Jumat, 19 Juni 2020

Nasaruddin Umar: Kontemplasi Ramadhan (21): Menemukan Sahabat Spiritual

Kontemplasi Ramadhan (21)

Menemukan Sahabat Spiritual

Oleh: Nasaruddin Umar

 

Salah satu tanda jika Allah Swt mencintai hambanya ia mengutus kepadanya sahabat spiritual (al-shuhbah). Dalam ilmu tasawuf, al-shuhbah sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Orang yang tidak memiliki sahabat spiritual dikhawatirkan hidupnya akan menjadi kering, gersang, dan menghabiskan umurnya tanpa mencapai apa yang diharapkan. Sahabat spiritual dirasakan keberadaannya di dalam hati. Mereka mungkin agak berbeda dengan sahabat-sahabat fragmatis kita di lingkungan kerja dan paguyuban lainnya. Persahabatan spiritual merupakan prasyarat untuk lahirnya sebuah masyarakat yang santun dan terhormat. Jika sahabat spiritual hilang di dalam masyarakat maka berkah dalam kehidupan bermasyarakat itu pun akan hilang.

 

Sahabat spiritual tidak mesti orang yang luar biasa, yang seolah mampu menebak rahasia masa lalu dan masa depan kita, tetapi orang-orang biasa yang petunjuknya senantiasa mengalir di dalam diri kita. Mereka bukan orang yang membukakan pintu tetapi menghilangkan tabir antara diri kita dan dirinya. Mereka bukan orang yang menuntun kita dengan ucapan tetapi mengalirkan fibrasi dan energi spiritual. Mereka mengeluarkan kita dari hawa nafsu dan memasukkan ke hadirat Allah SWT. Mereka selalu membersihkan cermin batin kita sehingga tampak jelas cahaya Tuhan. Mereka membangkitkan harapan dan optimisme sehingga kita tidak putus asa dengan kasih Tuhan. Mereka selalu berjalan menemani kita sehingga kita sampai kepada-Nya. Terkadang kita lebih merindukannya ketimbang sahabat-sahabat bisnis kita sendiri. Mereka sudah seperti keluarga dekat sendiri. Bahkan tidak mustahil melebihi anggota keluarga biologis terdekat.

 

Ilustrasi persahabatan spiritual ialah adanya sosok figur yang dengan ikhlas mengeluarkan kita dari belenggu hawa nafsu dan memasukkanmu ke hadirat Allah SWT. Mereka selalu membersihkan cermin batin kita sehingga tampak jelas cahaya Tuhan. Mereka selalu membangkitkan harapan dan optimisme sehingga kita tidak putus asa dengan kasih Tuhan. Mereka selalu selalu berjalan bersama kita sehingga kita sampai kepada-Nya. Sebaik-baik sahabat spiritual ialah mereka yang mampu menanam dan menumbuh suburkan rasa cinta kita kepada Tuhan. Kita tidak boleh menilai penampilan fisik sahabat spiritual. Mungkin secara materi atau penampilan fisik agak kurang tetapi keberadaannya sangat kita perlukan. Kita tidak boleh memandang enteng orang-orang yang tidak terkenal sebab boleh jadi dia amat terkenal di langit.

 

Sahabat spiritual adalah utusan Tuhan untuk menyadarkan diri kita yang mengarah ke jalan yang sesat. Sesungguhnya panggilan Tuhan untuk kita muncul melalui mulut sahabat spiritual kita. Sahabat spiritual selalu mendampingi kita, baik ketika kita jatuh ke lembah kehinaan dosa maupun ketika kita di puncak maqam spiritual. Jika Tuhan mencintai seseorang maka Ia akan memperkenalkan kita dengan seorang sahabat spiritual. Nasehat tokoh-tokoh spiritual: "Jika kalian berjumpa dengan sahabat spiritual yang cocok denganmu maka bergurulah dan hormatilah". Demikian nasehat Ibn 'Athaillah dalam kitab monumentalnya, Al-Hikam. Lebih lanjut ialah menasihatkan kepada kita bahwa: "Jangan karena tidak munculnya tanda-tanda kesalehan di wajah seseorang lantas membuatmu tidak respek terhadapnya". Seorang kekasih Tuhan pintar menyembunyikan diri agar tidak popular. Karena bagi mereka popularitas bisa menjadi hijab dengan Tuhan, terutama jika sudah mulai menikmati pujian orang. Setipis apapun kepuasan terhadap pujian yang tersembunyi di dalam lipatan hati itu sudah menjadi hijab bagi yang bersangkutan. Seringkali kita merasa sulit menemukan sahabat spiritual seperti yang digambarkan di atas. Namun jika kita mau dan besar keinginan untuk itu, pasti Tuhan akan mempertemukan sahabat spiritual yang cocok dengan kita. Kita berdoa agar Allah SWT mengaruniakan sosok figur ideal yang akan menjadi sahabat spiritual kita. Sahabat spiritual ialah orang yang selalu terbayang di dalam benak dan selalu mengajak kita lebih dekat kepada Allah SWT. Semoga kita dimudahkan untuk menemukan sahabat spiritual, amin. []

 

DETIK, 14 Mei 2020

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar