Senin, 19 Desember 2016

(Buku of the Day) Dakwah Entrepreneurship Ala JK: Solusi Masjid, Kemakmuran Umat dan Radikalisme



Dakwah Entrepreneurship Pak JK


Judul Buku        : Dakwah Entrepreneurship Ala JK: Solusi Masjid, Kemakmuran Umat dan Radikalisme
Penulis             : Hery Sucipto
Penerbit            : Grafindo Books Media, Jakarta
Cetakan            : I, Juni 2016
Tebal                : 204 Halaman
Peresensi          : Puri Rahayu, Mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta.

Dalam agama Islam dakwah merupakan unsur dalam proses pengembangan Islam yang memajukan taraf kehidupan dan bergama agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dakwah entrepreneurship secara sederhana mungkin dapat dipahami sebagai sebuah proses mengembangan dan memajukan Islam dengan cara-cara kongkret dan profesional melalui spirit kewirausahaan. 

Buku yang berjudul Dakwah Entrepreneurship Ala JK ini disajikan dengan menarik. Didalam buku ini, dijelaskan cara-cara berdakwah dan berbisnis sebagaimana yang telah dilakukan oleh Wakil Presiden Indonesia, Muhammad Jusuf Kalla. Hery Sucipto menyampaikan kepada pembaca pada buku tersebut untuk memahami makna dari dakwah sendiri sekaligus cara-cara dakwah yang unik yaitu dengan berdakwah sambil berbisnis.   

Dakwah dipahami sebagai proses pengembangan Islam dan memajukan taraf kehidupan dan beragama menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dakwah entrepreneurship secara sederhana mungkin dapat dipahami sebagai sebuah proses mengembangkan dan memajukan Islam dengan cara-cara konkret dan profesional melalui spirit wirausaha. Maka pengembangan dakwah entrepreneurship dapat menjadi alternatif lain agar sasaran dan target dakwah lebih dapat mengena. Namun demikian, bukan berarti sistem manajemen profesional harus dipahami sebagai bentuk komersial atau dengan bahasa lain menjual agama untuk kepentingan materi. Agama, demikian juga dengan JK menjadi sumber dan inspirasi produktivitas dan perdamaian. (hlm 12)

Karena itu, bukanlah dari ajaran agama ajakan dakwah melalui kekerasan bahkan radikalisme. Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar, namun disamping itu, disisi lain yang juga membuat posisi Indonesia terpojok terkait dengan dinamika Islam. Kasus maraknya aksi teror dan gerakan radikalisme beberapa tahun lalu memaksa citra Islam Indonesia ikut tercoreng. 

Karena itu, salah satu tantangan membuat dakwah Islam bisa maju dan membawa umatnya sejahtera tak ada jalan lain kecuali meningkatkan taraf hidup mereka. Islam Indonesia sering kali dijadikan rujukan sebagai model kebangkitan peradaban Islam masa depan. Bagaimana tidak, seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat 6 negara yang telah diatur dan ditetapkan oleh Undang-Undang, tetapi yang sangat luar biasa adalah, walaupun di Indonesia memiliki banyak agama, namun tidak pernah terjadi pertentangan antar umat bergama. 

Itulah mengapa Islam Indonesia menjadi rujukan model kebangkitan Islam dunia, karena meskipun di Indonesia terdapat banyak agama, namun masyarakat tetap mempunyai jiwa toleransi yang tinggi dan rasa saling menghormati antar umat beragama. 

Tetapi, kesenjangan yang terlihat adalah pada masyarakat Islamnya sendiri yang masih berada dibawah rata rata. Ibarat kata, di Turki ada 100 orang kaya 95 diantaranya adalah orang Islam, sedangkan di Indonesia terdapat 100 orang kaya 95 diantaranya adalah non Muslim. 

Dengan demikian, bagaimana caranya sebagai kader-kader dakwah masa mendatang, memikirkan bagaimana caranya supaya umat Islam di Indonesia bisa mencapai kemakmuran, baik dari segi agama, ekonomi, sosial, pendidikan dan sebagainya. (hlm 19)

Saat ini, kebanyakan para pendakwah melakukan dakwah dengan cara bil lisan. Yaitu dengan khodbah, berceramah, dan  sebagainya. Padahal yang dibutuhkan masyarakat adalah bagaimana seorang kader dakwah memberikan contoh secara nyata dengan perbuatan, tindakan dan perilaku, tidak hanya dengan berceramah. 

Lebih dari itu, dakwah kontekstual lebih ditekankan dan dibutuhkan diera sekarang dalam bentuk-bentuk kerja nyata, berkarya yang memberikan dampak pada kesejahteraan masyarakat. Islam tidak lepas dalam perekonomian, masuknya Islam di Indonesia diawali dengan adanya perdagangan dari Gujarat. 

Maka dari itu, Islam yang sudah jelas bertujuan mensejahterakan masyarakat ini harus didukung dengan adanya entrepreneur. Jadi, Islam dan entrepreneur dimasa ini adalah saling berdampingan. Poin inti dari jihat dan dakwah diera modern ini adalah bagaimana berbagai pihak berupaya serius dan bersungguh-sungguh melakukan perubahan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa dalam berbagai bidang kehidupan. 

Seperti tauladan yang telah dicontohkan JK, yaitu berdakwah dengan tindakan yang nyata, bukan dengan wacana. Seluruh aspek kehidupan adalah ladang dakwah. Ceramah penting, namun kerja nyata juga tak kalah penting. Bagi para pendakwah diera sekarang ini, dituntut untuk berpikir bagaimana caranya agar Islam dan juga masyarakatnya bisa mencapai kesejahteraan secara bersamaan. 

Satu masalah yang harus diperhatikan adalah, masalah yang kita hadapi terkait kondisi ekonomi perekonomian umat antara lain, lemahnya penghargaan dan minat dalam bidang bisnis atau entrepreneur. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah bagaimana kita mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai entrepreneurship, kerja keras dan pentingnya soal pemanfaatan waktu. Bagaimana seorang dakwah dan entrepreneurship bisa membagi waktu antara agama dan juga bisnis.

Inti dari pada dakwah entrepreneurship dalam buku ini adalah, bagaimana membangun masyarakat agar menjadi lebih maju dalam berbagai aspek kehidupan. Mensejahterakan masyarakat menjadi umat yang makmur tanpa adanya kata umat islam yang miskin atau lemah dalam sektor ekonomi. Dan juga menjadikan masyarakat yang berintelektual dalam beragama. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar