Bung Karno Kritik Sapu Impor
Nasionalisasi tidak hanya dilakukan terhadap
perusaaan raksaaa seperti pertambangan, perkebunan, perbankan dan perdaganagan,
tetapi juga terhadap hal-hal kecil. Ini merupakan bagian dari pembangunan watak
bangasa (character building). Ketika Irian Barat telah dibebaskan dan Bung
Karno Menerima penyerahan itu di Kotabaru (Jayapura), di sana Bung Karno masih
melihat barang peralatan masih berasal dari belanda.
Tentu saja Bung Karno Berang: “Masyaallah sapu saja masih diimpor dari negeri Belanda, keset juga diimpor dari Belanda. He.. para pemuda apakah kalian tidak sadar bahwa dengan cara itu kalian membikin para saudagar Belanda gendut perutnya. Belanda memang tidak mau mengajari kalian bikin sapu dan keset, biar kalian beli pada mereka…”
“Sekarang saatnya masyarakat Irian mandiri, membuka sekolah dan universitas sendiri, sehingga bisa mencukupi kebutuhan sendiri, di alam yang merdeka, dalam pangkuan Republik Indonesia.”
Setelah itu memang pemerintah Indonesia membangun berbagai sekolah dan universitas untuk rakyat Irian Barat, ibukotanya pun diganti dari Kotabaru menjadi Jayapura. Dengan penamaan dan mitivasi dari sang proklamaator itu rakyat mendapat gairah hidup baru, giat belajar untuk memajukan diri. []
(MDZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar