Pesan Moral
Berpecah adalah Musuh
Utama Ukhuwah: Jaga Ukhuwah untuk Indonesia yang Aman dan Damai
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada
Allah SWT, Indonesia terus berkembang menjadi sebuah negara yang hidup
berdasarkan kepada nilai-nilai luhur bangsa dimana masyarakatnya dapat hidup
aman-tenteram saling menghormati, dan rukun berdampingan secara harmonis antara
satu dengan yang lainnya.
Hari ini, Indonesia dikenal publik
Internasional sebagai negara yang patut dijadikan percontohan dan teladan,
terutama dalam menjadikan faktor kebhinnekaan (keanekaragaman) justru sebagai
kekuatan. Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia telah berhasil meletakkan hubungan
agama dengan negara secara ideal.
Agama tidak lagi dipertentangkan dengan
negara. Nilai agama melebur dengan budaya lokal yang baik, melahirkan spirit
wathoniyah (nasionalisme yang tumbuh subur dengan berkembangnya nilai
keagamaan). Sebagaimana yang disampaikan Hadlratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari,
pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama yakni:
حب
الوطن من الإيمان
"Cinta tanah air adalah bagian
dari Iman"
Tidak begitu halnya yang terjadi di beberapa
negara, terutama di negara-negara Teluk ataupun di negara-negara sekuler.
Hari ini negara-negara teluk seperti Irak,
Pakistan, Afghanistan, Suriah, Yaman dan lainnya, memasuki suatu babakan baru
yang disebut sebagai "failed-state", negara gagal, diakibatkan keliru
menerapkan hubungan agama dan negara, sehingga keduanya dipertentangkan satu
sama lain yang akibatnya menimbulkan kekacaubalauan.
Ratusan ribu bahkan jutaan manusia menjadi
korban atas peperangan yang timbul akibat kesalahpahaman. Sementara di
negara-negara sekuler yang hanya mengedepankan rasionalitas tanpa agama justru
melahirkan titik balik suatu peradaban yang tidak lagi "memanusiakan
manusia".
Dewasa ini, kita tengah menghadapi suatu
diskursus publik yang luas, terutama dalam penyikapan masyarakat atas
pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu, yang
menimbulkan kontroversi di hampir seluruh kalangan. Bahkan sebagian kalangan
mengatasnamakan "Aksi Bela Islam II" akan menggelar aksi besar
tanggal 4 November mendatang.
Mencermati eskalasi dan perkembangan keadaan
terkini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bersama ini menegaskan:
1. Mari jaga persatuan dan kesatuan
bangsa. Pererat tali silaturahim antar komponen masyarakat. Berpecah adalah
musuh utama dari ukhuwah. Ukhuwah adalah modal utama kita di dalam membangun
suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur. Jaga Ukhuwah
Wathoniyah (persaudaraan setanah air) dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan
sesama manusia), agar Indonesia terbebas dari ancaman perpecahan.
واعتصموا
بحبل الله جميعا ولاتفرقوا
“Berpegang teguhlah kalian semua
pada tali Allah, dan jangan berpecah-belah (QS: Ali-Imran, 103)”
2. Kepada seluruh pengurus NU dan warga
NU untuk secara pro-aktif turut menenangkan situasi, menjaga agar suasana yang
aman dan damai tetap terpelihara dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana
dengan provokasi dan hasutan. PBNU melarang penggunaan simbol-simbol NU untuk
tujuan-tujuan di luar kepentingan sebagaimana menjadi keputusan jamiyyah NU.
3. Mengimbau kepada aparat kepolisian
untuk segera melakukan tindakan dan langkah sesuai dengan prosedur hukum dan
perundangan yang berlaku, agar dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan
tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah. Upaya ini harus dilakukan guna
menghindarkan terjadinya yang cenderung menimbulkan kegaduhan dan anarki.
4. Kepada para pihak yang hendak
menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa, PBNU mengimbau agar tetap menjaga
akhlakul karimah dengan tetap menjaga ketertiban, menjaga kenyamanan lalu
lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat demi keutuhan NKRI.
5. Mari tengadahkan tangan mohon
petunjuk dan berdoa semoga Indonesia selalu diberi kesejukan dan kedamaian
dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan dari Allah SWT.
اللهم
أنت السلام ومنك السلام وإليك يعودالسلام فحينا ربنا بالسلام وأدخلنا الجنة
دارالسلام
حسبناالله
ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصي
Jakarta, 28 Oktober 2016/27 Muharram 1438
وَاللهُ
الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ
وَالسَّــــــــــــــلَامُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
DR KH Ma’ruf Amin
Rais Aam PBNU
KH Yahya C. Staquf
Katib Aam PBNU
Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum PBNU
DR HA. Helmy Faishal Zaini
Sekretaris Jenderal PBNU
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar