Ramdlan
Tim Bahtsul Masail NU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar