Selasa, 20 April 2021

(Ngaji of the Day) Ini Khasiat Syair Muhammadun Sayyidul Kaunaini

Orang-orang tua dulu cukup akrab kutipan syair Burdah ini, yaitu “Muhammadun sayyidul kaunaini was tsaqalaini” dan “hual habîbul ladzî turjâ syafâtuhû.” Mereka melazimkannya melalui pengeras suara mushalla atau masjid sebelum tiba waktu shalat. Secara lengkap, kutipan Qasidatul Burdah karya Imam Al-Bushiri berbunyi:

 

وَكَيفَ تَدْعُو إلَى الدُّنيا ضَرُورَةُ مَنْ ** لولاهُ لم تخرجِ الدنيا من العدمِ محمدٌ سيدُ الكونينِ والثَّقَلَيْ ** ينِ والفريقينِ من عُربٍ ومن عجمِ

 

Kaifa tad‘û ilad dunyâ dharuratu man**lau lâhu lam takhrujid dunyâ minal ‘adami/Muhammadun sayyidul kaunaini was tsaqalai**ni wal farîqaini min ‘urbin wa min ‘ajami.

 

Artinya, “Bagaimana orang yang kalau bukan karena dirinya niscaya dunia ini takkan keluar dari ketiadaannya berkepentingan terhadap dunia/Muhammad penghulu dua semesta, dua makhluk mulia, dan dua kelompok besar dari Arab dan ajam.”

 

Syair ini memang karya sastra karena karya ini ditulis dengan menggunakan peranti-peranti kesusastraan. Tetapi, syair ini dipercaya sebagai lafal yang bagus untuk membuka pintu langit agar Allah membukakan jalan keluar atas kesulitan yang mendera seseorang.

 

وهذا البيت والذي بعده) وخاصيتها التخلص من الوقوع في الشدائد فمن واظب على قراءتهما خلص من الوقوع في الشدائد ومن وقع في شدة قبل قراءتهما وكرر قراءتهما في جوف الليل وتوسّل بالنبي صلّى الله عليه وسلم رفعت عنه تلك الشدة

 

Artinya, “Keistimewaan bait ini dan bait setelahnya adalah dapat menyelamatkan seseorang dari kejatuhan di kesulitan. Siapa saja yang membiasakan membaca dua bait ini akan lolos dari terperosok di dalam kesulitan. Siapa yang sedang terperosok dalam kesulitan sebelum membaca keduanya, lalu membiasakan pembacaan dua bait ini di tengah malam dan bertawassul kepada Rasulullah SAW, niscaya Allah mengangkatnya dari kesulitan tersebut,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah, [Surabaya, Al-Hidayah: tanpa catatan tahun], halaman 22).

 

Sementara kutipan syair Burdah secara lengkap berikutnya yang dimaksud Syekh Ibrahim Al-Baijuri adalah:

 

نبينَّا الآمرُ الناهي فلا أحدٌ ** أبَرَّ في قَوْلِ "لا" مِنْهُ وَلا "نَعَمِ" هُوَ الحَبيبُ الذي تُرْجَى شَفاعَتُهُ ** لِكُلِّ هَوْل من الأهوال مُقْتَحِمِ

 

Nabiyyunal âmirun nâhi fa lâ ahadun**abarra fî qauli “lâ” wa la “na‘ami”/hual habîbul ladzî turjâ syafâ‘atuhû.

 

Artinya, “Nabi kami yang amar (makruf) dan nahi (munkar) tiada seorang pun**yang lebih baik darinya dalam berkata “tidak” dan “ya”/Dialah al-habib, sang kekasih yang diharapkan syafaatnya/bagi setiap huru-hara yang menyergap tiba-tiba.”

 

Ada baiknya kita melazimkan dua syair ini sebelum tiba waktu azan atau mengisi waktu senggang di hadapan anak-anak. Semoga Allah memberikan jalan keluar atas kesulitan yang sedang mengimpit kita. Allahumma shalli wa sallim 'ala Sayyidina Muhammad wa alihi wa shabihi ajma'in. Wallahu a‘lam. []

 

Sumber: NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar