Rabu, 20 Mei 2020

(Khotbah of the Day) Jangan Sia-siakan 10 Hari Terakhir Ramadhan

KHUTBAH JUMAT

Jangan Sia-siakan 10 Hari Terakhir Ramadhan


Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (آل عمران: ٣٠).

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 

Tidak terasa, sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan telah tiba. Hari-hari terakhir Ramadhan ini akan menjadi saksi mengenai apa yang kita lakukan, apakah kita mampu mengisinya dengan berbagai kebaikan, ataukah kita termasuk mereka yang lalai, lengah dan teledor. Inilah saatnya kita berburu pahala. Inilah saatnya kita berburu ridha Allah. Inilah saatnya kita menuju kemenangan. Inilah saatnya kita menuju hari yang fitri.

 

Betapa banyak orang yang ingin menyambut kedatangannya, tapi jatah hidupnya telah habis. Betapa banyak orang yang berharap untuk bertemu dengannya dan memperoleh barokahnya, tapi ajal memutus harapannya. Kita bersyukur, Allah masih memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan hari-hari terakhir Ramadhan kali ini. Semoga kita diberi kekuatan untuk memanfaatkannya sebaik mungkin dan mengisinya dengan berbagai ketaatan.

 

Hadirin yang dirahmati Allah,

 

Jika telah memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan, apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Sayyidah ‘Aisyah radliyallahu ‘anha menceritakan:

 

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ ، أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ، وَشَدَّ الْمِئْزَرَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)

 

Maknanya: “Adalah Rasulullah apabila sepuluh malam terakhir Ramadhan telah tiba, beliau menghidupkan malam dengan shalat dan berbagai ibadah, membangunkan keluarganya untuk shalat malam dan ibadah-ibadah yang lain, bersungguh-sungguh dalam beribadah melebihi apa yang biasanya dilakukan dan tidak menggauli istri-istrinya” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

Sepuluh hari terakhir Ramadhan adalah di antara waktu yang paling baik untuk berdoa. Di dalamnya terkumpul banyak sekali waktu-waktu yang mulia dan mustajabah, yaitu sepuluh malam terakhir Ramadhan, sepertiga malam terakhir, sesaat setelah adzan dikumandangkan, waktu setelah selesai shalat lima waktu, dalam keadaan sujud, pada saat berkumpulnya umat Islam dalam majelis-majelis kebaikan, majelis-majelis dzikir dan ilmu. Semua itu terkumpul dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan. Waktu-waktu tersebut kita manfaatkan untuk terus-menerus berdoa, doa kebahagiaan dunia-akhirat, memohon ampunan dosa, keberkahan rezeki, panjang umur dalam ketaatan, terhindar dari segala macam musibah dan wabah, dan lain sebagainya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

وَيُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، يَقُوْلُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي (أَخْرَجَهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ(

 

Maknanya: “Doa salah seorang dari kalian akan dikabulkan selagi ia tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan dengan mengatakan: aku telah berdoa tapi belum juga dikabulkan” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

Lebih-lebih lagi apabila doa itu dipanjatkan sembari melakukan i’tikaf di masjid. Pada sepuluh malam terakhir Ramadhan, Rasulullah selalu merutinkan i’tikaf di masjid sampai beliau meninggal dunia.

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

 

Pada sepuluh malam terakhir ini, kita juga dianjurkan berburu Lailatul Qadar, malam yang perbuatan baik di dalamnya lebih utama daripada perbuatan baik selama seribu bulan atau 83 tahun 4 bulan. Allah memang merahasiakan kapan Lailatul Qadar itu terjadi. Akan tetapi Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk memburunya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Dan kalau kita ingin memperoleh barokah Lailatul Qadar secara pasti, maka kita hidupkan seluruh malam pada bulan Ramadhan dengan berbagai ibadah dan ketaatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ (مُتَّفَقٌ عَلَيْه)

 

Maknanya: “Barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar (dengan shalat dan berbagai ibadah) dengan dilandasi keimanan dan niat semata mengharap ridla Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang yang telah lalu” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

 

Hadirin yang dirahmati Allah,

 

Demikian khutbah yang singkat ini. Marilah menuju hari raya, hari kemenangan, hari kembali kepada fitrah, dengan memanfaatkan sepuluh hari terakhir ini untuk melakukan berbagai ibadah dan ketaatan.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

 

Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Biro Peribadatan & Hukum, Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar