Selasa, 29 Maret 2016

(Ponpes of the Day) Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak – Jawa Tengah



Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak – Jawa Tengah


I. LOKASI

Pondok Pesantren Futuhiyyah, terletak di kampung Suburan Barat, Desa Mranggen, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak Jawa Tengah, 200 meter dari jalan raya Semarang – Purwodadi, KM 13,5. Menempati areal seluas 1.85 Ha. berada ditengah-tengah perkampungan dengan batas- batas :

Sebelah utara                : Pekuburan / Desa Brumbung
Sebelah tirnur                : Perkampungan Suburan Timur
Sebelah selatan             : Perkampungan Suburan Tengah
Sebelah barat                : Perkampungan Suburan Barat


II. SEJARAH BERDIRI

A. PERIODE AWAL :

Didirikan oleh Simbah KH. Abdurrahman bin Qosidil Haq bin Abdullah Muhajir, kurang lebih pada tabun 1901. Secara outentik tahun berdirinya belum dapat dipastikan, karena tidak ditemukan data yang kongkrit. Hanya saja menurut cerita orang-orang tua, bahwa pada hujan abu akibat meletusnya gwumg Kelud di permulaan abad 20, Pondok Pesantren Futuhiyyah sudah berdiri, walaupun santrinya masih relatif sedikit, hanya dari daerab Mranggen dan sekitamya.Mereka datang ngaji ke Pondok hanya pada malam hari karena pada pagi harinya hllfUS pulang kerumah untuk membantu orang tua mereka, oleb. karena itu disebut santri kalong.

Bermula hanya sebuah surau ( langgar ) yang sebagian digunakan untuk tempat ibadah, mengaji dan musyawarah, sebagian lagi digunakan tempat tinggal oleh santri.

Mereka belajar secara sederhana dan traditional sekali, Yang diajarkan pada mulanya hanya : membaca Al-Qur'an, fashalatan, kitab-kitab tatjamah atau kitab makna gandul, membiasakan bacaan Maulud Diba' - Barzanji, bimbingan untuk mempraktekkan tasawwuf dengan melakukan dzikir ala Thariqoh Qodiriyah wa-n Naqsyabandiyah dan diajak berguru kepada Simbah KH. Ibrahim bin H. ThoOO Surodadi Menggolo, Brumbung (KH. Abdurrahman adalah badal Thoriqoh Qodiriyah wan Naqsyabandiyah simbah KH. Ibrahim).

B. PERIODE PERTENGAHAN

Simbam. Abdul1ahman mengasuh Pondok Pantren Futuhiyyah hingga akhir hayatnya pada tahun 1942 { peringatan hari wafat “Haul” nya diselenggarakan setiap tanggal 12 Dzulhijjah }.

Tahun 1926 bertepatan dengan lahimya Nahdlatul Ulama di Surabaya yang diikuti dengan berdirinya cabang NU di daerah Demak, KH Utsman Abdurrahman dengan bantuan beberapa ternan pengurus NU Mranggen, mendirikan Madrasah Diniyah Awaliyah.

Mulai Tahun 1927 tanggung jawab pengelolaan Pondok Pesantren yang sudah mendirikan pindidikan formal tersebut diserahkan kepada putera-putera beliau. Dan beliau masll membimbing, mengarahkan dan tnengontrol, Hal tersebUt beliau lakukan, karena diharapkan untuk menjadikan mereka sebagai kader-kadet yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat mengharuillkan nama baik agama, nusa, bangsa dan keluarga.

Dan putera yang pertama kali beliau serahi estafet kepemimpinah ialah putera sulung beliau, yaitu KH. Utsman Abdurrahman sepulangnya dari Pondok Pesantren KH. Ma’shum Lasem, Rembang,

Pada awalnya KH. Utsman masih mempunyai banyak waktu untuk mengurus Pondok Pesantren maupun Madrasah dan sekaligus mengurus Jam'iyah Nahdlatul Ulama Cabang Mranggen, namup sete1ah urusan NU semakin menuntut pengalr diannya lebih banyak, terutama dalam pembinaan generasi mudadengan menyelenggarakan pelatihan wat dan kesenian rodatan serta tabligh ke desa:desa pedalaman, akhimya urusan Pondok Pesantren dan Madrasah beliau serahkan kepada adiknya ; KH. Muslih Abdurrahman (putera kedua KH. Abdlurrahman ) yang kebetulan saat itu sedang liburan dari Pondok Pesantren Sarang Rembang.

Selama dua tahun ; 1931-1932, KH. Muslih Abdurrahman harus mengemban amanat yang diberikan Orang tua dan kakaknya untuk mengelola dan mengembangkan Pondok Pesantren dan Madrasah.

Semangatnya yang tinggi dalam menuntut dan mendalami TImu membuat KH. Muslih Abdurrahman setelah mengejawantah Pondok Pesantren dan Madrasah selama 2 tahun, beliau kembali ke Pondok Pesantren Termas, dan untuk pengelolaan Pondok dan Madrasah diserahkan kepada adiknya : KH. Murodi Abdurrahman (Putra ketiga KH. Abdurrahman).

Tahun 1936 KH. Muslih Abdurrahman pulang dari Pondok Pesantren Termas kepemimpinan Pondok dan Madrasah kembali diserahkan dari KH. Murodi kepada beliau, disamping KH. Murodi masih tetap membantu, bingga akhirnya beliau dibuatkan Pondok sendin oleh Simbah KH. Abdurrahman terletak diujung barat kampung Suburan Barat, berbatasan dengan kampmg Pmgkuran yang diberi nama Pondok Pesantren AL- F ALAR (sekarang bemama Pondok Pesantren KH. Murodi.

Sedangkan KH. Ustman juga mendirikan Pondok Pesantren sendiri khusus putri, yang terletak di JaIan Raya Mranggen dengan nama ANNURIYAH.

Dibawah kepemimpinan KH. Muslih yang kedua inilah, Pondok Pesantren Futuhiyyah setapak demi setapak mulai berkembang dan mulai menjadi tujuan para santri dari berbagai daerah yang menetap/mukim di pondok. Kamar ( gothaan ) santri mulai dibangun dan didirikan, Langgar (surau/Musholla) dibangun menjadi Masjid.


Pada tahun inilah ( 1936 ) pondok pesantren mulai membuka Madrasah Tsanawiyah. Akan tetapi perkembangan Madrasah tidak sepesat pondok, bahkan sempat terhenti, hal ini diakibatkan adanya perang, baik di masa penjajahan Jepang dan masa perang Kemerdekaan.

Pada perang kemerdekaan I, Santri - santri yang berusia belasan tahun ( santri kecil ) diungsikan ke desa Prampelan kecamatan Sayung, desa asal Ibu Nyai Marfu'ah Siraj; istri KH. Muslih, dirasa masih kurang aman para santri kecil tersebut dipindahkan dari Prampelan ke Desa Tanggung, Kedungjati, Grobogan. Sementara para Santri yang berusia muda dan besar ikut memanggul senjata untuk berjuang melawan penjajah merebut kemerdekaan bersama-sarna dengan Laskar SABILILLAH dan HIZBULLAH yang berrmarkas di pondok, bahkan Pondok pesantren Futuhiyyah dijadikan markas mereka untuk sektor Semarang Tenggara.

Pada saat perang merebut kemerdekaan II, para santri mengungsi ke desa Rimbu. Rejosari, kecamatan Karangawen hingga peperangan berakhir. Setelah perang kemerdekaan II usai, para santri dan guru-gurunya kembali ke pondok melanjutkan kegiatan belajar mengajar baik belajar secara non formal di Pondok atau secara formal di Madrasah.

KH. Muslih dibantu beberapa adikdan kelurganya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi berusaha mengembangkan pondok pesantren, dari sinilah kemudian pondok pesantren dari tahun ke tahun mengalami perkembangan pesat yang berarti, sehingga beberapa lembaga barn dapat didirikan, diantaranya :

Tahun 1962     : Madrasah Aliyah Diniyah ( Sekolah lanjutan Tingkat Atas )
Tahun 1963     : MadrasahWajib Belajar ( MWB ) I Madrasah Ibtidaiyah ( MI ).

Untuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, Pondok Pesantren mendirikan :
Tahun1966: Sekolah Persiapan Fakultas Hukum Islam (SPFHI), Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta, cabang Mtanggen.
Tahun 1967     : Taman Kanak-kanak,
Tahun 1972     : Sekolah UmumTingkat Pertama ( SMP ) dan
Tahun 1978     : Fakultas Syari'ah UNNU,:fi1ial Surakarta.

Menyadari kelemahan managemen yang. diterapkan selarna ini, KH. Muslih mengizinkan usulan putera-puteranyauntuk niendirikan Yayasan di Pondok Pesantren, dan oleh karena itu padatahun 1977 dibentuklah yayasan yang bemama :

Yayasan Futuhiyyah dengan nomor akte 13 tahun 1977 dan Notaris ; Rusybandi Yahya, SH Sernarang.

Disamping pendidikan formal tersebut diatas, KH. Muslih selaku pengasuh sentral yang dibantu adik; putera dan menantunya menyelenggarakan pengajian klasik kitab kuning salafy secara wetonan atau sorogan diluar jam sekolah.

Bahkan dari semenjak beliau pulang dari pondok, kemudian menetap dan mengejawantah pondok dan madrasah, sebagaimana di Pondok-pondok lain setiap bulan Ramadhan selalu mengadakan pengajian kilatan ( pengajian kitab kuning salafy yang dikhatamkan dalam waktu singkat ), dimulai dari pertengahan bulan sya'ban; tanggal 17 sampai 20 - 25 Ramadhan, kitab yang pemah dibaca diantaranya ialah :

Kitab-kitab Fiqih dan Ushul fiqh :
1. Al-Muhazdzab.
2. Al-Qulyuby wa Umairoh.
3. Al-Mizan al-Sya'my Al-Kubro.
4. Fathu-l Mueen.
5. Fathu-l Wahhab;
6. Bidayah Al-Mujtahid
7. Jam'ul Jawami, Dll.

Kitab-kitab Alat (Qowa'id Al-Loughoh Al-Arabiyah) :
1. Syarah 100 Aqeel.
2. Dahlan Alfiyah.
3. Hasyiayah Khudhory.
4. Mughny-l Labib.
5. Uqudul luman, Dll.

Kitab- kitab Hadits :
1. Shahih Bukhon.
2. Shahih Muslim
3. Sunan Abi Dawud.
4. Sunan Nasa'ie.
5. Sman 100 Majah.

Kitab-kitab Tafsir :
1. Tafsir Munir Li-n NawawiAI-Bantany.
2. Tafsir NasafY, Dll.

Dan lain-lainnya, secara bergantian tiap ramadhan kitab-kitab tersebut diatas. dibaca dan dikhatamkan dalam waktu sebagaimana disebutkan diatas.

KH. Muslih mengasuh Pondok Pesantren hingga akhir hayatnya, beliau wafat dalam perjalanan Ibadah Hajinya, pada hari Rabo ; tanggal 12 Syawal 1401 H.

Bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 1981 M. di Jeddah, Saudi Arabia, setelah melaksanakan ibadah yang diidam-idamkan ; Umrah dalam bulan Ramadhan dan ziarah Rasul Allah SAW, beliau dimakamkan dipekuburan Ma'la, Makkah AI­Mukarramah, bersebelahan dengan makam Sayyidatina Asma' Binti Abu Bakar As­Shiddiq Radhiyallahu anhum.

C. PERIODE PENGEMBANGAN :

Setelah KH. Muslih Abdurrabman wafat, kepemimpinan Pondok Pesantren dipegang oleh KH. MS. Luthfi Hakim, putera kedua KH. Muslih, dengan didampingi pamannya KH. Ahmad Muthohar Abdurrahman, putera ke empat KH. Abdurrahman dan dibantu oleh keluarga,besar Bany Abdurrahman.
Semua kegiatan keilmuan dan kemasyarakatan yang semula dijalankan dan dimonitor sendiri oleh KH. Muslih, kini dilaksanakan secara kolektif, bersama-sama oleh Keluarga besar Bany Abdurrabman yang sebagian besar menjadi pengurus Yayasan.

Pada periode ini, setelah pondok pesantren membentuk Yayasan perkembangannya dari hari kehari semakin pesat, baik dilihat dari segi perkembangan fisik sarana pendidikan, maupun dilihat dari jumlah santri/peserta didik.

Dalam sejarah perkembangannya, perkembangan sarana dapat dicatat sebagai berikut :

PERIODE
JENIS.PEMBANGUNAN
JML
PERMANEN
KETERANGAN
Awal
(Permulaan)
Surau / Musholla
Pondok (Gothaan)
Madrasah
1
2
1
Semi
Semi
Semi
Sederhana
Pertengahan
Masjid An-nur
Pondok Santri

Madrasah
1
1
1
4
2
Permanen
Satu Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
Pengembangan
Masjid
Pondok Santri

Madrasah
Aula (Qoo’ah)
Kamar Tamu
1
4
1
12
1
1
Permanen
Dua lantai
Dua Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai


Dibidangkelembagaan, padaperiode pengembangan ini didirikan :
NO
THN BERDIRI
NAMA LEMBAGA
KETERANGAN
1
1983
Madrasah Tsanawiyah – 2

2
1983
Madrasah Aliyah – 2

3
1983
Sekolah Menengah Atas

5
1990
Fakultas Syari’ah IIWS
Kelanjutan FHI UNNU
6
1996
Taman Pendidikan Al – Qur’an
Al – Qur’an Terpadu
7
1998
Sekolah Menengah Kejuruan
Jurusan Audio Video & Mekanik Otomotif

Keterangan :
Madarasah Tsanawi'yah - 2 dan Aliyah - 2 didirikan bertujuan agar para lulusan dari SD dan SMP atau Madrasah Tsanawiyah yang belum pernah belajar kitab kuning klassik dapat meneruskan pendidikannya kesitu, menengingat  Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang selama ini ada di yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah telah mapan dan membakukan kitab pegangannya dengan kitab-kitab kuning kalssik (kutub al-Shafra') yang telah disesuaikan dengan Kurikulum yang berlaku di Departemen Agama.

Untuk menunjang kegiatan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah yang dijadikan salah satu pilot proyek Pusat Informasi Pesantren (PIP) dari 8 Pondok Pesantren diseluruh Indonesia yang pencanangannya dipusatkan di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang pada tanggal13 April 1985 oleh Menteri Penerangan : Bapak H. Harmoko. Pondok Pesantren Futuhiyyah memandang perlu dan penting untuk mendirikan beberapa Iembaga, diantaranya :
1. Direktorat Penelitian dan Pengembangan.
2. Direktorat Pengabdian dan Hubungan Masyarakat.
3. Direktorat Peningkatan Kesejahteraan Keluarga.
4. Direktorat Pengembangan Informasi.
5. Direktorat Umum dan Personalia.


III. LEMBAGA PENDIDIKAN YANG ADA:

A. PENDIDIKAN FORMAL :
NO
NAMA LEMBAGA
TAHUN BERDIRI
1.       
Diniyyah Awaliyah
1927
2.       
Madrasah Tsanawiyah ( 1 )
1936
3.       
Madrasah Aliyah ( 1 )
1962
4.       
Madrasah Ibtidaiyah (MWB)
1963
5.       
Taman Kanak – Kanak
1967
6.       
Sekolah Menengah Pertama
1972
7.       
Fak. Hukum Islam UNNU
1978
8.       
Madrasah Tsananwiyah – 2
1983
9.       
Madrasah Aliyah – 2
1983
10.   
Sekolah Menengah Atas
1983
11.   
Fak. Syari’ah IIWS
1984
12.   
Taman Pendidikan Al – Qur’an
1990
13.   
Madrasah Tsanawiyah – 3
1996
14.   
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
1998

B. PENDIDIKAN NON FORMAL :
1. PengajianAl-Qur'an bi-l ghaib dan bi-n Nadhor.
2. Pengajian Kitab-kitab kalssik (Wetonan, Bandongan dan Sorogan).
3. Pengajian khusus (kilatan) bulan Ramadhan dan libur Sekolah ( Juni - Juli).
4. Pengajian khusus Thoriqoh :
·         Hari Senin untuk Pria.
·         Hari Kamis untuk Wanita/perempuan


IV. CIVITAS AKADEMlKA :

A. KEADAAN SANTRI ( PESERTA DIDIK )

Peserta didik Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah berasal dari segala penjuru Indonesia, setiap tahtm jumlahnya semakin bertambah banyak, sehingga melebihi daya tampung kamar pemondokan maupun ruang kelas yang ada, Pengurus Yayasan sudah dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk menyediakan fasilitas pemondokan dan ruang belajar, namun tambahan kamar dan ruang tidak dapat mengimbangi pertambahan santri.

Hal ini dapat dilihat dari data santri sembilan Tahun terakhir :

Tahun 1991/1992        : 3.310 Orang
Tahun 1992/1993        : 3.390 Orang
Tahun 1993/1994        : 3.350 Orang
Tahun 1994/1995        : 3.450 Orang
Tahun 1995/1996        : 3.515 Orang
Tahun 1996/1997        : 3.755 Orang
Tahun 1997/1998        : 3.850 Orang
Tahun 1998/1999        : 3.897 Orang
Tahun 1999/2000        : 4.179 Orang
Tahun 2000/2001        : 4.323 Orang
Tahun 2001/2002        : 4.513 Orang
Tahun 2002/2003        : 4.619 Orang
Tahun 2003/2004        : 5.003 Orang
Tahun 2004/2005        : 5.443 Orang
Tahun 2005/2006        : 5.643 Orang
Tahun 2006/2007        : 6.131 Orang
Tahun 2007/2008        : 6.123 Orang

Asal daerah santripun semakin mengembang kalau pada tahun ajaran 1994/1995 terdiri dari daerah seluruh Jawa ; Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DIY dan DKI, Luar Jawa ; Bali, Lampung, Palembang, Riau, Aceh, Kalbar, mulai tahun ajaran 1995/1996 ada santri yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.

Dari sekian santri, 65% diantaranya mukim di Pondok pesantren dan selebibnya melajo dari daerahnya masing-masing, Santri yang mukim ditampung di Pondok Pesantren Futuhiyyah dan Pondok Pesantren dibawah Yayasan ( keluarga ) atau Pondok Pesantren yang ada disekitar Futuhiyyah.

B. PONDOK PESANTREN SE-YAYASAN FUTUHJYY AH :

NO
NAMA PONDOK
NAMA PENGASUH
ALAMAT

PP. KH. Murodli
KH. A.Maghfur Murod
Jl. Suburan Barat Mranggen

PP. Al-Badriyyah
KH. Muhibbin Muhsin
Jl. Suburan Barat Mranggen

PP. Al-Falah
KH. A. Ghozali Ihsan
Jl. Suburan Barat Mranggen

PP. Al-Amien
KH.M.Ali Mahsun
Jl. Suburan Timur Mranggen

PP. Al-Mubarok
KH. Mahdun Zen
Jl. Brumbungan Mranggen

PP. Al-Anwar
KH. A. Basyir Hamzah
Jl. Suburan Tengah Mranggen

C.PONDOK PESANTREN DI SEKITAR FUTUHIYYAH :
NO
NAMA PONDOK
NAMA PENGASUH
ALAMAT
1.       
Sekolah Islam Salaf
KH. Nadhif Zuhri
Giri Kusumo Mranggen
2.       
PP. Ibrohimiyyah
KH. Ihsan Ibrahim
Brumbung Mranggen
3.       
PP. As-Syarifah
KH. Wahab Mahfudhi
Brumbung Mranggen
4.       
PP. An-Nidhimiyah
KH. Mukarrom
Brumbung Mranggen
5.       
PP. Rohmaniyyah
K. Nur Hadi
Menur Mranggen
6.       
PP. Nuriyah
Drs. K. Abdul Malik
Jl. Raya Mranggen
7.       
PP. An-Nur
Drs. Habib Mustawam
Jl. Raya Mranggen
8.       
PP. Al – Maghfur
Drs. K. Muhlisin Ms.
Jl. Raya Mranggen
9.       
PP. Al-Murtadlo
K. A.Lathif Ma’mun
Kauman Mranggen
10.   
Raudhotul Muttaqin
KH. Ishaq Ahmad
Jl. Jagaln Mranggen
11.   

KH.M.Rofi’ie Masyhuri
Kebonbatur Mranggen
12.   

k. Abdul Karim
Kangkung Mranggen

D. DEWAN ASATIDZAH DAN STAF KANTOR

Dewan Asatidzah/Tenaga pengajar merupakan pembantu Kyai/Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah dalam hal mendidik para santri dalam mengembangkan llmu, baik ilmu pengetahuan Agama atau umum dan mensyi'arkan Agama Islam ditengah-tengah Masyarakat pesantren khususnya maupun masayarakat umum

Mereka terdiri dari Tenaga-tenaga profesional dibidangnya masing-masing yang berasal dari berbagai pondok pesantren dan Perguruan Tinggi didalam negeri maupun luar Negeri.

Staf pengajar berjumlah sekitar 297 orang dari berbagai disiplin llmu.

Untuk mengurus administrasi dan kelancaran roda organisasi, pengurus Yayasan PondokPesantren Futuhiyyah mengangkat 45 orang tenaga administrasi yang diperbantukan kepada lembaga-Iembaga se Yayasan. maupun sebagai staf sekretariat yayasan. Sebagian. besar tenaga Administrasi tersebut berawal dari alumni  Futuhiyyah.

E. CABANG FUTUHIYYAH :

Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah mempiunyai cabang yang diasuh oleh para Alunmi dari Pondok Pesantren Futuhiyyah dan mempunyai hak otonom penuh. Futuhiyyah pusat hanya sekedar sebagai pembina dan pembimbing dalam mengembangkannya, cabang-cabang tersebut adalah :

1.     PP. Raudhatul Tholibin, Jragung, Karang Awen, Demak, diasuh . oleh KH. Muhammad Marwan    Al-Hafidh.
2.     PP. Al-Hidayat, Krasak, Gillltur, diasuh oleh : KH. Misbahul Munir.
3.     PP. Futuhiyyah 1 dan 2, Bukit Kemuning, Lampung Utara, diasuh oleh K. Abdul Wahid.

Banyak pula para alunmi Futuhiyyah yang mendirikan Madarsah maupun Pondok Pesantren yang menggunakan nama Futuhiyyah, tetapi secara struktural dan organisatoris tidak ada hubungan dengan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah, di Mranggen, diantaranya adalah Madrasah Tsanawiyah di Palebon Semarang Timur, PP Futuhiyyah di Tawangharjo, Semarang, di Godong Purwodadi dan di Kebumen, Kalianget, Wonosobo.


V. TAMU PENTING YANG PERNAH BERKUNJUNG :

1.     Tahun 1960, Menteri Negara Penghubung Alim Ulama RI ; Dr. KH. Idham Kholid.
2.     Tahun 1966, Waperdam III / Menko Kesra RI ;
3.     Tahun 1972, Pangdam VII Diponegoro ; Brigjen Yasir Hadibroto.
4.     Tahun 1978, Menetri Agama RI ; Dr. A. Mu'thi Ali.
5.     Tahun 1979, Duta Besar Kerajaan Saudi Arabia.
6.     Tahun 1984, Kapolwi1 Semarang : Yusnan H. Usman.
7.     Tahun 1984, Puspen ABRI ; Kol. Hadi Soepeno
8.     Tahun 1984;, Kapolda IX ; Mayjen Pol. R. Soenaryo
9.     Tahun 1984, Pangdam VTI Diponegoro : Brigjen Soegiarto
10.  Tahun 1984, Wakil Gubemur KDH Tingkat I Jateng;
11.  Tahun 1984, Pangkowilhan Jawa Madura; Moh. Yogi S. Memet.
12.  Tahun 1984, PANGAB RI, Jendral LB. Moerdany.
13.  Tahun 1985, Gubernur KDH Tingkat I Jateng ; HM. Ismail.
14.  Tahun 1985, Kakanwil Depag; H. Halimi AR.
15.  Tahun 1985, Kapolda Jateng; Mayjen. Pol. Drs. Moh Sanusi.
16.  Tahun 1986, Kepala BP7 Kalsel ; Drs. Kasyful Anwar dan rombongan.
17.  Tahun 1987, Ketua Menteri Serawak ; Y AB Datuk Patinggi Haji Abdul Taib Mahmud
18.  Tahun 1987, Atase Ugama Kedubes Malaysia; Zaenal Abidin bin Jaffar.
19.  Tahun 1987, Marsda TNI R. Hartono, Ketua rombongan SUSYAWAN XIII ABRI Bandung dengan rombongan.
20.  Tahun 1989, Wakil Presiden RI ; H. Soedharmono, SH dan Ibu.
21.  Tahun 1989, Menteri Agama RI; H. Mooawir Syadzali dan Ibu.
22.  Tahun 1989, Menteri Kehutanan ; Ir Hasrul Harahap.
23.  Tahun 1989, Gubemur KDH. Tingkat I Jateng; HM. Ismail dan Istri.
24.  Tahun 1989, PangdamIV; Brigjen Wismoyo Arismooandar.
25.  Tahun 1989, Kapolda ; Brigjen Muslihat .
26.  Tahun 1989, Kejasaan Tinggi ; Ridlwan Sani, SH.
27.  Tahun 1989, Ketua DPRD Tngkat I; Ir. Sukorahardjo.
28.  Tahun 1989, Secretary General of OIC Jeddah Saudi Arabia; Hamid Al-Gabid dan rombongan.
29.  Tahun 1990, Gubemur KDH I Jateng, HM. Ismail.
30.  Tahun 1990, Prof Maulana M. Fariduddin Attar, MA ketua rombongan dari Deputy Commisioner, Faridpur, Bangladesh.
31.  Tahun 1991, Menteri Penerangan; HM. Harmoko.
32.  Tahun 1991, Dewan Bandaraya Kuala Lumpur - Malaysia; Muhammad Syaibany, Hj. Utsman, Hj. Musa bin Muhammad Nuh dan Abdul samad Lope Pihie.
33.  Tahun 1991, Yuten Higa, Nishino, Setsuo, Takeuchi Tashiko, Kohet Ogoshi, ­Tokyo University, 20-18-5 Bankyo Ku, Tokyo, Japan.
34.  Tahun 1992, Ketua Umum DPP-PDI; Drs. H. Soerjadi dan rombongan.
35.  Tahun 1992, Rombongan Traveling seminar BKKBN Pusat.
36.  Tahun 1992, Dirjen Pajak, Drs. Marie Muhammad dan rombongan.
37.  Tahun 1992, Rombongan Traveling Seminar BKKBN Pusat.
38.  Tahun 1994, K:etua DPP-PDI ; Megawati Soekamoputri.
39.  Tahun 1995, Ketua UmumDPP-PPP; KH. Ismail Metarium., SH.
40.  Tahun 1996, Asian Development Bank ; Dr. Simon Mendoza, Dr. Alfredo N. Nachor dan rombongan
41.  Tahun 1996, Ketua Umum Satkar Ulama ; H. Tjokro Pranolo dan rombongan
42.  Tahun 1996, Ketua Umum Nahdlatul Ulama; K.H. Abdurrohaman Wahid.
43.  Tahun 1997, Sekjen DEPAG; H Khotib Quzwain
44.  Tahun 1997 , Menpora ; Bp. Hayono Isman dan rombongan.
45.  Tahun 1998, Kapolda Nur Fauzi
46.  Tahun 1998, Pangdam IV Tyasno Sudiarto
47.  Tahun 2000, Menteri Pendidikan Nasional ; Bp. DR. Yahya Muhaimin
48.  Tahun 2000, Menteri Agama ; KH. Drs. Tholhah Hasan
49.  Tahun 2000, Komisi VI DPR.RI

VI. PERISTIWA PENTING YANG PERNAH DISELENGGARAKAN DI PP FUTUHIYYAH

1.     Tahun 1971, Musyawaroh Besar dan Konggres Jam'iyah Ahlith Thariqoh Al­ Mu'tabaroh.
2.     Tahun 1984, Silaturrahmi Ulama Se Jawa Tengah dengan PANGAB RI.
3.     Tahun 1984, Pencanangan Pusat Informasi Pesantren se Indonesia, untuk Jawa Tengah, oleh Gubemur Jawa Tengah.
4.     Tahun 1985, Pelatihan Jumalistik Santri, kerja sama PP Futuhiyyah, SKH. Suara Bengawan dan Sekolah Tinggi llmu Komunikasi ( STIK ) Semarang.
5.     Tahun 1988, Seminar Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, kerjasama dengan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).
6.     Tahun 1989, Mu'tamar Jam'iyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-NahdliyahVII
7.     Tahun 1990, Musyawaroh Kubro Jam'iyah Ahlith Thoriqoh.
8.     Tahun 1991, Pertemuan Ulama Pondok Pesantren PIP se Jawa Tengah.
9.     Tahun 1992, Seminar Tentang Fiqih Perpajakan, kerjasama dengan Pimpinan Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiah.
10.  Tahun 1996, Silaturrahmi Ulama Thariqoh se Jawa dan Madura.
11.  Tahun 1996, Halaqah tentang Kriteria dan jatidiri Pondok Pesantren, Pimpinan Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Jawa Tengah.
12.  Tahun 1997, Halaqoh Nasional Pola Kemitraan Muslimah pada Dunia Pesantren, PP.Rabithah Ma'ahid Islamiyah

[*****]

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar