Jumat, 29 Mei 2020

(Ngaji of the Day) Qasidah ‘Salamullahi Ya Sadah’, Dibaca saat Ziarahi Makam Wali

Qasidah ‘Salamullahi Ya Sadah’, Dibaca saat Ziarahi Makam Wali

 

Menziarahi makam para wali merupakan salah satu hal yang sangat dianjurkan syariat, bahkan sudah menjadi budaya yang dilakukan secara luas oleh masyarakat Muslim di Indonesia, dengan niatan agar mendapatkan keberkahan dari para wali.

 

Selama berziarah, adab atau etika adalah hal pokok yang tak boleh diabaikan, terlebih ketika yang sedang dikunjungi adalah makam para kekasih Allah. Etika tersebut berlaku sebagaimana layaknya kita hormat kepada mereka tatkala masih hidup. Di antara etika tersebut adalah mengucapkan salam, serta membaca berbagai macam dzikir dan doa-doa ketika berada di area makam para wali.

 

Salah satu bacaan yang dianjurkan untuk dibaca para peziarah makam wali adalah qasidah “salam kepada para wali”. Masyarakat sering menyebutnya sebagai qasidah “Salamullahi Ya Sadah”, mengambil nama dari penggalan bait pertama qasidah ini. Syair ini diciptakan Habib Abdullah bin ‘Alawi al-Haddad.

 

Qasidah yang bersisi salam penghormatan dan doa tersebut sebaiknya dibaca ketika baru datang ke makam dan sebelum beranjak dari duduk. Berikut isi qasidah sekaligus artinya:

 

 

        بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

سَـــلاَمُ اللهِ يـَا سَــــادَةْ         مِنَ الرَّحْمٰنِ يَغْـْشَاكُمْ

عِبَــــادَ اللهِ جِـئْنــــاَكُمْ            قَـصَدْنَاكُمْ طَلَبْنَاكُمْ

تُـعِيـْنُوْنَـــــا تُـغِيْثُوْنَـــا            بـهِمَّتِكُمْ وَجَدْوَاكُمْ

فَأَحْبُـوْنَــا وَأَعْـطُوْنَـــا              عَـطَاَياكُمْ هَـدَايَـاكُمْ

فَــــلاَ خَيّـَبْتُـمُوْ ظَـنِّيْ          فَحَاشَاكُمْ وَحَاشَاكُمْ

فَـقـُوْمُوْا وَاشْفَعُوْا فِيْنَا          إِلـَى الرَّحْمٰنِ مَـوْلاَكُمْ

عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى      مَـزَايـا مِنْ مَزَايـَاكُمْ

عَسَى نَظْرةْ عَسَى رَحْمَةْ      تَـغْشَـانَا وَتـَغْشَاكُمْ

سَــــلاَمُ اللهِ حَيـــــَاكُـم           وَعـَيْنُ اللهِ تـَرْعَاكُمْ

وَصَلَّى اللهُ مـَوْلاَنـــاَ          وَسَلَّمْ مَا أَتَـيْنـاكُمْ 

عَلَى الْمُحـْتَارِشَـافِعِنَـا          وَمُـنْقـِذِنـَا وَإِيَّاكُمْ

 

Bismillâhirrahmânirrahîm

Salâmullâhi yâ sâdah minar-Rahmâni yaghsyâkum

'Ibâdallâhi ji’nâkum qashadnâkum thalabnâkum

Tu'înûnâ tughîtsûnâ bihimmatikum wa jadwâkum

Fa ahbûnâ wa a'thûnâ 'athâyâkum hadâyâkum

Falâ khayyabtumû dzannî fahâsyâkum wahâsyâkum

Sa'idnâ idz ataynâkum wa fuznâ hîna zurnâkum

Faqûmû wasyfa'û fînâ ilâr-rahmâni mawlâkum

'Asâ nuhdzâ 'asâ nu'thâ mazâyâ min mazâyâkum

'Asâ nadzrah 'asâ rahmah taghsyânâ wa taghsyâkum

Salâmullâhi hayyâkum wa 'ainullâhi tar'âkum

Wa shallâllâhu mawlânâ wasallam mâ atainâkum

'Alâl mukhtâri syâfi'înâ wa munqidzinâ wa iyyâkum

 

Artinya:

 

“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.

Wahai Tuanku, semoga salam Allah tetap tercurah padamu.

Wahai hamba-hamba Allah, kami datang kepadamu.

Kami bermaksud (bersentuhan dengan rohanimu) dan kami berharap (berkahmu).

Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan tekad dan pencapaianmu (selama ini).

Maka cintailahlah dan berikanlah kepada kami hal-hal yang Allah berikan dan hadiahkan padamu.

Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua (dari sifat tega menyia-nyiakan kami).

Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan menziarahimu, maka bangkitlah dan syafaatilah kami bermohon pada Allah yang bersifat Ar-Rahman, Tuanmu.

Mudah-mudahan kami diberi (Allah) keberuntungan dan diberi limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu.

Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan menyelimuti kami dan engkau.

Semoga engkau semakin dihidupkan dengan keselamatan (dari) Allah dan semoga pandangan Allah senantiasa menuntun engkau.

Mudah-mudahan rahmat Allah dan keselamatan semakin terlimpah kepada tuan kita, manusia pilihan yang mensyafa’ati dan menyelamatkan kita”

 

Sekali lagi, pembacaan qasidah di atas dianjurkan pada saat ziarah ke makam para wali. Anjuran membaca qasidah tersebut merupakan bentuk takzim dan penghormatan kita kepada mereka. Melalui perantara para wali Allah inilah, kita (para peziarah) berharap limpahan keberkahan. Amin allahumma amin. Wallahu a’lam. []

 

Ustadz M. Ali Zainal Abidin, pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah Kaliwining, Rambipuji, Jember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar