Cerita ini dikutip dari Kitab Usfuriyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar, halaman 3-4. Cerita ini diangkat berkaitan dengan hadits Rasulullah perihal kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya yang telah menginjak usia lanjut.
Suatu hari Sayyidina Ali RA bergegas menuju masjid untuk mengejar shalat Subuh berjamaah. Di tengah perjalanan ia terhalang oleh seorang lansia yang berjalan begitu lamban. Sayyidina Ali RA tidak mendahuluinya karena memuliakan ketuaan dan uban pada orang lansia semata.
Sayyidina Ali RA tetap berjalan perlahan di belakang lansia tersebut hingga matahari hampir terbit yang menandai habisnya waktu shalat Subuh. Tetapi betapa terkejutnya Sayyidina Ali RA ketika lansia tersebut tidak memasuki ke pekarangan masjid saat di dekat pintu masjid. Di situ Sayyidina Ali RA tahu bahwa lansia tersebut beragama Nasrani.
Ketika memasuki masjid, Sayyidina Ali RA mendapati Rasulullah SAW sedang rukuk sehingga ia dapat mengejar rakaat Shubuh. Ternyata Rasulullah sudah melakukan rukuk selama dua kali lamanya rukuk.
“Wahai Rasulullah, kau menambah durasi rukuk yang belum pernah kaulakukan sebelumnya,” tanya para sahabat seusai shalat.
“Ketika rukuk dan selesai membaca wiridku sebagaimana biasa, subhāna rabbiyal azhīm, aku hendak mengangkat kepala. Tetapi Jibril datang dan meletakkan sayapnya di atas punggungku yang membuatku lama dalam rukuk. Ketika ia mengangkat sayapnya, baru kuangkat punggungku.”
“Mengapa demikian wahai Rasulullah?”
“Tidaklah aku menanyakan perihal itu.”
Jibril AS kemudian datang dan menceritakan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa Sayyidina Ali RA bergegas mengejar shalat berjamaah. Di tengah jalan ia mendapati seorang lansia. Ia sendiri tidak mengetahui bahwa lansia tersebut adalah Nasrani. Sayyidina Ali RA menghormatinya karena ketuaannya. Ia tidak mendahului orang tersebut. Ia memenuhi hak orang lansia.
“Allah mengutusku untuk menahanmu pada saat rukuk agar Ali dapat mengikuti shalat Subuh. Ini tidak aneh. Yang paling aneh adalah Allah memrintahkan Mikail untuk menahan sejenak matahari dengan sayapnya demi Ali,” bisik Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
“Ini merupakan derajat atas penghormatan kepada lansia meski ia beragama Nasrani,” kata Nabi Muhammad SAW.
(Alhafiz Kurniawan, Redaktur Keislaman NU)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar