Jumat, 26 Juni 2015

(Ngaji of the Day) Hidrotrapi di Bulan Ramadhan



Hidrotrapi di Bulan Ramadhan

إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ 

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan Allah mencintai orang-orang yang bersesuci”. (Al-Baqarah: 222)

Dari ayat tersebut dapat ditarik penjelasan bahwa ketika seseorang dalam keadaan suci, maka pada saat itulah ia berada pada kondisi terdekat dengan Allah, karena  Allah menyukai hamba yang sedang dalam keadaan suci. Apalagi dalam keadaan suci tersebut ia gunakan untuk bertaubat kepada Allah, sehingga Allah akan semakin cinta kepada hamba tersebut.

Dan apabila bersesuci dan bertaubat itu dilakukan di tengah malam (24.00 k eatas), maka disanalah waktu yang disebut sebagai waktu istijabah, karena pada tengah malam atau dini hari, malaikat turun ke bumi untuk mengecek hamba-hamba yang sedang beribadah pada saat semua hamba sedang terlelap.

Menurut banyak penelitian bahwa pada dini hari, kandungan O3 pada air begitu sarat dengan energi positif yang bisa berkhasiat banyak bagi tubuh kita, seperti memperlancar peredaran darah, menyegarkan kinerja otak, dan manfaat yang lainnya.

Adapun terapi yang bisa kita kembangkan dari ayat diatas, adalah Hidrotrapi, yaitu terapi mandi yang dilakukan pada tengah malam, disambung dengan shalat taubat. Karena sekarang adalah bulan Ramadhan, maka tepat sekali jika melakukan Hidrotrapi pada saat bangun sahur, lalu sambung dengan shalat taubat dan shalat tahajjud, kamudian akhirkan sahur dan lantas berjamaah subuh. Perfecto !

Adapun beberapa dalil yang menjadi landasan bagi terapi ini adalah sebegai berikut:

Al-Baqarah ayat 222 (disebut diatas)

Hadist Rasulullah SAW: ”Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat di tengah malam.”’(HR. Muslim).

Rasulullah SAW bersabda: “ Tidak ada orang yang pernah berbuat dosa, kemudian bergerak dan segera berwudhu, lalu mengerjakan shalat selanjutnya memohon ampunan kepada Allah, kecuali (Allah) pasti akan memberikan ampunan baginya..” (HR. Imam Abu Dawud, Nasa’I, Ibnu Majah dan Imam Baihaqi).

Tata cara mandi: Membasahi seluruh tubuh mulai dari kepala hingga kaki, jumlah siraman 7 kali siraman (atau 21 kali, atau 41 kali). Setiap akan menyiram baca niat, “Nawaitu ghuslal litaubati jami’i dzunubi dzohiron wa bathinan sunnatal lillahi ta’ala”. Setelah itu baru boleh dilanjut seperti mandi biasa.

Tata cara shalat: 1) Niat shalat taubat dua rakaat bisa pakai redaksi “ushalli sunnatan littaubati rak’ataini lillahi ta’ala”. 2) setelah shalat, perbanyak membaca istighfar, do’a sayyidul istighfar dan muhasabah diri.

Semoga ini bisa memberi manfaat bagi kita semua, dengan terapi ini, semoga puasa kita tambah segar, optimal, sehat jasmani dan rohani, tetap berenergi positif saat berpuasa. Amin. []

M. Ahsanun Na’im, alumni PP Zainul Hasan Genggong, Mahasantri UIN Sunan Ampel Surabaya, Fokus di Konseling Agama, PBSB Kemenag RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar