Kupang
adalah sejenis hewan laut semacam kerang atau tiram. Bentuknya teramat sangat
kecil, dengan ukuran tidak sampai 5 milimeter. Berdasarkan wikipedia,
di sana kupang dikatakan bahwa kupang sebagai hewan laut semacam kerang kecil. Disebut juga kerang putih atau Corbula
Faba. Binatang ini biasanya dapat hidup di pinggiran pantai atau lumpur
yang berair asin.
Habitat
kupang biasanya mudah ditemukan di pinggiran pantai utara jawa timur yang
berombak kecil dan sedikit tenang, atau apabila air laut terlihat surut.
Surabaya, Sidoarjo, dan Pantai Madura merupakan lokasi yang kaya akan habitat
kupang ini. Untuk itulah, kupang-kupang kecil yang hidup dan tumbuh di air asin
ini akan terasa sangat gurih apabila telah disajikan di atas piring, sama
gurihnya dengan ikan laut lainnya. Gurihnya kupang tidak akan pernah terlupan,
niscaya akan terus terngiang-ngiang.
Mencari
seporsi lontong kupang di wilayah "Gerbangkertosusila", tidak akan
kesulitan karena hampir semua warganya menyukai makanan ini. Mulai dari
restoran yang mahal, warung atau depot di pinggir jalan, warung tenda
semipermanen, hingga yang berkeliling keluar masuk perkampungan di seluruh
wilayah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan dengan
sangat mudah menikmati lontong kupang ini.
Sekali
panggil, Pakde Imron, warga asli Kepuh Legundi, Kab. Gresik ini dengan cekatan
akan segera meracik seporsi lontong kupang. Dimulai dengan olesan petis, cabe
rawit, dan berbagai macam bumbu yang diuleg di atas piring dengan menggunakan
sendok. Tidak perlu ulegan khusus semacam menguleg sambel terasi atau rujak
cingur. Ulegan yang sudah jadi, masih perlu ditambahkan dengan kuah kupang
secukupnya agar gurihnya lebih terasa mantab.
Selanjutnya
beberapa iris lontong diletakkan di atas piring, ditambahkan dengan lentho
goreng, serta tiga tusuk sate kerang. Finishing dari sajian ini adalah guyuran
kuah gurih dan lezat yang bertabur dengan kupang-kupang kecil yang empuk. Nyam
nyam nyam... Selamat makan, karena lezat dan gurih nya akan terus menerus
terngiang-ngiang.
ANANTO
PRATIKNO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar