Senin, 18 Mei 2020

(Ngaji of the Day) Ini Jumlah Shalat Witir

Ini Jumlah Shalat Witir

 

Shalat witir secara bahasa bermakna ganjil. Shalat witir berarti shalat yang bilangan rakaatnya adalah ganjil. Shalat witir dapat dikerjakan sebanyak satu, tiga, lima rakaat, dan seterusnya hingga sebelas rakaat.

 

Shalat witir tetap dianjurkan pada bulan Ramadhan. Shalat witir pada bulan Ramadhan biasanya dikerjakan sebanyak tiga rakaat setelah shalat Tarawih.

 

Di luar bulan Ramadhan, shalat witir dilaksanakan sendirian. Tetapi pada bulan Ramadhan, shalat witir dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah sebagaimana keterangan dari Syekh M Nawawi Banten berikut ini:

 

و) من القسم الذي لا تسن فيه الجماعة (وتر) في غير رمضان (وأقله ركعة) ولا كراهة في الاقتصار عليها على المعتمد بل خلاف الأولى وأدنى الكمال ثلاث وأكمل منه خمس ثم سبع ثم تسع (وأكثره إحدى عشرة) وهي غاية الكمال فلا تصح الزيادة عليها

 

Artinya, “Salah satu jenis shalat sunnah yang tidak dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah adalah shalat (witir) di luar. (Jumlah minimal shalat witir adalah satu rakaat). Tidak makruh mengerjakan shalat witir hanya satu rakaat menurut pendapat yang muktamad, tetapi memang khilaful aula [menyalahi yang utama]. Jumlah sempurna minimal shalat witir adalah tiga rakaat. Lebih sempurna dari itu adalah lima rakaat, kemudian tujuh, kemudian sembilan. (Jumlah maksimal shalat witir adalah sebelas rakaat), ini puncak kesempurnaan shalat witir. Tidak sah shalat witir lebih dari itu [sebelas rakaat],” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 100).

 

Dari penjelasan ini, kita mendapatkan keterangan bahwa jumlah minimal shalat witir adalah satu rakaat. Sedangkan jumlah maksimalnya adalah sebelas rakaat. Tiga rakaat adalah batas minimal kesempurnaan shalat witir. Lebih dari tiga rakaat, shalat witir lebih sempurna.

 

Adapun jika seseorang melakukan shalat sebanyak tiga belas rakaat sekaligus secara sengaja dan tahu kedudukannya, maka semua shalatnya batal. Sedangkan orang yang melakukan shalat dua rakaat setelah melakukan 11 rakaat dengan niat shalat witir, maka dua rakaat shalatnya batal. Tetapi kalau yang bersangkutan tidak tahu jumlah shalat witir, maka dua rakaat shalanya dihitung sebagai shalat sunnah mutlak biasa.

 

فلو أحرم بثلاث عشرة دفعة وكان عامدا عالما بطل الجمع. وإن كان ناسيا أو جاهلا وقعت نفلا مطلقا .وإن أحرم بركعتين بعد أن صلى الإحدى عشرة لم تنعقد هذه الصلاة إن كان عامدا عالما، وإلا وقعتا نفلا مطلقا 

 

Artinya, “Kalau seseorang melakukan takbiratul ihram untuk shalat witir 13 rakaat sekaligus dalam keadaan sengaja dan tahu [akan aturannya], maka semua rakaat itu batal. Tetapi jika dia lupa atau tidak tahu, maka shalat itu bernilai shalat sunnah mutlak. Tetapi jika ia bertabiratul ihram untuk shalat dua rakaat setelah shalat sebelas rakaat, maka shalat dua rakaat itu tidak jadi jika dilakukan secara sengaja dan tahu. Jika tidak, maka keduanya bernilai shalat sunnah mutlak,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2002 M/1422 H], halaman 100).

 

Demikian penjelasan singkat perihal shalat sunnah witir menurut pandangan Mazhab Syafi’i. Semoga penjelasan singkat ini memotovasi kita untuk mengamalkan shalat witir yang penuh keutamaan sebagaimana hadits yang terjemahannya adalah “Allah itu ganjil dan Dia menyukai jumlah ganjil.” Wallahu a’lam. []

 

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar