Selasa, 23 April 2013

(Buku of the Day) Sufisme dan Pluralisme; Memahami Hakikat Agama dan Relasi Agama- Agama


Memahami Hakikat dan Relasi Keagamaan

 



 

Judul Buku        : Sufisme dan Pluralisme; Memahami Hakikat Agama dan Relasi Agama- Agama

Penulis             : Yunasril Ali

Penerbit            : PT Elex Media Komputindo

Pencetak          : PT Gramedia, Jakarta

Tahun Terbit      : I, 2012

Tebal                : x + 293

Harga               : Rp. 49.800,00

Peresensi          : Nursodik*

 

Kini banyak orang yang senang dengan mencari-cari kesalahan orang lain ketimbang menebar kebaikan untuk mereka. Di satu sisi beberapa kalangan malah lebih banyak menghujat, mengintimidasi, menakut-nakuti dan bahkan melakukan kekerasan terhadap kalangan lain. Mencoba mengkritisi kembali ke akar pemahaman. Itulah yang dilakukan Yunasril Ali dengan telaah pemikirannya terkait relasi agama dalam sebuah buku “Sufisme dan Pluralisme”.


Dalam buku setebal 294 inilah akan menjawab persoalan-persoalan di atas yang dijelaskan dalam basis relasi agama-agama dan memahami hakikat keberagamaan. Yunasril Ali dalam bukunya memulai menjelaskan pemahaman tentang interpretasi tauhid agama-agama samawi yang signifikan. Kemudian ditransformasi dalam kehidupan global tentang bagaimana perekat pluralitas agama dalam dimensi esoterik. Sebuah dimensi yang menawarkan pemahaman agama secara mendasar dan tertuju pada substansi yang paling fundamental dari agama-agama, yang menyangkut doktrin dasar, nilai-nilai etis universal yang dimiliki oleh semua agama. (hal 37).


Lewat bukunya, Yunasril Ali membawa pembaca pada suatu panorama betapa kita lebih banyak “menggusur” daripada “membangun”. Dalam artian “Menggusur” das sain Tuhan menciptakan banyak agama, tetapi tidak “membangun” das solen kita untuk saling berlomba dalam berbuat kebaikan.


Beberapa masalah diungkapkan penuh realita dan dinamisasi kehidupan yang bergejolak, Yunasril Ali tak hanya menyoroti permasalahan dari satu sisi, tetapi bagaimana menyatukan semangat dialog relasi keberagamaan. Dalam masalah keberagamaan bukan seperti tukar-ganti pakaian, yang hanya dengan mudah dilakukan, tetapi masalah keberagamaan harus tumbuh dari kesadaran. Kemudian masalah pluralitas bukan hanya asumsi lisan atau hanya pada level prosedural dan basa-basi, tetapi harus benar-benar dilaksanakan sebagai cerminan dari ajaran agama. Satu lagi persoalan yang paling mendasar selanjutnya adalah tentang masalah klaim kebenaran. Masing-masing pemeluk agama mengklaim bahwa hanya agamanya lah yang paling benar, sementara agama yang lainnya salah dan menyesatkan (hal 22-23).


Menyoroti substansi keberagamaan Yasril menggunakan pendekatan pandangan esoterik Al- Jilli. Dalam pendekatannya berupaya mengembalikan perhatian yang telah jauh melebar hingga memunculkan sekat-sekat keberagamaan menuju satu substansi yang hakiki dan segalanya. Bertolak dari pendekatan esoterik, buku ini mencoba melihat penataan kehidupan beragama di Indonesia yang terbagi dalam dua level : pertama Penataan melalui perundang-undangan secara juridis-formal yang harus diamati oleh setiap pemeluk agama di Indonesia, kedua Penataan pada level penyadaran. Namun Yusril disini tidak akan banyak membicarakan aturan yuridis-formal, tetapi lebih terfokus pada penyadaran keberagamaan serta kearifan dalam hidup beragama yang dilandaskan pada ajaran esoterik agama. (hal 121).


Namun dewasa ini, khususnya bagi Indonesia, radikalisme atau militanisme yang bercirikan pemikiran sempit, hanya merasa benar sendiri dan bahkan memonopoli kebenaran atas nama Tuhan, masih tampak dan berkembang di masyarakat kita.


Jika pemikiran sempit dan tidak mau menerima pemikiran orang lain masih bersemayam di dalam relung kepala dan hati kita, agaknya sulit bagi kita untuk merasa nyaman dalam kehidupan beragama, karena perkembangannya dengan pesat, sementara kita masih tetap mengurung diri dalam belenggu kebenaran sendiri. untuk itu perlu menata ruang kehidupan beragama dengan membangun basis dialog Agama, damai dalam cinta untuk meraih puncak pengalaman keberagamaan.


Buku ini sangat memberi kontribusi pengetahuan keagamaan, khususnya bagi kalangan orang yang fanatik terhadap agama lain alangkah lebih baiknya membaca buku ini, karena selain menambah pengetahuan, buku ini juga dapat menjadi pedoman untuk menata ruang keagamaan kita.


Peresensi adalah pengelola Rumah Baca PesMa Al Firdaus dan anggota CSS MoRA IAIN Walisongo Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar