Tiga Keistimewaan
Madinah
“Ya Allah
anugerahilah kami cinta kepada Madinah, sebagaimana cinta kami pada Makkah,
berkah cinta yang lebih kepada Madinah.” Demikian hadist riwayat Aisyah yang
menunjukkan betapa Nabi Muhammad saw. sangat cinta pada Madinah.
Madinah berada 500
kilometer utara Kota Makkah. Madinah terletak di dataran tinggi dan di
persimpangan tiga lembah yaitu lembah Aql, lembah Himd, dan lembah Aqiq.
Madinah merupakan wilayah yang dikelilingi gunung. Di sebelah barat ada gunung
Haji, di barat laut ada gunung Salaa, di bagian selatan ada gunung Ir, dan di
utara ada gunung Uhud.
Dulu wilayah ini
dinamakan Yatsrib. Dikisahkan bahwa nama itu mengacu pada orang yang pertama
kali menetap di wilayah itu yaitu Yatsrib bin Qaniyah bin Mahlail bin Iram bin
Abil bin Iwadh bin Iram bin Sam bin Nuh as. sekitar tahun 2600 M. Dalam tradisi
Arab, menamakan suatu wilayah dengan nama orang yang pertama kali tinggal di
situ adalah sebuah penghargaan.
Nama Yatsrib bertahan
hingga berabad-abad lamanya. Hingga akhirnya Nabi Muhammad saw. mengganti
namanya menjadi Madinah pada saat beliau hijrah ke wilayah itu pada tahun 622
M. Sampai akhir hayatnya, Nabi Muhammad saw. tinggal di Madinah selama 10
tahun.
Nabi Muhammad saw.
merubah nama Yatsrib menjadi Madinah bukan tanpa sebab. Ada komitmen untuk
melahirkan sebuah peradaban dan tatanan baru di kota Madinah. Dan terbukti,
Nabi Muhammad saw. dan umat Islam berhasil menjadikan Madinah sebagai pusat
peradaban pada masanya. Nabi Muhammad saw. sukses menjadikan Madinah sebagai
laboratorium toleransi dimana masyarakatnya hidup rukun di bawah konstitusi
bersama, Piagam Madinah.
Dari Madinah pula,
dakwah Islam berkembang pesat ke seluruh jazirah Arab bahkan ke seluruh penjuru
dunia. Tidak perlu meragukan lagi bahwa Madinah menyimpan banyak sejarah yang
panjang, utamanya terkait dengan sejarah kebangkitan Islam. Ditambah, Madinah
juga menyimpan banyak cerita tentang kehidupan Nabi Muhammad saw.
Lalu, jika
dibandingkan dengan kota-kota lainnya, apa keistimewaan Madinah? Apa yang
membuat orang-orang untuk datang ke sana? Dan apa yang membuat Madinah ‘beda’
dengan yang lainnya?
Merujuk buku Madinah:
Kota Suci, Piagam Madinah, dan Teladan Muhammad saw., setidaknya ada tiga
keistimewaan kota Madinah. Pertama, Kota Nabi. Jika Makkah identik dengan Nabi
Ibrahim as. karena telah membangun Ka’bah, maka Madinah identik dengan Nabi
Muhammad saw. Iya, Nabi Muhammad saw. adalah orang yang mengganti nama Yatsrib
menjadi Madinah. Dia adalah orang yang berhasil menyatukan suku-suku yang terus
berselisih dengan Piagam Madinah. Dia pula orang yang berhasil menjadikan
Madinah sebagai pusat peradaban pada masanya.
Di samping itu semua,
Nabi Muhammad saw. menghabiskan sisa umurnya di Madinah. Meski berhasil
menaklukkan Makkah dalam peristiwa Fathu Makkah, tapi Nabi Muhammad saw. tidak
lantas tinggal di sana. Ia memilih untuk kembali ke Madinah karena saking
cintanya dengan kota ini. Hingga akhirnya ia wafat dan jasadnya dikebumikan di
bumi Madinah. Maka tidak heran jika Madinah dikenal sebagai Kota Nabi.
Nabi Muhammad saw.
juga berhasil menjadikan Madinah sebagai kota suci kedua umat Islam setelah
Makkah. Sehingga siapapun tidak diperkenankan untuk melangsungkan peperangan
dan perbuatan-perbuatan kotor lainnya yang dapat mencemari kesucian Madinah.
"Sesungguhnya
keimanan akan berpusat di Madinah, sebagaimana ular berpusat di rongga-rongga
lubang bumi," kata Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadist.
Dikisahkan, saking
menghormati kesucian Madinah, Imam Malik -salah satu imam madzhab empat- tidak
mau mengendarai hewan apapun saat memasuki Kota Nabi itu. Alasannya, ia malu
menginjak bumi Madinah dengan menggunakan kaki hewan. Hal yang sama juga
dilakukan Imam Syafi’i.
Kedua, Kota Ilmu.
Sebuah peradaban besar tidak akan eksis tanpa adanya ilmu pengetahuan. Begitu
pun peradaban Islam. Pada zaman Nabi Muhammad saw. ilmu pengetahuan menjadi
sesuatu yang sangat penting. Ada banyak cerita soal ini. Salah satunya adalah
cerita tentang tawanan perang yang akan dilepaskan manakala mereka bersedia mengajar
baca tulis anak-anak Muslim.
Masjid Nabawi menjadi
pusat kegiatan pendidikan. Nabi Muhammad saw. memberikan pengajaran –utamanya
ajaran-ajaran keislaman- kepada para sahabatnya di masjid ini. Di sini pula
Nabi dan para sahabat berdiskusi tentang banyak hal. Mulai dari persoalan
sosial hingga politik. Masjid Nabawi berubah menjadi pusat aktivitas umat Islam
saat itu. Tidak hanya tempat ibadah saja.
Aktifitas belajar
mengajar di Masjdi Nabawi terus berkembang hingga ke generasi berikutnya.
Tercatat, empat imam madzhab: Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali juga pernah
belajar di Masjid Nabawi. Tradisi keilmuan itu terus berkembang bahkan hingga
hari ini. Saat ini ada beberapa universitas prestisius di Madinah, diantaranya
Universitas Islam Madinah, Universitas Taibah, Sekolah Tinggi Teknologi
Madinah, Sekolah Tinggi Industri Yanbu, dan lainnya.
Ketiga, Kota
Pertanian. Madinah dikenal sebagai kota yang subur dan banyak air. Lembah Aqiq
menjadi lembah yang paling subur di Madinah karena dialiri air langsung dari
sumur Rauma. Sehingga dari dulu banyak masyarakat Madinah yang bertani.
Termasuk para sahabat nabi seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, dan
lainnya.
Ada banyak sumur di
Madinah yang berfungsi untuk pengairan lahan-lahan pertanian seperti sumur
Rauma, A’waf, Bidha’ah, Birha, dan Gharas. Di samping itu, di Madinah juga ada
banyak gunung berapi. Hal inilah yang menyebabkan tanah Madinah menjadi
subur.
Salah satu hasil
pertanian Madinah yang terkenal adalah kurma. Tanah Madinah memang sangat cocok
ditanami kurma. Banyak orang yang menanam kurma sehingga Madinah menjadi
salah satu kota yang memiliki ladang kurma terbesar. []
(A Muchlishon
Rochmat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar