Kontemplasi Ramadhan (1)
Welcome Ramadhan
Oleh: Nasaruddin Umar
Rasa rindu sang pencinta Ramadhan akhirnya terobati. Bulan suci Ramadhan yang selalu didoakan dengan: Allahumma balligna Ramadhan (Ya Allah sampaikanlah aku ke dalam bulan Ramadhan) akhirnya terkabulkan. Tentu sang pencinta sudah lama menyiapkan pangkalan pendaratan Ramadhan di dalam kalbu dan pikirannya. Kita sudah berupaya membersihkan dan menyucikan diri sebelum Ramadhan tiba, agar lebih efektif menempa diri kita. Kita sudah harus meluruskan jalan pikiran yang selama ini bengkok, melunakkan hati yang selama ini keras, membersihkan kalbu yang kotor, dan merajut kembali keluarga yang sedang rusak. Ukuran keberhasilan kita di dalam meraih sukses Ramadhan bukan hanya kesalehan individual tetapi kesalehan keluarga dan kesalehan bangsa dan negara. Idealnya bulan Rajab dan Sya'ban adalah bulan transisi untuk menyiapkan pangkalan pendaratan Ramadhan di dalam hati dan pikiran kita. Semoga waktu-waktu yang tersisa ini bisa kita manfaatkan secara intensif untuk memulai shalat-shalat sunat rawatib; baik qabliyah maupun ba'diyah. Baik yang mu'akkad maupun gairu mu'akkad. Kita memulai membuka halaman demi halaman kitab suci Al-Quran, buku-buku, dan channel dakwah di media sosial dan elektronik. Semoga dengan demikian Ramadhan kita kali ini lebih berkualitas ketimbang Ramadhan sebelumnya.
Rangkaian ibadah sosial seperti bersilaturahmi dengan orang-orang yang telah berjasa di dalam hidup kita, termasuk menziarahi makam-makam mereka yang sudah mendahului kita, mengunjungi kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan bantuan seperti panti-panti asuhan, pantai jumpo, dan kelompok-kelompok masyarakat marginal lainnya. Ibadah-ibadah sosial tidak kalah dengan ibadah-ibadah mahdhah, Keistimewaan bulan Ramadhan tidak perlu dipertanyakan. Banyak sekali ayat dan hadis yang menyatakan keistimewaannya. Dari segi namanya saja, Ramadhan berarti menghanguskan, Diharapkan bulan ini bisa membakar hangus dosa-dosa masa lampau yang pernah kita lakukan. Banyak sekali amalan-amalan khusus yang hanya bisa dilakukan di dalamnya, seperti shalat sunnat tarwih, puasa Ramadhan, amalan-amalan dijanjikan berlipat ganda, dan zakat fitra, di samping zakat mal, dan ibadah-ibadah sosial lainnya.
Bulan Ramadhan bagi umat Islam betul-betul bulan dahsyat. Dalam lintasan sejarah dunia Islam hampir semua peristiwa monumentalnya terjadi di dalam bulan suci Ramadhan. Di antaranya pertama kali Al-Quran diturunkan dan sekaligus menandai pelantikan Muhammad Saw, sebagai Nabi, kemenangan besar pasukan Rasulullah di dalam Perang Badr yang bersejarah itu, bertepatan tanggal 17 Maret 624M/17 Ramadlan tahun ke 7 H. Perebutan kembali kota Mekah (fathu Makkah), Ramadhan 8 H; perjanjian Tsaqif yang monumental itu, terjadi dalam bulan Ramadhan 9 H, Diplomasi Qadasiayah, yang membawa keuntungan besar bagi umat Islam, terjadi dalam Ramadhan 15 H., Penaklukan Rodesia, bulan Ramadhan 53 H., Perang Andalusia Spanyol, Ramadhan 91 H., Penaklukan kota Spanyol, Ramadhan 92 H., Runtuhnya Daulat Bani Umayyah yang dinilai sudah banyak korup digantikan rezim baru Bani Abbasia, Ramadhan 132 H., Pemisahan diri Mesir dari Dinasti Abbasia, Ramadhan 253 H. Pendirian Universitas Al-Azhar, Cairo-Mesir, Universitas tertua di dunia, didirikan dalam bulan Ramadhan 361 H. Oleh Dinasti Fatimiyah yang beraliran Syi'ah.
Di dalam bulan Ramadhan juga terjadi penaklukan pasukan Salahuddin al-Ayyubi menghalau pasukan Salib dan merebut kota Surya, Ramadhan 584 H., Pasukan Salib dikalahkan di Baibars, Ramadhan 675 H., Beberapa negara Islam memperoleh kemerdekaan dari penjajah dalam bulan Ramadhan, termasuk Negara Republik Indonesia, memproklamirkan kemerdekaannya dalam bulan Ramadhan yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945, yang baru saja kita peringati kemerdekaannya yang ke 66., dan sejumlah pusat kerajaan lokal di kepulauan Nusantara menyerah kepada system pemerintahan yang bercorak Islam (Sultan), termasuk di antaranya Kerajaan Bone Sulawesi Selatan, kerajaan terakhir di kawasan Timur Indonesia menyerah ke pemerintahan baru bercorak yang Islam. Hingga kini NKRI bertahan karena dijiwai oleh bulan ramadhan.
Sulit dibayangkan begitu banyak peristiwa monumental yang terjadi di dalam bulan Ramadhan. Dalam keadaan berpuasa ternyata menjadi bulan kemenangan bagi umat Islam. Kita tidak bisa menjadikan puasa sebagai alasan untuk menurunkan prestasi. Keikhlasan, kesabaran, kejujuran, kepasrahan, keluhuran budi, dan feminitas yang terasa di bulan Ramadhan ternyata memberikan dampak positif di dalam sejarah dan peradaban Islam. Selamat Datang Ramadhan, semoga engkau betah di dalam hati kami. []
DETIK, 24 April 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar