Rabu, 27 April 2016

Sanad Kitab Nihayah Imam Ar-Ramli



Sanad Kitab Nihayah Imam Ar-Ramli


Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan dalam cara memahami hukum agama (fiqih) memilih pendekatan bermadzhab. Di antara banyak madzhab yang pernah ada (bahkan mencapai 13 madzhab) hanya empat saja yang dipilih sebagai acuan bermadzhab. 

Hal ini karena keempatnya dinilai lebih muktabar, terkodifikasikan dengan lengkap dan bertahan dari waktu ke waktu. Keempat madzhab tersebut adalah: Madzhab Hanafi, Madzhab Maliki, Madzhab Syafii, dan Madzhab Hambali.

Adapun madzhab yang mayoritas dianut warga Negara Indonesia pada umumnya dan warga Nahdliyyin khususnya adalah Madzhab Syafi’i yang dibangun oleh Imam Muhammad bin Idris As-Syafii. Salah satu kitab induk yang menjadi rujukan dalam fiqih madzhab syafii adalah Kitab Nihayah yang ditulis oleh Imam Ar-Ramli. 

Berikut ini disajikan silsilah sanad Kitab Nihayah milik Imam Ramli dari Hadlratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari melalui jalur gurunya Syaikh Mahfudh Termas. Sanad ini bukan hanya sanad Kitab Nihayah saja, namun juga kitab-kitab lainnya yang ditulis Imam Ramli.

Sanad dari KH M Hasyim Asy’ari:
1. Hadlratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari
2. Dari Syaikh Mahfudh Termas
3. Dari Syaikh Sayyid Muhammad Amin Al-Madani
4. Dari Muhammad Abi Khadlir
5. Dari Shalih Al-Bukhari
6. Dari Rafi’ al-Qandahari
7. Dari Muhammad bin Abdullah Al-Maghribi
8. Dari Abdillah bin Salim Al-Bashri
9. Dari Ali bin Al-Jamal
10. Dari Sayyid Umar bin Abdir Rahim Al-Bashri
11. Dari As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli

Jalurcabang:
1. Abdullah bin Salim Al-Bashri (sanad nomor 8), juga mengambil (belajar) kitab Nihayah ini dari:
2. Ali Syabramalisi
3. Dari Az-Zayyadi dan Al-Halabi
4. Dari Imam As-Syams Muhammad bin Ahmad Ar-Ramli

Dengan demikian maka jika dihitung semua sanad tersebut beserta cabangnya, maka jumlahnya semua ada 14 sanad. Dalam 12 tingkatan.

Sumber: 
1. Kitab Kifayatul Mustafid karya Syaikh Mahfudh Termas
2. Buku Khittah Nahdliyah karya KH Achmad Shiddiq
3. Buku Ahlussunnah wal Jamaah dalam Tradisi dan Persepsi NU

(Ahmad NurKholis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar