Argumentasi
Peringatan Maulid Nabi
Judul
: Argumentasi Peringatan Maulid Nabi Bantahan Terhadap Salafi-Wahabi
Penulis
: M. Baits Kholili dan M. Faiz Nasir
Penerbit
: Surabaya, Pustaka
Radja
Cetakan
: Agustus 2016
Tebal
: xii + 114 halaman
Peresensi
: Yunidan Halimah, Mahasantri
Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember dan Mahasiswa IAIN Jember.
Secara istilah Maulid
nabi Muhammad SAW merupakan perayaan kelahiran baginda Nabi SAW, dengan tujuan
mengingat sirah beliau untuk menanamkan kecintaan kepadanya, serta
mempraktikkan seluruh ajarannya. Ada sejarah tersendiri dari perayaan Maulid
Nabi SAW. Menurut beberapa pendapat orang yang pertama kali mengadakan perayaan
maulid Nabi SAWadalah Syaikh bin Muhammad Umar al-Mulla (Abad 6 H) dan kemudian
diikuti oleh Raja Irbil (Malik Mudzaffar Abu Sa’id al-Kukkburi bin Buktikin).
Namun pada hakikatnya
perayaan maulid, sudah dilakukan oleh Nabi SAW sebagai shahib maulid itu
sendiri. Beliau merayakan kelahirannya dengan berpuasa pada tiap hari senin,
tidak dalam bentuk seremoni perayaan maulid Nabi SAW seperti yang dilakukan
oleh raja Irbil dan kemudian terlaksan hingga saat ini.
Dibalik dari perayaan
maulid Nabi SAW ini sendiri tidaka hanya sekedar perayaan seperti biasanya,
namun ada beberapa keutamaan dan faedah dari perayaan maulid Nabi Muhammad SAW.
Sebelum itu, didalam perayaan maulid Nabi SAW ada beberapa unsur yang
terkandung didalamnya diantaranya kebaikan, atau bahkan unsur syara’ seperti
membaca al-Qur’an, shalawat, sedekah, nasihat, silaturrahmi, dan mengingat
sejarah Rasulullah SAW dan mensyukuri lahirnya beliau. (Hal: 56)
Adapun keutamaan dan
faedah dari perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, sebagaimanaberikut: (1)
Pembacaan sirah Nabawiyah (2) Pembacaan shalawat Nabi SAW
(3) Kebaikan sosial
(4) Pembacaan al-Qur’an dan lain-lain (5) Memperoleh hikmah dari kisah-kisah
orang yang mmengagungkan Maulid Nabi SAWdan (6) Menghadirkan ruh Nabi SAW.
Sedangkan hikmah
merayakan Maulid Nabi SAW pada hari Senin adalah:
Pertama, sebagaimana
tertera dalam hadis bahwa Allah SWT menciptakan pepeohonan pada hari Senin, dan
hal itu merupakan peringatan besar bahwa penciptaan rezeki-rezeki,
makanan-makanan pokok, serta kebutuhan primer yang lainnya.
Kedua, lafadz “rabi”
dari pecahan kata rabi’ul awwal merupakan isyarat kebaikan serta tafa’ul
(berharapan baik).
Ketiga, bulan Rabi’
adalah paling seimbangnya cuaca bulan diantara beberapa bulan, sedangkan
syari’at Nabi SAW adalah paling seimbangnya syari’at diantara beberapa
syari’at.
Keempat, Allah SWT
menghendaki untuk memuliakan bulan ini dengan kelahiran Nbi SAW.
Mayoritas ummat Islam
dipenjuru dunia ini merayakan maulid Nabi Muhammad SAW. Bahkan menjadi
rutinitas tahunan yang ditepatkan pada bulan Rabi’ul Awwal namun ada sebagian
kelompok Salafi Wahabi yang menolak keras terhadap perayaan Maulid Nabi SAW ini
dengan dalih bahwa perayaan semacam ini tidak pernah dilakukan dan dipraktekkan
oleh Nabi SAW sendiri bahkan para sahabat, tabi’in, dan semua orang yang hidup
akhir era generasi salaf.
Seremonial perayaan
Maulid Nabi SAW memang tidak pernah dilakukan oleh Nabi SAW dan sahabatnya.
Akan tetapi nilai-nilai serta komponen-komponen yang terkandung didalam
perayaan Maulid Nabi SAW ini merupakan anjuran syara’. Perayaan hanyalah sebuah
seremonial yang membungkus dan mewadahi serangkaian ibadah-ibadah yang
terlaksana didalamnya. (Hal 98)
Melihat dari buku ini
ada beberapa poin yang membuat buku ini memang layak untuk dibaca oleh semua
kalangan mulai dosen, ustadz, santri, dan para stakeholder yang lain yang ingin
tahu tentang dalil-dalil maulid Nabi. Kelebihan lain buku ini adalah bahwa
pemaparan dari semua isi serta pokok pemikiran yang ingin disampaikan oleh
penulis kepada pembacaa sangat jelas alias tidak berbelit-belit sehingga
mudah difahami oleh pembacanya dan serasa enak dan mengalir.
Namun, disamping itu,
ada beberapa poin kekurangan dari buku ini, yaitu: banyaknya penulisan ayat
al-Qur’an serta hadis yang ditulis tanpa harakat atau tanda baca, sehingga
membuat sebagian pembaca tidak mengerti apa yang di maksud dari penjelasannya. Serta
ada beberpa tata bahasa dan penulisan yang kurang tepat. Serta desain sampul
yang kurang sempurna. Wallahu’alam. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar