Senin, 16 Maret 2015

(Ngaji of the Day) Menjadi Pekerja Seni atau Mengikuti Kata Orang Tua?



Menjadi Pekerja Seni atau Mengikuti Kata Orang Tua?

Pertanyaan:

Assalamualaikum wr. wb. Saya Nadya dari Probolinggo, umur 19 tahun. Saya adalah warga NU yang taat. Sedari keluarga saya tergolong keluarga dengan aturan ketat, terkait agama dan keilmuan. Selama ini tidak pernah ada sejarah di keluarga besar saya seseorang yang berprofesi di bidang seni. namun saya justru ingin sekali bergerak di bidang seni. Banyak teman-teman saya memuji bakat seni saya yang  floating, katanya, dan saya harus mengejar impian saya.

Saya ingin menjadi seorang penulis lagu. Namun pandangan kedua orang tua saya terlalu kaku untuk menerima pekerjaan tersebut disandang oleh anaknya, dengan berbagai alasan. sebagai tambahan, setelah melalui beberapa tes, saya tergolong berada di depresi tingkat sedang. Hal ini dikarenakan orang tua yang terlalu mengekang dan terlalu mengontrol, bahkan dalam urusan 'saya ingin menjadi apa'.

Mohon solusinya secara keagamaan, saya harus bagaimana. Saya ingin menjadi seorang penulis lagu yang tidak melanggar ketentuan agama sama sekali. tidak ada niatan untuk melanggar aturan Allah. Terimakasih.

Wassalamualaikum wr wb.

Jawaban:

Wa’alaikumsalam wa rahamatullah wa barakatuh. Saudari Nadya yang mudah-mudahan selalu di bawah naungan ridha Allah. Kehidupan akan menjadi terasa indah apabila seseorang mampu memahami dan menikmati arti dan nilai sebuah kesenian. Hal ini juga tidak dipungkiri dalam kebudayaan manapun di muka bumi, terlebih lagi bagi mereka yang menggandrungi dan mengedepankan nilai-nilai estetika dalam kehidupannya.

Islam sebagai agama yang membawa misi kesejukan bagi umat manusia (rahmatan lil ‘alamin) tentunya mengakomodir setiap hal yang mengarah kepada keindahan serta luhurnya nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat. Dalam sejarahnya, Rasululullah saw cukup memberi apresiasi terhadap kesenian masyarakat Arab waktu itu yang gemar menikmati keindahan syair.

Dalam sebuah hadis, beliau pernah mengatakan:

 إِنَّ مِنَ الشِّعْرِ حِكْمَةً
وفي حديث اخر حكما

Artinya: sesungguhnya dari bait-bait syair terdapat hikmah.

Dalam hadis yang lain (disebutkan bahwa dalam seni) terdapat kandungan hukum. (HR. Abu Dawud)

Saudari penanya yang kami hormati. Keinginan untuk menjadi pencipta lagu maupun terjun serta aktif di bidang seni yang lain (menjadi seniman) pada hakikatnya bukanlah hal yang dilarang oleh agama sepanjang masih dalam koridor-koridor yang dibenarkan. Namun mengingat apa yang anda cita-citakan sekarang ini sedang berhadapan dan bertolak belakang dengan keinginan dan pemahaman orang tua, maka taatilah mereka dan adakan komunikasi serta pendekatan secara intensif dengan mereka. Usahakan jangan sampai menyinggung apalagi melukai dan menyakiti perasaan serta hati mereka mengingat ajaran agama Islam sangat menekankan kepatuhan dan ketaatan seorang anak kepada orang tua.

Tidak sedikit ayat Al-Qur’an yang berisi perintah untuk berbakti kepada orang tua, disamping juga banyak hadis-hadis Nabi yang mengarahkan demikian. Bahkan dalam kitab Hadis Shahih Bukhari diceritakan bahwa menjelang keberangkatan Rasulullah saw beserta rombongannya untuk berjihad fi sabilillah, datanglah seorang pria menawarkan diri dan berkeinginan kuat untuk ikut serta dalam rombongan tersebut yang akhirnya oleh Rasulullah saw diarahkan untuk tidak ikut dan kembali ke rumah demi berbakti kepada orang tuanya karena dalam diri merekalah terdapat hakikat jihad.

Saudari Nadya yang disayangi Allah. Cerita dari hadis di atas bukan bermaksud menghambat, memberangus apalagi memasung inspirasi, kreatifitas, serta keinginan seorang anak dalam mewujudkan cita-citanya, namun lebih pada penghormatan dan penghargaan sebesar-besarnya kepada orang yang telah melahirkan dan menjadi sebab dirinya ada.

Oleh karena itu, sekali lagi pendekatan yang santun tanpa mengenal lelah harus diupayakan semaksimal mungkin karena justru dengan pendekatan semacam inilah tidak sedikit hati dan perasaan orang tua yang tergugah serta mengubah pemikiran dan perlakuan terhadap anaknya. Mudah-mudahan Allah menjadikan kita semua sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tua, dan membuka hati kedua orang tua kita sehinga mereka mau menerima serta mendukung aspirasi maupun cita-cita mulia yang kita inginkan. Amin. []

Maftukhan
Tim Bahtsul Masail NU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar