Jumat, 19 Juni 2020

(Hikmah of the Day) Ungkapan Salam yang Diajarkan Allah kepada Nabi Adam dan Keturunannya

Ungkapan Salam yang Diajarkan Allah kepada Nabi Adam dan Keturunannya


Manusia bukan merupakan hasil evolusi dari hewan. Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissalam sejak awal sudah dalam keadaan lengkap dan sempurna. Dia menciptakannya berikut akal dan kemampuan bicaranya. Sehingga manusia pertama ini memahami apa yang dikatakan kepadanya dan memberikan jawaban yang sesuai dengannya. Hal itu sebagaimana yang diungkap dalam salah satu hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diterima Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu berikut ini

 

لَمَّا خَلَقَ اللهُ آدَمَ وَنَفَخَ فِيهِ الرُّوحَ عَطَسَ فَقَالَ: الحَمْدُ لِلَّهِ، فَحَمِدَ اللَّهَ بِإِذْنِهِ، فَقَالَ لَهُ رَبُّهُ: رَحِمَكَ اللَّهُ يَا آدَمُ، اذْهَبْ إِلَى أُولَئِكَ المَلَائِكَةِ، إِلَى مَلَإٍ مِنْهُمْ جُلُوسٍ، فَقُلْ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، قَالُوا: وَعَلَيْكَ السَّلَامُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ، ثُمَّ رَجَعَ إِلَى رَبِّهِ، فَقَالَ: إِنَّ هَذِهِ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ بَنِيكَ، بَيْنَهُمْ

 

Artinya, “Tatkala Allah menciptakan Adam dan meniupkan ruh kepadanya, Adam kemudian bersin, lalu mengucap, ‘Alhamdulillah.’ Ia memuji Allah berkat perkenan-Nya. Dijawab oleh Allah, ‘Rahimakallâh yâ Adam,’ (Allah merahmatimu, Adam). Pergilah engkau kepada para malaikat, yang di antara mereka ada yang sedang duduk. Lalu ucapkanlah, ‘Assalâmu‘alaikum.’ Para malaikat pun menjawab, ‘Wa‘alaikassalâm warahmatullâh’ Setelah mengucap salam, Adam kembali kepada Tuhannya. Dan Tuhan menyampaikan, ‘Itulah salam penghormatanmu dan salam penghormatan keturunanmu di tengah mereka’” (HR al-Tirmidzi).

 

Dalam hadits ini dinyatakan, setelah Allah meniupkan ruh kepada Adam ‘alaihissalam, Adam ‘alaihissalam bersin dan memuji Allah. Dan Allah pun menimpali, “Rahimakallâhu yâ Adam (Allah merahmatimmu, Adam).” Setelah itu, Allah memintanya menemui para malaikat yang sedang duduk lalu mengucap salam kepada mereka. Salam Adam ‘alaihissalam pun dibalas mereka dengan balasan yang lebih baik. Kemudian, Allah mengabarkan kepadanya jika salam tersebut ialah salam penghormatannya dan juga keturunannya di tengah mereka.

 

Walhasil, Nabi Adam ‘alaihissalam sejak awal mula diciptakan, sudah mampu berjalan, mampu mendengar, berbicara, bersin, berpikir, dan mampu memahami pembicaraan.


Betapa besarnya perhatian dan perlindungan Allah terhadap hamba-Nya, termasuk Adam ‘alaihissalam. Salah satu buktinya, begitu Adam bersin dan mengucap hamdalah, Allah menjawab, “Allah merahmatimu, Adam.” Sedangkan, siapa saja yang dirahmati Allah, maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, dan kemuliaan-Nya. Tak heran, sewaktu Adam ‘alaihissalam menyimpang dari perintah Allah, taubat Adam langsung diterima-Nya. Sehingga Adam ‘alaihissalam lekas kembali ke jalan-Nya. Berkat itu pula, Allah memberikan keyakinan dan keimanan kepada kita, mengampuni kelalaian kita, memberikan perlindungan kepada kita, dan sebagainya.

 

Hal terpenting yang kita ketahui dari hadits di atas adalah bagaimana Allah mengajari Adam ‘alaihissalam saat bersin dan bagaimana menjawabnya. Setelah meniupkan ruh kepada Adam ‘alaihissalam, Allah membuatnya bersin dan memberi ilham untuk mengucap Alhamdulillah. Kemudian, Dia menjawabnya, Rahimakallah, ya Adam. Ajaran ini pula yang diteruskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita umatnya. Saat bersin, kita disunahkan mengucap, Alhamdulillah lillahi rabbil ‘alamin atau Alhamdulillah ‘ala kulli halin. Kemudian, saat mendengar orang bersin mengucap hamdalah, kita disunahkan menjawab, Yarhamukallah. Saat mendengar jawaban itu, orang bersin disunahkan kembali menjawab, Yahdikallah. (HR Ibnu al-Ja‘d).

 

Hal terpenting lainnya adalah bagaimana ungkapan salam yang diajarkan Allah kepada Adam ‘alaihissalam dan keturunannya. Dia memerintah Adam ‘alaihissalam menemui para malaikat dan mengucap salam kepada mereka, Assalamu ‘alaikum. Dijawab oleh para malaikat dengan jawaban yang lebih baik, Wa‘alaikassalam Warhmatullah. Begitu salamnya dijawab para malaikat, Adam ‘alaihissalam kembali kepada Allah. Allah pun menyampaikan, “Itulah salam penghormatanmu dan salam penghormatan keturunanmu di tengah mereka.”

 

Dari hadits di atas dapat dipetik beberapa pelajaran:

 

1. Sejak awal Allah telah menciptakan Adam dalam keadaan lengkap dan sempurna.

 

2. Allah mengajari Adam ‘alaihissalam dan keturunannya apa yang harus diucapkan saat bersin. Pelajaran ini pula yang diteruskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada kita selaku umatnya, sekaligus keturunan Adam.

 

3. Salam penghormatan yang diajarkan Allah kepada Adam ‘alaihissalam dan keturunannya adalah Assalamu ‘alaikum. Dijawab dengan Wa‘alaikumussalam warhamtullah, sebagaimana yang dicontohkan para malaikat.

 

4. Allah mengajarkan saat diberi kebaikan, kita membalasnya dengan balasan yang lebih baik, sebagaimana yang tercermin dalam jawaban para malaikat, Wa‘alaikassalam Warahmatullah. Padahal, Adam ‘alaihissalam hanya mengucap, Assalamu ‘alaikum. Ajaran mulia ini kemudian diabadikan dalam Al-Quran, Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik darinya, setidaknya balaslah penghormatan itu (dengan balasan serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu, (QS al-Nisa’ [4]: 86).

 

Demikian salam penghormatan yang diajarkan Allah kepada Adam ‘alaihissalam dan keturunannya, sebagaimana yang disarikan dari kitab Shahih al-Qashash al-Nabawi. (Lihat: Dr. ‘Umar Sulaiman al-Asyghar, Shahih al-Qashash al-Nabawi, Terbitan Darun Nafa’is, 1997, Cet. Pertama, hal. 20-22). Semoga kita senantiasa bisa memetik pelajaran darinya. []

 

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar