Rabu, 06 Mei 2020

Nasaruddin Umar: Jejak dan Derap Peradaban Islam (3): Peradaban Islam: Iqra' bi Ism Rabbik (1)


Jejak dan Derap Peradaban Islam (3)
Peradaban Islam: Iqra' bi Ism Rabbik (1)
Oleh: Nasaruddin Umar

Prof. L.W.H. Hull dalam buku monumentalnya, History and Philosophy of science mengungkapkan, siklus pergumulan antara agama, filsafat, dan ilmu, yang kemudian melahirkan corak peradabannya masing-masing, terjadi setiap enam abad. Ia memulai mengkaji enam abad SM sampai abad pertama Masehi ditandai dengan lahir dan berkembangnya pemikiran tokoh-tokoh filsafat Yunani yang amat tersohor seperti Tales (ahli filsafat, astronomi, dan geometrika), Pytagoras (geometrika dan aritmatika), Aristoteles (ahli filsafat, ilmu empiris, yang juga dikenal sebagai pendiri Mazhab Alexandria, yang lebih menekankan pendekatan induktif), Plato (ahli filsafat, ilmu-ilmu rasional, yang lebih dikenal dengan pendiri Mazhab Atena, yang lebih menekankan pendekatan deduktif). Periode ini para filosof menenggelamkan peran dan popularitas pemimpin politik dan pemimpin agama.

Periode kedua, ditandai dengan lahirnya Nabi Isa (1M) sampai lahirnya Nabi Muhammad(VI M). Periode ini ditandai dengan merosotnya pengaruh dan popularitas para filosof dan menguatnya peran penguasa yang sekaligus sebagai penguasa gereja. Mereka mengatasnamakan diri sebagai wakil Tuhan di bumi. Dengan demikian, otoritas, dan penentu kebenaran berada di tangan Raja (Romawi). Dalam periode ini hampir tidak ditemukan tokoh pemikir dan filsafat. Sebaliknya tercatat sejumlah raja yang sangat full power. Di masa ini orang-orang tidak berani berfikir dan mengkaji ilmu pengetahuan, karena bisa saja berarti malapetaka baginya, terutama jika teori dan hasil pemikirannya berbeda, apalagi bertentangan dengan pendapat gereja (baca: agama). Tidak sedikit pemikir dan ilmuwan berkorban karena mereka mencoba memperkenalkan kebenaran di luar gereja. Akibatnya muncullah zaman kegelapan di mana tidak ada lagi keberanian untuk melakukan pengkajian dan aktifitas ilmu pengetahuan. Kondisi obyektif seperti ini menurut Marshall G.S. Hodgson dalam "The Venture of Islam", yang kemudian disebut dengan "zaman jahiliyah" dan sekaligus menjadi background lahirnya agama dan peradaban Islam.

Periode ketiga, ditandai dengan lahirnya Nabi Muhammad (abad VI M) sampai abad kebangkitan Eropa (abad XIII M). Periode ini diawali dengan abad kegelapan Kristen Eropa sebagai akibat dominannya raja yang mengambil alih otoritas gereja. Periode ini juga ditandai dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, seorang tokoh fenomenal dari gurun pasir Mekah yang dijelaskan dalam artikel terdahulu. Ia menjadi figure central dalam dalam periode ini. Tentu yang amat penting dalam periode ini ialah kehadiran wahyu Al Quran sebagai pedoman hidup. Ia kemudian dilukiskan sebagai The best Leader dan The Best Manager, bukan hanya dalam kurun waktu kehidupannya tetapi menurut Michael H.Hart dalam "100 A Ranking of The Most Influetial Persons in History", hingga saat ini ia tak tertandingi kehebatannya.

Dalam periode ini banyak sekali prestasi kemanusiaan yang dapat dicatat, antara lain lahirnya tokoh-tokoh agama seperti lahirnya empat imam mazhab (Abu Hanifah, Malik, Syafii' dan Ahmad Ibn Hambali) dan tokoh-tokoh sains dan filsafat, bangkitnya kembali pemikiran dan filsafat ala Yunani, sehingga dalam periode ini disebut periode filsafat Yunani II. Periode ini dicatat sejumlah tokoh dari berbagai disiplin ilmu yang karya-karyanya diwarisi hingga saat ini. Bukan hanya dalam bidang keagamaan dan hukum kemasyarakatan seperti fikih tetapi juga dalam bidang sains dan teknologi sebagaimana akan diuraikan dalam artikel mendatang. Periode ini juga menggabungkan antara semangat ilmu pengetahuan dan teknologi (iqra') dan spirit agama (bi ism Rabbik). Antara keduanya ternyata tidak mesti dipertentangkan. Sinergi antara keduanya melahirkan gelombang peradaban Islam. Sebutlah gelombang peradaban ini dengan peradaban Iqra' bi Ism Rabbik. []

DETIK, 18 Apr 2020
Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar