Doa Nabi
Muhammad di Malam Lailatul Qadar
Pada hitungan sepuluh
malam terakhir bulan ramadhan, Nabi Muhammad SAW menyambut malam mulia itu
dengan mengajarkan kepada umatnya agar melakukan i’tikaf di masjid. Walaupun
i’tikaf bisa dilakukan kapan saja.
Bahkan dalam
pandangan Imam Syafi’i, walaupun hanya sesaat selama dibarengi oleh niat yang
suci, namun Nabi Muhammad selalu melakukannya pada sepuluh hari dan malam
terakhir bulan puasa. Di sanalah beliau bertadarus dan merenung sambil berdoa.
Salah satu doa yang paling sering beliau baca dan hayati maknanya adalah:
Rabbana atina
fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.
(Wahai Tuhan kami,
anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa api neraka).
Doa yang sering
dipanjatkan oleh Nabi Muhammad tersebut bukan sekadar berarti permohonan untuk
memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat, tetapi juga untuk memantapkan
langkah dalam berupaya meraih kebajikan yang dimaksud. Artinya daya atau
kemampuan untuk mendapatkan kebajikan tersebut. Sebab doa sendiri mengandung
arti permohonan yang disertai usaha.
Kalau yang demikian
itu dapat diraih oleh manusia, maka jelaslah ia telah memperoleh kemuliaan
dunia dan akhirat. Karena itu, tidak heran jika kita mendengar jawaban
Rasulullah SAW yang menunjuk pada doa tersebut ketika istri beliau, Aisyah
radhiyallahu anha menanyakan doa apa yang harus dibaca jika ia merasakan
kehadiran malam lailatul qadar? ***
Disarikan dari M.
Quraish Shihab dalam buku karyanya ”Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran
Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat.” (Mizan, 1999).
[]
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar