Pondok Pesantren
Futuhiyyah, Mranggen, Demak – Jawa Tengah
I. LOKASI
Pondok Pesantren
Futuhiyyah, terletak di kampung Suburan Barat, Desa Mranggen, Kecamatan
Mranggen, Kabupaten Demak Jawa Tengah, 200 meter dari jalan raya Semarang –
Purwodadi, KM 13,5. Menempati areal seluas 1.85 Ha. berada ditengah-tengah
perkampungan dengan batas- batas :
Sebelah
utara
: Pekuburan / Desa Brumbung
Sebelah
tirnur
: Perkampungan Suburan Timur
Sebelah
selatan
: Perkampungan Suburan Tengah
Sebelah
barat
: Perkampungan Suburan Barat
II. SEJARAH BERDIRI
A. PERIODE AWAL :
Didirikan oleh Simbah
KH. Abdurrahman bin Qosidil Haq bin Abdullah Muhajir, kurang lebih pada tabun
1901. Secara outentik tahun berdirinya belum dapat dipastikan, karena tidak
ditemukan data yang kongkrit. Hanya saja menurut cerita orang-orang tua, bahwa
pada hujan abu akibat meletusnya gwumg Kelud di permulaan abad 20, Pondok
Pesantren Futuhiyyah sudah berdiri, walaupun santrinya masih relatif sedikit,
hanya dari daerab Mranggen dan sekitamya.Mereka datang ngaji ke Pondok hanya
pada malam hari karena pada pagi harinya hllfUS pulang kerumah untuk membantu
orang tua mereka, oleb. karena itu disebut santri kalong.
Bermula hanya sebuah
surau ( langgar ) yang sebagian digunakan untuk tempat ibadah, mengaji dan
musyawarah, sebagian lagi digunakan tempat tinggal oleh santri.
Mereka belajar secara
sederhana dan traditional sekali, Yang diajarkan pada mulanya hanya : membaca
Al-Qur'an, fashalatan, kitab-kitab tatjamah atau kitab makna gandul,
membiasakan bacaan Maulud Diba' - Barzanji, bimbingan untuk mempraktekkan
tasawwuf dengan melakukan dzikir ala Thariqoh Qodiriyah wa-n Naqsyabandiyah dan
diajak berguru kepada Simbah KH. Ibrahim bin H. ThoOO Surodadi Menggolo,
Brumbung (KH. Abdurrahman adalah badal Thoriqoh Qodiriyah wan Naqsyabandiyah
simbah KH. Ibrahim).
B. PERIODE
PERTENGAHAN
Simbam. Abdul1ahman
mengasuh Pondok Pantren Futuhiyyah hingga akhir hayatnya pada tahun 1942 {
peringatan hari wafat “Haul” nya diselenggarakan setiap tanggal 12 Dzulhijjah
}.
Tahun 1926 bertepatan
dengan lahimya Nahdlatul Ulama di Surabaya yang diikuti dengan berdirinya
cabang NU di daerah Demak, KH Utsman Abdurrahman dengan bantuan beberapa ternan
pengurus NU Mranggen, mendirikan Madrasah Diniyah Awaliyah.
Mulai Tahun 1927
tanggung jawab pengelolaan Pondok Pesantren yang sudah mendirikan pindidikan
formal tersebut diserahkan kepada putera-putera beliau. Dan beliau masll
membimbing, mengarahkan dan tnengontrol, Hal tersebUt beliau lakukan, karena
diharapkan untuk menjadikan mereka sebagai kader-kadet yang dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat mengharuillkan nama baik agama, nusa, bangsa
dan keluarga.
Dan putera yang
pertama kali beliau serahi estafet kepemimpinah ialah putera sulung beliau,
yaitu KH. Utsman Abdurrahman sepulangnya dari Pondok Pesantren KH. Ma’shum
Lasem, Rembang,
Pada awalnya KH.
Utsman masih mempunyai banyak waktu untuk mengurus Pondok Pesantren maupun
Madrasah dan sekaligus mengurus Jam'iyah Nahdlatul Ulama Cabang Mranggen, namup
sete1ah urusan NU semakin menuntut pengalr diannya lebih banyak, terutama dalam
pembinaan generasi mudadengan menyelenggarakan pelatihan wat dan kesenian
rodatan serta tabligh ke desa:desa pedalaman, akhimya urusan Pondok Pesantren
dan Madrasah beliau serahkan kepada adiknya ; KH. Muslih Abdurrahman (putera
kedua KH. Abdlurrahman ) yang kebetulan saat itu sedang liburan dari Pondok
Pesantren Sarang Rembang.
Selama dua tahun ;
1931-1932, KH. Muslih Abdurrahman harus mengemban amanat yang diberikan Orang
tua dan kakaknya untuk mengelola dan mengembangkan Pondok Pesantren dan
Madrasah.
Semangatnya yang
tinggi dalam menuntut dan mendalami TImu membuat KH. Muslih Abdurrahman setelah
mengejawantah Pondok Pesantren dan Madrasah selama 2 tahun, beliau kembali ke
Pondok Pesantren Termas, dan untuk pengelolaan Pondok dan Madrasah diserahkan
kepada adiknya : KH. Murodi Abdurrahman (Putra ketiga KH. Abdurrahman).
Tahun 1936 KH. Muslih
Abdurrahman pulang dari Pondok Pesantren Termas kepemimpinan Pondok dan
Madrasah kembali diserahkan dari KH. Murodi kepada beliau, disamping KH. Murodi
masih tetap membantu, bingga akhirnya beliau dibuatkan Pondok sendin oleh
Simbah KH. Abdurrahman terletak diujung barat kampung Suburan Barat, berbatasan
dengan kampmg Pmgkuran yang diberi nama Pondok Pesantren AL- F ALAR (sekarang
bemama Pondok Pesantren KH. Murodi.
Sedangkan KH. Ustman
juga mendirikan Pondok Pesantren sendiri khusus putri, yang terletak di JaIan
Raya Mranggen dengan nama ANNURIYAH.
Dibawah kepemimpinan
KH. Muslih yang kedua inilah, Pondok Pesantren Futuhiyyah setapak demi setapak
mulai berkembang dan mulai menjadi tujuan para santri dari berbagai daerah yang
menetap/mukim di pondok. Kamar ( gothaan ) santri mulai dibangun dan
didirikan, Langgar (surau/Musholla) dibangun menjadi Masjid.
Pada tahun inilah (
1936 ) pondok pesantren mulai membuka Madrasah Tsanawiyah. Akan tetapi
perkembangan Madrasah tidak sepesat pondok, bahkan sempat terhenti, hal ini
diakibatkan adanya perang, baik di masa penjajahan Jepang dan masa perang
Kemerdekaan.
Pada perang
kemerdekaan I, Santri - santri yang berusia belasan tahun ( santri kecil )
diungsikan ke desa Prampelan kecamatan Sayung, desa asal Ibu Nyai Marfu'ah
Siraj; istri KH. Muslih, dirasa masih kurang aman para santri kecil tersebut
dipindahkan dari Prampelan ke Desa Tanggung, Kedungjati, Grobogan. Sementara para
Santri yang berusia muda dan besar ikut memanggul senjata untuk berjuang
melawan penjajah merebut kemerdekaan bersama-sarna dengan Laskar SABILILLAH dan
HIZBULLAH yang berrmarkas di pondok, bahkan Pondok pesantren Futuhiyyah
dijadikan markas mereka untuk sektor Semarang Tenggara.
Pada saat perang
merebut kemerdekaan II, para santri mengungsi ke desa Rimbu. Rejosari,
kecamatan Karangawen hingga peperangan berakhir. Setelah perang kemerdekaan II
usai, para santri dan guru-gurunya kembali ke pondok melanjutkan kegiatan
belajar mengajar baik belajar secara non formal di Pondok atau secara formal di
Madrasah.
KH. Muslih dibantu
beberapa adikdan kelurganya dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang
tinggi berusaha mengembangkan pondok pesantren, dari sinilah kemudian pondok
pesantren dari tahun ke tahun mengalami perkembangan pesat yang berarti,
sehingga beberapa lembaga barn dapat didirikan, diantaranya :
Tahun 1962
: Madrasah Aliyah Diniyah ( Sekolah lanjutan Tingkat Atas )
Tahun 1963
: MadrasahWajib Belajar ( MWB ) I Madrasah Ibtidaiyah
( MI ).
Untuk menjawab
tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, Pondok Pesantren
mendirikan :
Tahun1966: Sekolah
Persiapan Fakultas Hukum Islam (SPFHI), Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta,
cabang Mtanggen.
Tahun
1967 : Taman Kanak-kanak,
Tahun 1972
: Sekolah UmumTingkat Pertama ( SMP ) dan
Tahun
1978 : Fakultas Syari'ah UNNU,:fi1ial Surakarta.
Menyadari kelemahan
managemen yang. diterapkan selarna ini, KH. Muslih mengizinkan usulan putera-puteranyauntuk
niendirikan Yayasan di Pondok Pesantren, dan oleh karena itu padatahun
1977 dibentuklah yayasan yang bemama :
Yayasan Futuhiyyah
dengan nomor akte 13 tahun 1977 dan Notaris ; Rusybandi Yahya, SH Sernarang.
Disamping pendidikan
formal tersebut diatas, KH. Muslih selaku pengasuh sentral yang dibantu adik;
putera dan menantunya menyelenggarakan pengajian klasik kitab kuning salafy
secara wetonan atau sorogan diluar jam sekolah.
Bahkan dari semenjak
beliau pulang dari pondok, kemudian menetap dan mengejawantah pondok dan
madrasah, sebagaimana di Pondok-pondok lain setiap bulan Ramadhan selalu
mengadakan pengajian kilatan ( pengajian kitab kuning salafy yang dikhatamkan
dalam waktu singkat ), dimulai dari pertengahan bulan sya'ban; tanggal 17
sampai 20 - 25 Ramadhan, kitab yang pemah dibaca diantaranya ialah :
Kitab-kitab Fiqih dan
Ushul fiqh :
1. Al-Muhazdzab.
2. Al-Qulyuby wa
Umairoh.
3. Al-Mizan al-Sya'my
Al-Kubro.
4. Fathu-l Mueen.
5. Fathu-l Wahhab;
6. Bidayah
Al-Mujtahid
7. Jam'ul Jawami,
Dll.
Kitab-kitab Alat
(Qowa'id Al-Loughoh Al-Arabiyah) :
1. Syarah 100 Aqeel.
2. Dahlan Alfiyah.
3. Hasyiayah
Khudhory.
4. Mughny-l Labib.
5. Uqudul luman, Dll.
Kitab- kitab Hadits :
1. Shahih Bukhon.
2. Shahih Muslim
3. Sunan Abi Dawud.
4. Sunan Nasa'ie.
5. Sman 100 Majah.
Kitab-kitab Tafsir :
1. Tafsir Munir Li-n
NawawiAI-Bantany.
2. Tafsir NasafY,
Dll.
Dan lain-lainnya,
secara bergantian tiap ramadhan kitab-kitab tersebut diatas. dibaca dan
dikhatamkan dalam waktu sebagaimana disebutkan diatas.
KH. Muslih mengasuh
Pondok Pesantren hingga akhir hayatnya, beliau wafat dalam perjalanan Ibadah
Hajinya, pada hari Rabo ; tanggal 12 Syawal 1401 H.
Bertepatan dengan
tanggal 10 Agustus 1981 M. di Jeddah, Saudi Arabia, setelah melaksanakan ibadah
yang diidam-idamkan ; Umrah dalam bulan Ramadhan dan ziarah Rasul Allah SAW,
beliau dimakamkan dipekuburan Ma'la, Makkah AIMukarramah, bersebelahan dengan
makam Sayyidatina Asma' Binti Abu Bakar AsShiddiq Radhiyallahu anhum.
C. PERIODE
PENGEMBANGAN :
Setelah KH. Muslih
Abdurrabman wafat, kepemimpinan Pondok Pesantren dipegang oleh KH. MS. Luthfi
Hakim, putera kedua KH. Muslih, dengan didampingi pamannya KH. Ahmad Muthohar
Abdurrahman, putera ke empat KH. Abdurrahman dan dibantu oleh keluarga,besar
Bany Abdurrahman.
Semua kegiatan
keilmuan dan kemasyarakatan yang semula dijalankan dan dimonitor sendiri oleh
KH. Muslih, kini dilaksanakan secara kolektif, bersama-sama oleh Keluarga besar
Bany Abdurrabman yang sebagian besar menjadi pengurus Yayasan.
Pada periode ini,
setelah pondok pesantren membentuk Yayasan perkembangannya dari hari kehari
semakin pesat, baik dilihat dari segi perkembangan fisik sarana pendidikan,
maupun dilihat dari jumlah santri/peserta didik.
Dalam sejarah
perkembangannya, perkembangan sarana dapat dicatat sebagai berikut :
PERIODE
|
JENIS.PEMBANGUNAN
|
JML
|
PERMANEN
|
KETERANGAN
|
Awal
(Permulaan)
|
Surau / Musholla
Pondok (Gothaan)
Madrasah
|
1
2
1
|
Semi
Semi
Semi
|
Sederhana
“
“
|
Pertengahan
|
Masjid An-nur
Pondok Santri
Madrasah
|
1
1
1
4
2
|
Permanen
“
“
“
“
|
Satu Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
|
Pengembangan
|
Masjid
Pondok Santri
Madrasah
Aula (Qoo’ah)
Kamar Tamu
|
1
4
1
12
1
1
|
Permanen
“
“
“
“
“
|
Dua lantai
Dua Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
Satu Lantai
Dua Lantai
|
Dibidangkelembagaan,
padaperiode pengembangan ini didirikan :
NO
|
THN BERDIRI
|
NAMA LEMBAGA
|
KETERANGAN
|
1
|
1983
|
Madrasah Tsanawiyah – 2
|
|
2
|
1983
|
Madrasah Aliyah – 2
|
|
3
|
1983
|
Sekolah Menengah Atas
|
|
5
|
1990
|
Fakultas Syari’ah IIWS
|
Kelanjutan FHI UNNU
|
6
|
1996
|
Taman Pendidikan Al – Qur’an
|
Al – Qur’an Terpadu
|
7
|
1998
|
Sekolah Menengah Kejuruan
|
Jurusan Audio Video & Mekanik Otomotif
|
Keterangan :
Madarasah Tsanawi'yah
- 2 dan Aliyah - 2 didirikan bertujuan agar para lulusan dari SD dan SMP atau
Madrasah Tsanawiyah yang belum pernah belajar kitab kuning klassik dapat meneruskan
pendidikannya kesitu, menengingat Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah yang
selama ini ada di yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah telah mapan dan
membakukan kitab pegangannya dengan kitab-kitab kuning kalssik (kutub
al-Shafra') yang telah disesuaikan dengan Kurikulum yang berlaku di
Departemen Agama.
Untuk menunjang
kegiatan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah yang dijadikan salah satu pilot
proyek Pusat Informasi Pesantren (PIP) dari 8 Pondok Pesantren diseluruh
Indonesia yang pencanangannya dipusatkan di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang
pada tanggal13 April 1985 oleh Menteri Penerangan : Bapak H. Harmoko. Pondok
Pesantren Futuhiyyah memandang perlu dan penting untuk mendirikan beberapa
Iembaga, diantaranya :
1. Direktorat
Penelitian dan Pengembangan.
2. Direktorat
Pengabdian dan Hubungan Masyarakat.
3. Direktorat
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga.
4. Direktorat
Pengembangan Informasi.
5. Direktorat Umum
dan Personalia.
III. LEMBAGA
PENDIDIKAN YANG ADA:
A. PENDIDIKAN FORMAL
:
NO
|
NAMA LEMBAGA
|
TAHUN BERDIRI
|
1.
|
Diniyyah Awaliyah
|
1927
|
2.
|
Madrasah Tsanawiyah ( 1 )
|
1936
|
3.
|
Madrasah Aliyah ( 1 )
|
1962
|
4.
|
Madrasah Ibtidaiyah (MWB)
|
1963
|
5.
|
Taman Kanak – Kanak
|
1967
|
6.
|
Sekolah Menengah Pertama
|
1972
|
7.
|
Fak. Hukum Islam UNNU
|
1978
|
8.
|
Madrasah Tsananwiyah – 2
|
1983
|
9.
|
Madrasah Aliyah – 2
|
1983
|
10.
|
Sekolah Menengah Atas
|
1983
|
11.
|
Fak. Syari’ah IIWS
|
1984
|
12.
|
Taman Pendidikan Al – Qur’an
|
1990
|
13.
|
Madrasah Tsanawiyah – 3
|
1996
|
14.
|
Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK )
|
1998
|
B. PENDIDIKAN NON
FORMAL :
1. PengajianAl-Qur'an
bi-l ghaib dan bi-n Nadhor.
2. Pengajian
Kitab-kitab kalssik (Wetonan, Bandongan dan Sorogan).
3. Pengajian khusus
(kilatan) bulan Ramadhan dan libur Sekolah ( Juni - Juli).
4. Pengajian khusus
Thoriqoh :
·
Hari Senin untuk Pria.
·
Hari Kamis untuk Wanita/perempuan
IV. CIVITAS AKADEMlKA
:
A. KEADAAN SANTRI (
PESERTA DIDIK )
Peserta didik Yayasan
Pondok Pesantren Futuhiyyah berasal dari segala penjuru Indonesia, setiap tahtm
jumlahnya semakin bertambah banyak, sehingga melebihi daya tampung kamar
pemondokan maupun ruang kelas yang ada, Pengurus Yayasan sudah dengan sekuat
tenaga dan pikiran untuk menyediakan fasilitas pemondokan dan ruang belajar,
namun tambahan kamar dan ruang tidak dapat mengimbangi pertambahan santri.
Hal ini dapat dilihat
dari data santri sembilan Tahun terakhir :
Tahun
1991/1992 : 3.310 Orang
Tahun 1992/1993
: 3.390 Orang
Tahun 1993/1994
: 3.350 Orang
Tahun 1994/1995
: 3.450 Orang
Tahun 1995/1996
: 3.515 Orang
Tahun 1996/1997
: 3.755 Orang
Tahun 1997/1998
: 3.850 Orang
Tahun 1998/1999
: 3.897 Orang
Tahun 1999/2000
: 4.179 Orang
Tahun
2000/2001 : 4.323 Orang
Tahun
2001/2002 : 4.513 Orang
Tahun
2002/2003 : 4.619 Orang
Tahun
2003/2004 : 5.003 Orang
Tahun 2004/2005
: 5.443 Orang
Tahun
2005/2006 : 5.643 Orang
Tahun
2006/2007 : 6.131 Orang
Tahun
2007/2008 : 6.123 Orang
Asal daerah santripun
semakin mengembang kalau pada tahun ajaran 1994/1995 terdiri dari daerah
seluruh Jawa ; Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, DIY dan DKI, Luar Jawa ;
Bali, Lampung, Palembang, Riau, Aceh, Kalbar, mulai tahun ajaran 1995/1996 ada
santri yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Dari sekian santri,
65% diantaranya mukim di Pondok pesantren dan selebibnya melajo dari daerahnya
masing-masing, Santri yang mukim ditampung di Pondok Pesantren Futuhiyyah dan
Pondok Pesantren dibawah Yayasan ( keluarga ) atau Pondok Pesantren yang ada
disekitar Futuhiyyah.
B. PONDOK PESANTREN
SE-YAYASAN FUTUHJYY AH :
NO
|
NAMA PONDOK
|
NAMA PENGASUH
|
ALAMAT
|
PP. KH. Murodli
|
KH. A.Maghfur Murod
|
Jl. Suburan Barat Mranggen
|
|
PP. Al-Badriyyah
|
KH. Muhibbin Muhsin
|
Jl. Suburan Barat Mranggen
|
|
PP. Al-Falah
|
KH. A. Ghozali Ihsan
|
Jl. Suburan Barat Mranggen
|
|
PP. Al-Amien
|
KH.M.Ali Mahsun
|
Jl. Suburan Timur Mranggen
|
|
PP. Al-Mubarok
|
KH. Mahdun Zen
|
Jl. Brumbungan Mranggen
|
|
PP. Al-Anwar
|
KH. A. Basyir Hamzah
|
Jl. Suburan Tengah Mranggen
|
C.PONDOK PESANTREN DI
SEKITAR FUTUHIYYAH :
NO
|
NAMA PONDOK
|
NAMA PENGASUH
|
ALAMAT
|
1.
|
Sekolah Islam Salaf
|
KH. Nadhif Zuhri
|
Giri Kusumo Mranggen
|
2.
|
PP. Ibrohimiyyah
|
KH. Ihsan Ibrahim
|
Brumbung Mranggen
|
3.
|
PP. As-Syarifah
|
KH. Wahab Mahfudhi
|
Brumbung Mranggen
|
4.
|
PP. An-Nidhimiyah
|
KH. Mukarrom
|
Brumbung Mranggen
|
5.
|
PP. Rohmaniyyah
|
K. Nur Hadi
|
Menur Mranggen
|
6.
|
PP. Nuriyah
|
Drs. K. Abdul Malik
|
Jl. Raya Mranggen
|
7.
|
PP. An-Nur
|
Drs. Habib Mustawam
|
Jl. Raya Mranggen
|
8.
|
PP. Al – Maghfur
|
Drs. K. Muhlisin Ms.
|
Jl. Raya Mranggen
|
9.
|
PP. Al-Murtadlo
|
K. A.Lathif Ma’mun
|
Kauman Mranggen
|
10.
|
Raudhotul Muttaqin
|
KH. Ishaq Ahmad
|
Jl. Jagaln Mranggen
|
11.
|
KH.M.Rofi’ie Masyhuri
|
Kebonbatur Mranggen
|
|
12.
|
k. Abdul Karim
|
Kangkung Mranggen
|
D. DEWAN ASATIDZAH
DAN STAF KANTOR
Dewan
Asatidzah/Tenaga pengajar merupakan pembantu Kyai/Pengasuh Pondok Pesantren
Futuhiyyah dalam hal mendidik para santri dalam mengembangkan llmu, baik ilmu
pengetahuan Agama atau umum dan mensyi'arkan Agama Islam ditengah-tengah
Masyarakat pesantren khususnya maupun masayarakat umum
Mereka terdiri dari
Tenaga-tenaga profesional dibidangnya masing-masing yang berasal dari berbagai
pondok pesantren dan Perguruan Tinggi didalam negeri maupun luar Negeri.
Staf pengajar
berjumlah sekitar 297 orang dari berbagai disiplin llmu.
Untuk mengurus
administrasi dan kelancaran roda organisasi, pengurus Yayasan PondokPesantren
Futuhiyyah mengangkat 45 orang tenaga administrasi yang diperbantukan kepada
lembaga-Iembaga se Yayasan. maupun sebagai staf sekretariat yayasan. Sebagian.
besar tenaga Administrasi tersebut berawal dari alumni Futuhiyyah.
E. CABANG FUTUHIYYAH
:
Yayasan Pondok
Pesantren Futuhiyyah mempiunyai cabang yang diasuh oleh para Alunmi dari Pondok
Pesantren Futuhiyyah dan mempunyai hak otonom penuh. Futuhiyyah pusat hanya
sekedar sebagai pembina dan pembimbing dalam mengembangkannya, cabang-cabang
tersebut adalah :
1.
PP. Raudhatul Tholibin, Jragung,
Karang Awen, Demak, diasuh . oleh KH. Muhammad Marwan
Al-Hafidh.
2.
PP. Al-Hidayat, Krasak, Gillltur,
diasuh oleh : KH. Misbahul Munir.
3.
PP. Futuhiyyah 1 dan 2, Bukit
Kemuning, Lampung Utara, diasuh oleh K. Abdul Wahid.
Banyak pula para
alunmi Futuhiyyah yang mendirikan Madarsah maupun Pondok Pesantren yang
menggunakan nama Futuhiyyah, tetapi secara struktural dan organisatoris tidak
ada hubungan dengan Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah, di Mranggen,
diantaranya adalah Madrasah Tsanawiyah di Palebon Semarang Timur, PP Futuhiyyah
di Tawangharjo, Semarang, di Godong Purwodadi dan di Kebumen, Kalianget,
Wonosobo.
V. TAMU PENTING YANG
PERNAH BERKUNJUNG :
1.
Tahun 1960, Menteri Negara Penghubung
Alim Ulama RI ; Dr. KH. Idham Kholid.
2.
Tahun 1966, Waperdam III / Menko Kesra
RI ;
3.
Tahun 1972, Pangdam VII Diponegoro ;
Brigjen Yasir Hadibroto.
4.
Tahun 1978, Menetri Agama RI ; Dr. A.
Mu'thi Ali.
5.
Tahun 1979, Duta Besar Kerajaan Saudi
Arabia.
6.
Tahun 1984, Kapolwi1 Semarang : Yusnan
H. Usman.
7.
Tahun 1984, Puspen ABRI ; Kol. Hadi
Soepeno
8.
Tahun 1984;, Kapolda IX ; Mayjen Pol.
R. Soenaryo
9.
Tahun 1984, Pangdam VTI Diponegoro :
Brigjen Soegiarto
10.
Tahun 1984, Wakil Gubemur KDH Tingkat
I Jateng;
11.
Tahun 1984, Pangkowilhan Jawa Madura;
Moh. Yogi S. Memet.
12.
Tahun 1984, PANGAB RI, Jendral LB.
Moerdany.
13.
Tahun 1985, Gubernur KDH Tingkat I
Jateng ; HM. Ismail.
14.
Tahun 1985, Kakanwil Depag; H. Halimi
AR.
15.
Tahun 1985, Kapolda Jateng; Mayjen.
Pol. Drs. Moh Sanusi.
16.
Tahun 1986, Kepala BP7 Kalsel ; Drs.
Kasyful Anwar dan rombongan.
17.
Tahun 1987, Ketua Menteri Serawak ; Y
AB Datuk Patinggi Haji Abdul Taib Mahmud
18.
Tahun 1987, Atase Ugama Kedubes
Malaysia; Zaenal Abidin bin Jaffar.
19.
Tahun 1987, Marsda TNI R. Hartono,
Ketua rombongan SUSYAWAN XIII ABRI Bandung dengan rombongan.
20.
Tahun 1989, Wakil Presiden RI ; H.
Soedharmono, SH dan Ibu.
21.
Tahun 1989, Menteri Agama RI; H.
Mooawir Syadzali dan Ibu.
22.
Tahun 1989, Menteri Kehutanan ; Ir
Hasrul Harahap.
23.
Tahun 1989, Gubemur KDH. Tingkat I
Jateng; HM. Ismail dan Istri.
24.
Tahun 1989, PangdamIV; Brigjen Wismoyo
Arismooandar.
25.
Tahun 1989, Kapolda ; Brigjen Muslihat
.
26.
Tahun 1989, Kejasaan Tinggi ; Ridlwan
Sani, SH.
27.
Tahun 1989, Ketua DPRD Tngkat I; Ir.
Sukorahardjo.
28.
Tahun 1989, Secretary General of OIC
Jeddah Saudi Arabia; Hamid Al-Gabid dan rombongan.
29.
Tahun 1990, Gubemur KDH I Jateng, HM.
Ismail.
30.
Tahun 1990, Prof Maulana M. Fariduddin
Attar, MA ketua rombongan dari Deputy Commisioner, Faridpur, Bangladesh.
31.
Tahun 1991, Menteri Penerangan; HM.
Harmoko.
32.
Tahun 1991, Dewan Bandaraya Kuala
Lumpur - Malaysia; Muhammad Syaibany, Hj. Utsman, Hj. Musa bin Muhammad Nuh dan
Abdul samad Lope Pihie.
33.
Tahun 1991, Yuten Higa, Nishino,
Setsuo, Takeuchi Tashiko, Kohet Ogoshi, Tokyo University, 20-18-5 Bankyo Ku,
Tokyo, Japan.
34. Tahun 1992, Ketua Umum DPP-PDI; Drs. H. Soerjadi dan
rombongan.
35. Tahun 1992, Rombongan Traveling seminar BKKBN Pusat.
36. Tahun 1992, Dirjen Pajak, Drs. Marie Muhammad dan
rombongan.
37. Tahun 1992, Rombongan Traveling Seminar BKKBN Pusat.
38. Tahun 1994, K:etua DPP-PDI ; Megawati Soekamoputri.
39. Tahun 1995, Ketua UmumDPP-PPP; KH. Ismail Metarium.,
SH.
40. Tahun 1996, Asian Development Bank ; Dr. Simon
Mendoza, Dr. Alfredo N. Nachor dan rombongan
41. Tahun 1996, Ketua Umum Satkar Ulama ; H. Tjokro
Pranolo dan rombongan
42. Tahun 1996, Ketua Umum Nahdlatul Ulama; K.H.
Abdurrohaman Wahid.
43. Tahun 1997, Sekjen DEPAG; H Khotib Quzwain
44. Tahun 1997 , Menpora ; Bp. Hayono Isman dan rombongan.
45. Tahun 1998, Kapolda Nur Fauzi
46. Tahun 1998, Pangdam IV Tyasno Sudiarto
47. Tahun 2000, Menteri Pendidikan Nasional ; Bp. DR.
Yahya Muhaimin
48. Tahun 2000, Menteri Agama ; KH. Drs. Tholhah Hasan
49. Tahun 2000, Komisi VI DPR.RI
VI. PERISTIWA PENTING
YANG PERNAH DISELENGGARAKAN DI PP FUTUHIYYAH
1.
Tahun 1971, Musyawaroh Besar dan
Konggres Jam'iyah Ahlith Thariqoh Al Mu'tabaroh.
2.
Tahun 1984, Silaturrahmi Ulama Se Jawa
Tengah dengan PANGAB RI.
3.
Tahun 1984, Pencanangan Pusat
Informasi Pesantren se Indonesia, untuk Jawa Tengah, oleh Gubemur Jawa Tengah.
4.
Tahun 1985, Pelatihan Jumalistik
Santri, kerja sama PP Futuhiyyah, SKH. Suara Bengawan dan Sekolah Tinggi llmu
Komunikasi ( STIK ) Semarang.
5.
Tahun 1988, Seminar Sistem Pendidikan
Pondok Pesantren, kerjasama dengan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan
Masyarakat (P3M).
6.
Tahun 1989, Mu'tamar Jam'iyah Ahlith
Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-NahdliyahVII
7.
Tahun 1990, Musyawaroh Kubro Jam'iyah
Ahlith Thoriqoh.
8.
Tahun 1991, Pertemuan Ulama Pondok
Pesantren PIP se Jawa Tengah.
9.
Tahun 1992, Seminar Tentang Fiqih Perpajakan,
kerjasama dengan Pimpinan Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiah.
10.
Tahun 1996, Silaturrahmi Ulama
Thariqoh se Jawa dan Madura.
11.
Tahun 1996, Halaqah tentang Kriteria
dan jatidiri Pondok Pesantren, Pimpinan Wilayah Rabithah Ma'ahid Islamiyah Jawa
Tengah.
12.
Tahun 1997, Halaqoh Nasional Pola
Kemitraan Muslimah pada Dunia Pesantren, PP.Rabithah Ma'ahid Islamiyah
[*****]
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar