Senin, 16 Maret 2015

(Buku of the Day) Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa



Menguak Makna Puasa-Puasa dalam Islam

Judul                : Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa
Penulis             : Nur Solikhin
Penerbit            : Saufa
Terbit                : Cetakan I, 2015
Tebal                : 148 Halaman
ISBN                 : 978-602-7695-72-6
Peresensi          : Muhammad Makmun Rasyid, mahasiswa Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir di Sekolah Tinggi Kulliyatul Qur'an (STKQ) Al-Hikam Depok

Abad kekinian ditandai dengan hal-hal yang serba instan. Makanan, minuman, cemilan dan lain sebagainya, menjadi asupan primer sehari-hari. Semuanya tak bisa terelakkan, tak terkontrolkan dengan baik. Iklan di media masa memasarkan dan menayangkan produk-produk makanan baru secara massif kepada konsumen, tetapi kita luput bahwa semuanya itu akan membuat hidup menjad instan juga.

Asupan yang serba instan tersebut ternyata berakibat buruk kepada tubuh. Didalamnya terdapat banyak racun-racun seperti zat pewarna, zat antioksidan dan lain sebagainya. Dalam hal ini puasa menjadi terapi segala macam penyakit dan racun-racun yang terdapat di tubuh manusia.

Buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin ini tidak saja memberikan panduan jelas terhadap tata cara puasa-puasa dalam agama Islam, tetapi sampai pada fadhilah dan keutamaan puasa-puasa, baik puasa yang sering kita lakukan maupun puasa yang sangat jarang dipraktekkan oleh orang Islam sendiri.

Puasa diyakini sebagai bukti bahwa seseorang cinta kepada Allah Swt, dan Rasul-Nya. Tidak heran jika banyak umat Muslim menjalankan puasa, bukan hanya puasa wajib, tetapi juga puasa sunnah. Orang yang cinta kepada Allah Swt dan Rasul-Nya, pasti akan melakukan apa yang diperintah dan apa yang dilarang. Begitu juga dengan puasa. Puasa merupakan manifestasi cinta seorang hamba kepada Tuhannya (Halaman 11-12).

Nur Solikhin dalam buku ini membahas sebelas macam puasa yang apabila dilakukan oleh umat Muslim akan memiliki dampak positif yang banyak. Adapun puasa-puasa tersebut yaitu puasa Ramadhan, puasa Senin-Kamis, puasa Kafarat, puasa Daud, puasa Syawwal, puasa ‘Asyura, puasa Tarwiyah dan ‘Arafah, puasa Dalail, puasa Qadha, puasa Ayyamul Baidh dan puasa Nadzar.

Mayoritas Muslim umumnya sudah banyak mengetahui manfaat puasa Ramadhan, hal tersebut dikarenakan hampir setiap malam selama 30 hari, para penceramah mengisi mimbar-mimbar untuk menyampaikan substansi, kualitas dan kuantitas Ramadhan. Disamping itu pula, sangat sedikit diantara kita yang menjalankan puasa-puasa yang terdapat di dalam ajaran Islam, selain puasa Ramadhan. Misalnya, puasa Senin-Kamis.

Puasa Senin-Kamis merupakan puasa yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis. Waktu, adab, dan tata cara puasa ini tidak jauh berbeda dengan puasa pada bulan suci Ramadhan. Ditinjau dalam aspek kesehatan, puasa Sunnah akan membersihkan organ dalam tubuh. Semisal, usus-usus memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa serta endapan makanan, meminimalisir kegemukan dan kelebihan lemak dalam perut. Bukan hanya itu, puasa juga dapat meredam hawa nafsu, baik nafsu makan, minum, atau syahwat (Halaman 34).

Mantan presiden Republik Indonesia, BJ. Habibie merupakan orang yang merasakan khasiat dari puasa Senin-Kamis. Puasa bisa membuatnya menjadi tegar, pikirannya terus-menerus segar, dan fisiknya menjadi sehat. Bagi ahli teknologi dan mantan presiden ketiga tersebut, puasa Senin-Kamis yang ia lakukan bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt agar diberikan kesegaran dan kesehatan tubuh serta kecerdasan pikiran. Selain itu, dengan puasa Senin-Kamis, menurutnya Allah Swt memberikan jalan ketenangan bagi jiwanya (Halaman 40).

Disamping khasiat puasa Senin-Kamis, ada juga puasa Ayyamul Baidh yang tidak kalah pentingnya. Puasa Ayyamul Baidh merupakan nama lain dari puasa hari-hari putih, dinamakan demikian karena hari-hari tersebut bertepatan dengan bulan purnama.

Ada hadis Nabi Muhammad Saw yang cukup popular yakni “Berpuasalah selama tiga hari setiap bulan. Karena, sesungguhnya kebaikan pada hari itu dihitung sepuluh kali lipat dan nilainya sama seperti berpuasa sepanjang tahun (HR. Muttafaqun Alaih).

Isyarat perintah dari Nabi Muhammad Saw jika kita korelasikan dengan penemuan ilmiah modern sungguh luar biasa. Seorang peneliti dari Amerika menyimpulkan, kondisi kejiwaan manusia saat bulan purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Mudah marah, mudah tersinggung, mudah senang, mudah sedih. Pokoknya, semua sifat yang ada pada dirinya menjadi lebih mudah terungkap (Halaman 123).

Keterkaitan itu memberikan sebuah kesimpulan bahwasanya terapi tubuh dengan puasa menghasilkan manfaat yang luar biasa. Berpuasa akan melatih seseorang untuk hidup teratur dan disiplin serta mencegah kelebihan makanan. Pada saat puasa ada fase istirahat setelah fase pencernaan normal, pada saat tersebut telah terjadi degradasi dari lemak dan lainnya.

Buku ini sangat layak untuk disebarluaskan, agar menjadi panduan dan tata cara kepada masyarakat untuk mengetahui puasa-puasa dalam Islam beserta manfaatnya. Dikemas dengan bahasa sederhana, membuat khalayak akan mudah menarik hikmah-hikmah di balik buku ini. Selamat membaca. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar