Senin, 10 November 2014

(Buku of the Day) Dalil-dalil Praktis Amaliyah Nahdliyah (Ayat dan Hadits Pilihan Seputar Amaliyah Warga NU)


Cahaya Bagi Amaliyah NU yang Dipertanyakan

Judul                : Dalil-dalil Praktis Amaliyah Nahdliyah (Ayat dan Hadits Pilihan Seputar Amaliyah Warga NU)
Penulis             : KH. Marzuqi Mustamar
Penerbit            : Muara Progresif Surabaya
Cetakan            : I, Maret 2014
Tebal                : xi + 245 hal. 14,5 x 21 cm
Peresensi          : Moh. Sardiyono, alumnus PP. Nasy-atul Muta’allimin Gapura  Sumenep Madura dan Mahasiswa di UIN Sunan Ampel Surabaya

Amaliyah yang gampang dikerjakan dan mendatangkan pahala yang besar itu sebenarnya banyak. Seperti Yasinan, Tahlilan, Ziarah Kubur, Shalawatan, dzikir, dan lain-lain. Amaliyah yang demikian mayoritas warga NU yang mengamalkan. Namun dewasa ini, dari beberapa amaliyah yang gampang itulah ternyata menuwai banyak kritik dari berbagai golongan. Bahkan kritikan terkadang datang dengan sedikit keras. Meraka terlalu gampang menyalahkan seseorang, mensyirikkan seseorang, bahkan mengkafirkan seseorang. Memang sebuah ironi. Mereka seakan lupa bahwa Islam itu sebagai agama yang rahmatal lil’alamin.

Zaman sudah dipola sedemikian rupa. Yang benar terkadang jadi salah dan yang salah terkadang jadi benar. Baik dalam konteks pemerintahan maupun agama. Beragam aliran baru dalam beragama bermunculan. Akhirnya, hal inilah yang menggoyah jalannya organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) itu. Sebagian ulama NU mengatakan bahwa sekarang keadaan NU sama dengan waktu dulu semenjak NU baru dilahirkan. Kondisi NU sekarang lebih pada mempertahankan diri.

Bagi warga NU yang pengetahuan agamanya sudah luas, mungkin problematika yang seperti ini tidak sampai menimbulkan permasalahan atau murusak amaliyahn yang sudah mentradisi dalam NU. Namun, bagi warga NU yang hanya mengamalkan amaliyahnya tanpa tahu dalil-dalil yang menjelaskan tentang amaliyahnya, disinilah bahayanya. Saya mengibaratkan hal ini dengan orang yang berjalan yang hanya berjalan. Ia tidak tahu atas dasar apa ia berjalan dan ia tidak mengerti mengapa ia berjalan. Maka, orang itu bisa jadi ditengah perjalanan nanti akan mengalami kejenuhan, bosan, dan malas. Apalagi dalam perjalanan itu ada orang yang mengolok-olok bahwa perjalanan yang sedang dijalani itu membawa kesesatan. Kemungkinan besar orang yang melakukan perjalanan itu kembali pulang dan akhirnya dia tidak mau melakukan perjalanan lagi.

Nah, terbitnya buku yang berjudul Dalil-dalil Praktis Amaliyah Nahdliyah (Ayat dan Hadits Seputar Amaliyah Warga NU) itulah seolah menjadi cahaya yang menyinari amaliyah-amaliyah  warga Nahdlatul Ulama (NU). Dengan cahaya itu, dasar-dasar atau dalil-dalil tentang amaliyah NU menjadi tampak dan jelas. Sehingga bisa dipahami bahwa amaliyah yang dilakukan oleh warga NU tidak asal buat. Semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.

Beberapa amaliyah yang ditentang keras oleh beberapa golongan antara lain adalah seperti Tahlilan, Shalawatan, Ziarah Kubur, dan Maulid Nabi, juga di sajikan penjelasannya dalam buku yang setebal 245 itu. Misalnya tentang Tahlilan, Zainuddin Fanani, MA dan Atiqa Sabri Daila, MA mengungkapakan bahwa Tahlilan itu adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan keagamaan umat Islam. Tahlilan adalah media yang sangat penting untuk dakwah dan penyebaran Islam. Dari segi sejarah, Tahlilan sudah ada sejak dahulu sebelum berdirinya Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Perbedaan dan pertentangan dalam tradisi Tahlilan hanya terjadi di antara pemimpin intlektual NU dan Muhammadiyah. Sementara umat mengamalkan tradisi ini.

Tradisi Tahlilan memiliki dua aspek, ketuhanan (hubungan dengan Allah) dan kemanusiaan (hubungan sesama manusia). Tahlilan adalah masalah khilafiyah, maka tidak boleh menjadi penghalang persatuan dan kesatuan umat Islam setelah mengesahkan Allah. (hal 198)

Yang menarik, permaslahan yang terjadi setiap tahun seperti penetapan awal Ramadan  dan Syawal (hal 126), bahkan  ringkasan kitab Risalah Ahlusunnah wal Jama’ah (Karya Hadratus Syaik Muhammad Hasyim Asy’ari) juga ada dalam buku yang ditulis oleh ketua PCNU kota Malang itu. (hal 179). 

Dari sisi lain, membaca buku yang ditulis oleh KH. Marzuqi Mustamar itu mencerminkan bahwa beliau mempunyai tanggung jawab besar dalam membantengi dan menjaga warga NU. Menjaga bagaimana Warga NU tetap dalam jalan yang telah dibina oleh NU. Beliau takut warga NU menghentikan langkah dan tidak mau meneruskan lagi perjalanannya. Maka dari itulah, buku yang ditulis oleh dosen di UIN Maulana Malik Ibrahim itulah sangat dianjurkan untuk dibaca oleh semua masyarakat terutama warga NU. Wallahu a’lam. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar