Kamis, 18 Juni 2020

(Ngaji of the Day) Memahami Hadits ‘Perempuan Tercipta dari Tulang Rusuk Kaum Adam’

Memahami Hadits ‘Perempuan Tercipta dari Tulang Rusuk Kaum Adam’


Perempuan tercipta dari tulang rusuk lelaki, adalah kiasan yang maklum di masyarakat kita. Kiasan ini kerap dimaksudkan bahwa perempuan adalah ‘bagian yang hilang’ dari seorang lelaki. Kita sering mendengar ada orang berujar, “Saya belum berjumpa dengan tulang rusuk yang hilang,” demikian kata mereka yang mengaku belum dapat jodoh.

 

Usut punya usut, perumpamaan ini populer salah satunya melalui kisah Siti Hawa, yang konon diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam ‘alaihis salam. Banyak riwayat hadits menyebutkan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk. Berikut salah satunya:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ، فَإِنَّ المَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ، وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلاَهُ، فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ، وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ، فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah bersabda: "Berwasiatlah (dalam kebaikan) pada wanita, karena wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya. Jika kamu coba meluruskan tulang rusuk yang bengkok itu, maka dia bisa patah. Namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita". (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Dalam Shahih al-Bukhari, hadits di atas setidaknya terdapat dalam dua bab: satu riwayat dalam bab tentang “Pentingnya berwasiat/memberi nasehat untuk perempuan”, dan riwayat lainnya dalam bab tentang “Penciptaan Nabi Adam dan keturunannya”.

 

Kiranya dari hadits inilah dipahami secara harfiah asal mula perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk lelaki. Ibnu Hajar al Asqalani mengomentari hadits tersebut:

 

قِيلَ فِيهِ إِشَارَةٌ إِلَى أَنَّ حَوَّاءَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعِ آدَمَ الْأَيْسَرِ وَقِيلَ من ضلعه الْقصير أخرجه بن إِسْحَاقَ...

 

Artinya: "Disebutkan bahwa hadits di atas adalah isyarat bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam yang kiri, dan ada pula yang mengatakan tulang rusuk yang pendek, sebagaimana dicatat Ibnu Ishaq... (Ibnu Hajar al Asqalani. Fathul Bari Syarah Shahih al Bukhari. Beirut – Darul Ma’rifah juz 6 hal. 368)

 

Nah, selanjutnya hadits di atas kerap dirujuk sebagai penafsir ayat pertama surah An Nisa’:

 

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً

 

Artinya: “Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan menciptakan darinya pasangannya; Allah memperkembangbiakkan dari keduanya laki-laki yang banyak dan perempuan...” (QS. An Nisa’: 1)

 

Kata min nafsin wâhidah banyak dipahami mufassir bahwa maksud diri yang satu itu adalah Adam, dan Allah menciptakan pasangan untuk Nabi Adam itu dari diri beliau sendiri.

 

Demikianlah ulama klasik kembali ke makna zhahir teks, dengan memahami bahwa Hawa diciptakan dari tubuh Adam, dan ditunjang tafsiran melalui hadits di atas, bagian tubuh itu adalah tulang rusuk.

 

Perlu Anda ketahui, anatomi tulang rusuk manusia normal terdiri dari 12 pasang tulang, pria maupun perempuan, tiada yang berkurang sepasang. Karena itulah, persoalan asal muasal manusia ini oleh sebagian ulama digolongkan perkara ahwalul ghaib yang berada dalam domain iman, termasuk meyakini asal usul perempuan dari tulang rusuk.

 

Riwayat seputar perempuan diciptakan dari tulang rusuk ini ternyata bervariasi. Ada yang menyebutkan خلقت من ضلع yang berarti tercipta dari tulang rusuk – bermakna lugas, ada riwayat lain menyebutkan إنّ المرأة كالضلع yang artinya perempuan itu bagai tulang rusuk – yang menunjukkan kiasan. Semisal riwayat berikut:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “المَرْأَةُ كَالضِّلَعِ، إِنْ أَقَمْتَهَا كَسَرْتَهَا، وَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيهَا عِوَجٌ

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasul bersabda "Wanita itu bagaikan tulang rusuk, bila kamu memaksa untuk meluruskannya, niscaya kamu akan mematahkannya, dan jika kamu bersikap baik, maka kamu dapat berdekatan dengannya, meski padanya terdapat kebengkokan (ketidaksempurnaan).” (HR. Bukhari)

 

Imam Al Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab “Bersikap lembut pada perempuan”. Agaknya dari sini ada kalangan ulama yang mengambil makna bahwa perempuan bukan tercipta dari tulang rusuk, tapi tercipta bagai tulang rusuk atau memiliki sifat-sifatnya seperti dinyatakan hadits di atas.

 

Hadits di atas secara metaforik mengingatkan para pria agar menghadapi perempuan dengan bijaksana. Hal ini seperti dicatat oleh Imam an Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim. Secara kodrati, jika tidak berhati-hati kepada perempuan, pria mudah bersikap kasar atau malah kurang ajar. Jika terlampau keras, risikonya jelas: tulang rusuk akan patah, atau dalam kata lain, perempuan akan teraniaya.

 

KH. Ali Mustafa Yaqub dalam bukunya Cara Benar Memahami Hadis mengemukakan pendapat tentang perbedaan riwayat hadits-hadits hubungan perempuan dan tulang rusuk di atas.

 

Bagi sementara orang, memahami bahwa perempuan benar-benar tercipta dari tulang rusuk adalah sesuatu yang dikategorikan KH. Ali Mustafa Yaqub sebagai makna yang perlu dijelaskan lagi lewat hadits lain. Menurut beliau: sumber hadits adalah Nabi seorang, maka hadits mestinya saling menjelaskan satu sama lainnya.

 

Makna kiasan dianggap lebih mampu menjelaskan tema hadits tersebut, sehingga dapat dipahami: perempuan diciptakan dari sifat-sifat seperti tulang rusuk – yang bengkok, dan tidak bisa diluruskan apalagi secara paksa. Pemahaman ini kiranya lebih mudah dipahami oleh nalar.

 

Kurang lebih demikian seputar pemahaman hadits “perempuan diciptakan dari tulang rusuk”. Ragam pemahaman di atas bisa didapat dari kecenderungan sang ulama baik dari pemahaman maupun pengajaran gurunya, atau dengan penilaian dan telaah beliau atas riwayat yang bermacam-macam. Wallahu a’lam. []

 

(Muhammad Iqbal Syauqi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar