Dinginnya
kegelapan malam, ditambah dengan selesainya guyuran hujan yang membasahi
seluruh sudut yang temaram, menjadikan suasana semakin tidak karuan. Rasa
kantuk yang sudah menjalar hingga memberatkan kelopak mata, sementara
rongga-rongga perut yang terasa kosong akibat sengatan hawa dingin menusuk
tulang, membuat kita harus segera menentukan pilihan. Apakah segera pergi ke
tempat peraduan, ataukah pergi keluar mencari sesuatu untuk mengisi kekosongan
rongga-rongga perut yang berbunyi keroncongan.
Menimbang-nimbang
dua pilihan sulit harus segera kita tetapkan bersama-sama, karena sendirian
terasa tidak bermakna. Apakah dengan cara musyawarah mufakat, ataukah dengan
pemungutan suara? "Ah, jika bisa bermusyawarah mufakat, mengapa harus
menggunakan cara pemungutan suara?", demikian belahan jiwa berpendapat.
Akhirnya
pilihan kita tetapkan bahwa rongga-rongga perut harus terlebih dahulu
diselesaikan. Maka, meluncurlah kita ke sebuah lokasi yang sudah sangat kita
dambakan, di tiitk koordinat -7.468321,112.434876. Sebuah lokasi yang hanya
berjarak sekitar 2 kilometeran dari tempat kita bermusyawarah untuk mencapai
mufakat.
Ya...
Tahu Campur Pak Jan, gurih, segar, dan lezat nya yang bersatu padu membaur
jadi satu masih terpatri sampai ke dalam hati. Dia berada di trotoar, di sudut pojokan Jl.
KH. Ahmad Dahlan.
Gerobak
khas Pak Jan, terlihat sudah menantang, membuat langkah kaki tidak sabar dan
lidah bersiap untuk bergoyang.
Segera
tentukan pilihan. Duduk manis di kursi-kursi plastik yang telah disediakan.
Atau Lesehan di atas tikar-tikar plastik yang telah dihamparkan.
Setelah
menetapkan pilihan tempat duduk yang manis, segera pesan langsung ke Pak Jan.
Beberapa mangkok segera dia siapkan dan sajikan.
Tahu
Campur Pak Jan, yang penuh dengan berbagai macam sajian. Ada mie kuning, ada
lontong, ada tahu putih goreng, ada daun selada, ada kol, dan ada tauge.
Semuanya bercampur baur menjadi satu dengan tetelan daging sapih yang empuk dan
nikmat. Serta gurihnya pasta petis udang yang menggelegakkan lidah sehingga
dipastikan akan terus bergoyang. Bagaimana dengan rasa pedasnya? Ulegan sambal
cabai rawit merah yang merah merona, bisa kita campurkan ke dalamnya.
Kemudian,
wa ba'du, kita nikmati segala kegurihannya, kesegarannya, dan kelezatannya. Karena dingin dan gelapnya malam, dapat dipastikan akan
sedikit terobati dengan semangkok Tahu Campur racikan Pak Jan ini.
ANANTO
PRATIKNO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar