Senin, 19 Desember 2011

(Buku of the Day) Surat Cinta Dari Tuhan, Hadits Qudsi Penerang Hati

Surat Cinta Dari Tuhan Menggapai Cinta, Meraih Makna
024.jpg
Cetakan : 1, Desember 2005
Tebal : 183 halaman [termasuk Indeks]
Peresensi : Ahmad Hasan MS*

KEBERMAKNAAN hidup ini ditentukan oleh keserasian antara sikap batin, gerak tubuh dan olah lisan, cinta adalah spirit yang membangun keharmanisan dan keselarasan dibalik semua bentuk dan makna itu, dengan cinta hidup ini lebih nyaman, indah dan penuh menggairahkan, orang yang sedang jatuh cinta pasti berusaha memenuhi permintaan sang kekasih pujaanya dan selalu ingin mendekat padanya dimanapun dan kapanpun Ia berada, oleh karna itu tidaklah heran bila pepatah mengatakan bahwa cinta adalah segala-galanya.

Sumber dan pusat dari cinta segala cinta yang paling hakiki tidak lain adalah dari dan untuk sang maha pencipta,yaitu tuhan yang menciptakan dan mengatur segala macam kehidupan dari makhluk ciptaanya, oleh karna itu untuk meraih cinta dan kasih sayangnya maka harus memenuhi segala macam yang diperintahkannya dan menjauhi laranganya atau dalam istilahnya bertaqwa.

Dalam Islam taqwa menduduki posisi yang paling tinggi disamping iman, oleh karenanya iman dan taqwa adalah ukuran barometer setiap insan yang beribadah epadaNya,sehingga kepemilikan segala macam harta benda akan sia-sia manakala tanpa didasari dengan bekal iman dan taqwa tersebut, atas dasar inilah alangkah baiknya bila kita menjadi orang yang bertaqwa,agar kita selalu dicintai oleh Tuhan yang maha esa dan pada akhirnya kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat.

Buku yang berjudul" surat cinta dari Tuhan" yang ditulis oleh saudaraku Islah Gusmian ini adalah rangkaian dari beberapa hadis qudsi yang berisi menu masakan lezat untuk hati kita, beliau menerjemahkan 34 hadis qudsi tersebut dari kitab Al-Mawa’izh Fi Al- Ahadits Alqudsiyyah karya tokoh besar Imam Ghazali,sebuah kitab yang menjadi salah satu mainstream segala pelosok penjuru umat Islam di dunia, dan tanah air khususnya, terlebih bagi kalangan pondok pesantren, kitab tersebut sudah lazim dan tidak asing lagi di telinga mereka.

Secara jelas, penulis bermaksud memberikan "wejangan" bagi kita bersama untuk menengok kembali pesan nasehat dari hadis qudsi,sehingga diharapkan dapat menjadi spirit cinta kasih untuk sesama manusia dan terlebih kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Cinta kepada sesama umat manusia dalam konteks masa sekarang ini sangat penting untuk kita tumbuhkan dalam rangka membangun solidaritas dan harmoni sosial secara universal, baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga cita-cita untuk mencapai negara kesejahteraan [welfare state] dapat tercapai ditengah bangsa yang mengalami krisis multidimensi, karna bagaimanapun rasa cinta kasih sayang [toleransi] dan kerjasama antar bangsa,negara dan agama adalah suatu resep mujarab mengobati krisis yang menerpa bangsa tercinta ini.

Namun, cinta terhadap sesama tidaklah cukup tanpa kecintaan terhadap Tuhan, bahkan cinta terhadap tuhan berada di atas segala-galanya,oleh karenanya untuk meraih cinta dariNya kita harus menghampiriNya yakni dengan jalan iman dan taqwa menuju kebahagiaan dunia dan akherat.

*Peresensi adalah Pecinta Buku, Alumnus PP. Raudlatul Ulum, Guyangan Pati. Tinggal di Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar