Syekh Al-Azhar Abdul
Halim Mahmud di Mata Quraish Shihab
Pakar Tafsir
Al-Qur'an tanah air, Muhammad Quraish Shihab, sebagai murid Syekh Abdul Halim
Mahmud sewaktu masih kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir mempunyai
kesan khusus dan mendalam terhadap guru dan dosennya itu.
Hal itu dia kemukakan
dalam kata pengantar salah satu bukunya yang berjudul "Logika Agama,
Kedudukan Wahyu dan Batas-Batas Akal dalam Islam" yang diterbitkan Lentera
Hati tahun 2005. Penulis tafsir Al-Misbah tersebut menyatakan, pernah menjadi
murid Syekh Abdul Halim Mahmud secara langsung tepatnya saat berada di Fakultas
Ushuluddin.
Syekh Abdul Halim
Mahmud (wafat 1978) adalah Imam Akbar dan Syekh Al-Azhar, yaitu pemimpin
tertinggi lembaga-lembaga Al-Azhar tahun 1970 hingga 1978. Syekh Abdul Halim
juga digelari dengan Imam Al-Ghazali Abad XIV H.
Menurut Quraish
Shihab, Syekh Abdul Halim Mahmud merupakan tokoh yang sangat sederhana dan
tulus. Meskipun sudah menjadi imam kaum muslimin, dia tetap menghuni rumah yang
begitu sederhana. Bahkan mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ini mengaku kerap berangkat naik bus umum bersama Syekh Abdul Halim Mahmud
menuju fakultas.
Pemandangan seperti
itu, yaitu pengalaman berangkat bersama dalam satu bus berlangsung, baik Syekh
Abdul Halim Mahmud sudah diangkat menjadi Dekan Fakultas maupun belum sebagai
dekan Fakultas.
Salah satu karakter
yang sangat mengesankan dari kepribadian Syekh Abdul Halim Mahmud menurut
Quraish Shihab adalah walaupun dia dapat meraih gelar PhD dari Sorbonne
University di Prancis dan sempat hidup lama di Paris (sejak 1932-1942), tetapi
hiruk-pikuk dan glamornya kota itu, sedikitpun tak berbekas pada pikiran dan
hatinya. Syekh Abdul Halim tetap mampu memelihara identitas keislamannya. Di
samping itu, menurut Quraish Shihab, penghayatan dan pengamalannya menyangkut
nilai-nilai spiritual sungguh sangat mengagumkan.
Kendati tokoh
pengagum Imam al-Ghazali ini merupakan seorang pengamal tasawuf yang tentunya
sangat percaya kepada hal-hal yang bersifat supra-rasional (ghaib), namun di
sisi lain, Syekh Abdul Halim juga diakui oleh semua pihak tentang perjuangan
dan kegigihannya dalam menjelaskan ajaran-ajaran Islam secara rasional.
Karena kegigihan dan
perjuangan dalam membela dan memperkuat argumentasi ajaran-ajaran Islam itulah,
kata anggota dewan pentashih Al-Qur'an itu, maka Syekh Abdul Halim Mahmud
terpilih menjadi Imam Akbar, Syekh Al-Azhar (pemimpin tertinggi lembaga-lembaga
Al-Azhar) dari tahun 1970 hingga 1978. []
(M Haromain)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar