Berbagi Berkah dan Menebar Rahmat
Oleh: M. Hasan Mutawakkil Alallah
KEGEMBIRAAN dan keceriaan peserta pawai obor yang
dilaksanakan warga Kampung Melayu, Jakarta Timur, seketika berubah menjadi
ketakutan dan kesedihan setelah terdengar ledakan bom bunuh diri di halte bus
Transjakarta, Kampung Melayu, yang menewaskan tiga anggota kepolisian yang
beberapa saat sebelumnya mengawal pawai obor tersebut. Beberapa orang
dikabarkan terluka cukup parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Sebuah
tragedi memilukan sekaligus memalukan yang terjadi dalam menyambut Ramadan 1438
H akibat ketidakpahaman dan kedangkalan dalam memahami ajaran agama.
Dalam pandangan Al Faqir, keyakinan terhadap suatu
doktrin yang diaktualisasikan dalam perilaku destruktif atas nama agama
merupakan bentuk kesalahan pemahaman. Terlebih, dalam Alquran telah ditegaskan,
Rasulullah Muhammad SAW diutus untuk menebar rahmat bagi semesta alam.
Kesantunan perilaku, sikap welas asih, serta kepekaan terhadap lingkungan
sosial merupakan hal yang harus menjadi prinsip hidup umat Islam. Dengan
demikian, terjadi keseimbangan antara kesalehan vertikal (hablum minallah) dan
kesalehan horizontal atau kesalehan sosial (hablum minannas). Ibadah puasa
merupakan syariat Islam yang dapat menumbuhkembangkan kesalehan vertikal sekaligus
kesalehan sosial sehingga Allah SWT memberikan derajat yang tinggi bagi
hamba-hambanya yang sukses melakukan ibadah puasanya, yaitu predikat muttaqin
dengan segala keistimewaan, jaminan kemudahan, serta kebahagiaan hidup dunia
dan akhirat.
Karena itu, memperoleh predikat muttaqin tidaklah
mudah. Karena menyangkut persoalan mentalitas, diperlukan kekuatan spiritual.
Terutama untuk menundukkan nafsu yang senantiasa mengajak manusia ke dalam
jurang kenistaan, kehinaan, serta kehancuran karena manusia secara bebas tidak
terkendali memperturutkan nafsunya. Untuk itulah, Allah SWT mensyariatkan puasa
agar dapat menjadi perisai yang membentengi manusia dari pengaruh destruktif
hawa nafsu yang menyesatkan.
Dengan beribadah puasa, kita semua berharap Allah SWT
mengampuni seluruh dosa yang telah kita lakukan sebagaimana yang disabdakan
Rasulullah: Barang siapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan hanya mengharap
rida dari Allah, maka akan diampuni segala dosa yang telah diperbuatnya pada
masa lalu. Dengan demikian, setelah melaksanakan ibadah puasa, kita harus
mencerminkan pribadi-pribadi yang pantas menyandang predikat muttaqin. Yaitu
pribadi dengan kualitas spiritual tinggi yang termanifestasi dalam perilaku
keseharian, yang menurut Imam Qusyairi tecermin dalam sikap tawadhu’ (rendah
hati), qana’ah (berpasrah diri kepada Allah), wara’ (menghindarkan diri dari
berbuat dosa dan maksiat kepada Allah), senantiasa berusaha melakukan amal
saleh, serta menebar rahmat dan kedamaian kepada makhluk Allah, terlebih kepada
sesama mukmin.
Menebar kedamaian dan rahmat atau kasih sayang terhadap
orang-orang yang beriman dalam Islam merupakan keharusan sebagaimana sabda
Rasulullah, ”Siapa saja yang tidak memiliki rasa kasih kepada makhluk Allah,
maka ia tidak akan mendapatkan rahmat dan kasih Allah (HR Bukhari).” Dengan
demikian, peringatan tidak mendapatkan rahmat dan kasih Allah menjadi qorinah
(indikasi) wajibnya umat Islam untuk menebar rahmat serta kasih terhadap makhluk
Allah, khususnya sesama mukmin. Begitu juga hadis riwayat Abu Hurairah ra yang
berkata, ”Aku mendengar Abul Qasim SAW, sedang beliau orang jujur dan dapat
dipercaya, beliau bersabda: Sesungguhnya kasih sayang itu tidak akan dicabut,
kecuali dari orang yang celaka (HR Ibnu Hibban).”
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Rasulullah SAW
bersabda, ”Ya Allah, siapa saja yang diberi amanah mengurusi sesuatu di antara
urusan umatku, lalu ia menyusahkan umatku, maka susahkanlah ia. Sebaliknya,
siapa saja yang diberi amanah mengurusi sesuatu di antara urusan umatku, lalu
ia melayani dengan penuh kasih sayang, maka berikanlah rahmat baginya (HR
Muslim).”
Berdasar penjelasan riwayat tersebut, marilah kita
semua sebagai umat yang beriman kepada Allah SWT dalam bulan yang penuh rahmat
dan magfirah ini kita berbagi berkah dan menebar rahmat dengan senantiasa
menumbuhkembangkan kedamaian dan rahmat atau cinta kasih kepada sesama makhluk
Allah dengan selalu melakukan amal kebajikan. Hentikan prilaku jahat dan brutal
yang mengatasnamakan agama. Sebab, pada hakikatnya hal tersebut justru
merupakan penyimpangan agama. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita
semua untuk berubah menjadi hamba yang lebih baik, yang senantiasa mendapatkan
hidayah dan ma’unah-Nya. Amin.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan 1438 H. []
JAWA POS, 30 May 2017
KH M. Hasan Mutawakkil Alallah | Ketua Tanfidziyah PW
NU Jawa Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar