Pondok Pesantren
Darul Falah Be – Songo, Ngaliyan, Semarang – Jawa Tengah
Sejarah Perkembangan
Pesantren Besongo
Berdirinya Pondok
Pesantren Darul Falah Besongo bermula dari sebuah fakta bahwa tantangan
modernitas bagi mahasiswa yang semakin besar. Banyak mahasiswa yang menampilkan
aktivitas kesehariannya kurang sesuai dengan ajaran keagamaan, misalnya pacaran
secara bebas, sering pulang malam di tempat kots masing-masing, tata etika yang
tidak mencerminkan sopan santun yang terdapat pada nilai Islam. Hal ini sangat
memprihatinkan ketika mahasiswa-mahasiswa tersebut notabene adalah mahasiswa
dari perguruan tinggi islam. Tata etika yang kurang mencminkan pada kode etik
Islam, membawa pada penurunan citra mahasiswa Islam.
Fakta ini
mengantarkan pada semangat untuk memperbaiki citra moralitas mahasiswa Islam,
dengan menyelenggarakan model pendidikan pesantren di tengah masyarakat.
Pesantren menjadi salah satu solusi untuk membangun keunggulan moralitas. Di
samping itu, pesantren ini sebagai wadah untuk meningkatkan sisi spiritualitas
dan intelektualitas santri. Karena itu, penyelenggaraan pendidikan pesantran
ini banyak difokuskan pada mengisi dan melatih spiritualitas, keluhuran akhlak,
keunggulan pengetahuan dan kecakapan hidup agar mampu menghadapi tantangan
zaman.
Pesantren Darul Falah
Besongo berdiri sejak tahun 2008. Secara fisik pesantren ini bermula dari
pengadaan rumah kos yang menampung mahasiswa yang bertempat tinggal. Rumah kos
ini cukup sederhana dengan fasilitas perumahan yang apa adanya, yang tidak menggambarkan
sarana pendidikan. Pada perkembangan berikutnya, mulai dilakukan penataan fisik
yang mendukung penyelenggaraan pendidikan model pesantren.
Dari tahun ke tahun
perkembangannya melaju dengan cepat, baik dari jumlah santri, fisik bangunan
dan kegiatan santri secara lambat laun semakin bertambah dan semakin padat.
Bangunan pesantran ini pada tahun 2008 hanya bangunan yang berupa rumah satu
lantai dengan jumlah 5 kamar. Sering berjalannya waktu, pada tahun 2009
bangunan direnovasi menjadi 3 lantai berisi 8 kamar, 1 ruang halaqoh dan 1
aula. Akan tetapi seiring bertambahnya santri, bangunan direnovsi lagi menjadi
3 lantai yang berisi 13 kamar, dan 1 ruang aula yang begitu luas untuk pusat
kegiatan santri.
Kini pondok pesantren
Darul Falah Besong mampu merubah “image” kos putri yang menjadi pondok
pesantren yang konsern akan akhlakul karimah kecakapan hidup dan wawasan
keagamaann. Darul Falah Besongo dilekatkan pada nama pondok sebagai tafa’ul dari
pondok pesantren Darul Falah Jekulo Kudus. Karena pada sejatinya, Ponpes Darul
Falah adalah milik Romo KH. Ahmad Basyir Jekulo Kudus (pengasuh Ponpes Darul
Falah Jekulo Kudus). Ponpes Darul Falah Be-Songo diasuh oleh putra menantu
beliau, yaitu Dr. KH. Imam Taufiq, M.Ag, suami dari Ibu Hj. Arikhah, M.Ag, yang
bertempat tinggal di perumahan bank niaga komplek B-13 sekaligus sebagai Dosen
Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang.
Secara historis,
be-songo merupakan tempat bersejarah bagi pengembangan agama dan ilmu
pengetahuan. Sebelum menjadi pesantren Darul Falah Be-songo, pada tahun
1997-2000, tempat ini pernah menjadi pusat kegiatan Mahasiswa Islam dengan nama
Raisyan Fikr, dimana menjadi tempat kajian dan diskusi mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang. Setelah itu, pada tahun 2001-2005 menjadi
pesantren “Bismillah” di bawah asuhan Habiburrahman Sirazy, beliau adalah
pengarang Novel Islam, diantaranya Novel Ayat-Ayat Cinta, Ketika Cinta
Bertasbih dan lain-lain.
Saat ini tempat yang
mempunyai nilai historis tersebut, telah berubah menjadi pondok pesantren Darul
Falah Be-Songo yang memiliki harapan luar biasa dalam mencetak karakter santri
dalam mengembangkan kecakapan hidupnya untuk memepersiapkan diri di masa yang
akan datang. Perkembangan selanjutnya Dr. KH. Imam Taufiq, M.Ag bekerja sama dengan
Dr. Muhyar Fanani untuk menghidupkan pesantren sehingga jumlah santri menjadi
bertambah dan tempat asrama santripun ditambah dan bertempat di Blok C-9.
Bertambahnya santri
yang mendaftar untuk belajar di pesantren ini pada tahun 2012 membuat pengasuh
berinisiatif untuk menambah gedung pondok. Dengan kondisi wilayah
pesantren yang terletak di perumahan, tidak memungkinkan untuk melebarkan
gedung pondok, sehingga penambahan gedung terletak di lokasi berbeda pada
perumahan yang sama yakni di Blok A-7. Gedung ini dibangun dengan 3 lantai yang
terdiri 1 aula dan 7 kamar. Selain itu, pada awal tahun 2013 bertambah satu
gedung lagi, letaknya di Blok B-5 yang merupakan amanah dari salah seorang
relasi pengasuh bernama Bapak Yoga Sadana, salah seorang Direktir di Cimb-Niaga
Jakarta. Rumah 2 lantai yang terdiri dari 5 Kamar dan 1 aula ini sebelumnya
adalah rumah kos untuk mahasiswa, karena para anak kos yang kurang bisa merawat
rumah tersebut, akhirnya Bapak Yoga Sadana berinisiatif untuk memberi amanah
kepada pengasuh pondok untuk mengelola rumah tersebut menjadi bagian dari
Pesantren Besongo.
Perkembangan
selanjutnya, di awal bulan Oktober tahun 2013 Pesantren Besongo mendapatkan
amanah mengelola Pendidikan Kader Ulama (PKU) dari Direktorat Jendral
Pendidikan Diniyah dan Pesantren Kementerian Agama RI. Design pendidikan ini
merupakan integrasi model pesantyren salaf dengan pendidikan ilmiah ala
perguruan tinggi. Pesantren Besongo dipilih dikarenakan memiliki model
pendidikan dan kekhasan dalam pengelolaan pesantren. Model pendidikan ditandai
denga semaraknya kegiatan yang berbasis kajian kitab kuning bahasa dan
keterampilan. Selain itu kuatnya pengembangan keterampilan bagi santri juga
menjadi karakter Pesantren ini. Dengan model asrama yang tersebar di beberapa
titik, menjadikan Pesantren mampu menyemaikan nilai kepesantrenan di lingkungan
perumahan yang menjadi lokasi pondok ini.
Dengan ragam
pendidikan dan kajian di Pesantren ini menjadikan Besongo salah satu pesantren
terkemuda yang mengatarkan santri-nya menjadi insan-insan yang cakap, berbudi
bekerti luhur serta memiliki wawasan dan pengetahuan agama yang mumpuni.
Diharapkankan nantinya akan menghasilkan santri dan alumni yang bermanfaat
untuk bangsa agama dan masyarakat dengan perpegagang teguh pada nilai-nilai
Islam yang damai, santun dan egaliter.
VISI
Berakhlak Mulia
dengan Kompetensi Keagamaan dan Kecakapan Hidup Yang Handal
MISI
1.
Melaksanakan pembelajaran agama Islam
dengan mengutamakan pengalaman untuk mewujudkan lulusan yang memiliki keteguhan
spiritualitas dan keluhuran akhlak.
2.
Melaksanakan pembelajaran yang
mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif melalui diskusi, debat
ilmiah dan pemecahan kasus.
3.
Mengembangkan kegiatan pelatihan
ketrampilan untuk mewujudkan lulusan yang memiliki kecakapan hidup agar mampu
menghadapi tantangan zaman.
KURIKULUM
Kurikulum
1.
Sesuai dengan cita-cita dan impian
yang terangkum dalam visi dan misi, ponpes Darul Falah be-Songo menyusun
kurikulum yang meliputi berbagai bidang, seperti:
2.
Bidang Keagamaan Kitab Kuning
3.
Tauhid: kitab Tijanud Durori,
Aqidatul Awam, dan Kifayatul Awam
4.
Fiqh: kitab Fathul Qorib, Safinatun
Naja dan Hidayatul Mujtahid dan
5.
Akhlaq Tasawuf: kitab Minhajul
Abidin dan Ihya’ Ulumuddin
6.
Hadits: kitab Arba’in Nawawi dan
Bulughul Maram
7.
Tafsir maudhu’i al-Qur’an
8.
Tartil dan tahfidz al-Qur’an
Bidang Keilmiahan
1.
Halaqoh dan Bahsul masa’il
2.
Pelatihan: jurnalistik, ICT
3.
Kursus bahasa asing (Bahasa Arab dan
Bahasa Inggris)
4.
Aktifitas website
5.
Studium general
Bidang Kecakapan
Hidup
1.
Sulam: benang, pita, dan kruistik.
2.
Rajut
3.
Flanel
4.
Baki lamaran
5.
Menjahit
6.
Memasak: lauk, kue (basah dan kering),
dll.
7.
Membatik
8.
Holtikultura
9.
Kecantikan: tata rias, potong rambut.
10.
Keterampilan manik-manik.
Bidang Hidmah dan
Kemasyarakatan
1.
Membantu pelaksanaan posyandu
2.
Membantu operasional Madrasah Diniyah
3.
Bakti lingkungan: bersih-bersih
kampung, musholla, dll.
4.
Mengikuti kegiatan di musholla: shalat
berjamaah, dziba’an, tahlil, kultum pada bulan Ramadhan.
5.
Mengentaskan buta aksara al-Qur’an
6.
Mengikuti kegiatan masyarakat: senam,
kerja bakti, dll.
Bidang Kecakapan Lain
1.
Pelatihan MC, resolusi konflik,
mediasi, kesehatan reproduksi, dan gender mainstreaming.
2.
Khitobah
3.
Tilawah
4.
Seni rebana
5.
Mengenal masakan daerah
6.
Strategi planning
[]
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar