Tiga Habib Satu Kiai
Anjurkan Ajengan Syuja’i Masuk NU
![]() |
Mama Ciharashas
(bertongkat) hendak berhaji tahun 1983
|
Mama Ajengan KH Ahmad
Syuja’i Ciharashas (selajutnya Mama Ciharashas), Cianjur, Jawa Barat, kurang
mendapat perhatian dalam sejarah NU. Padahal ia, melalui pesantrennya, adalah
pemasok kiai-kiai yang menjadi pengurus NU di Priangan Barat.
Jika ditelusuri, Rais
Syuriah PCNU di Priangan Barat adalah didikan Mama Ciharashas. Sebut misalnya
Rais Syuriyah PCNU Sukabumi KH Mahmud Mudrikah Hanafi (Pengasuh Siqoyatur
Rohmah, Selajambu), almaghfurlah KH Zezen Zainal Abidin (Pengasuh Pesantren
Az-Zainiyah, Nagrog), KH Abdullah Mukhtar (Pengasuh An-Nidzom Panjalu), Rais
Syuriyah PCNU Kota Bandung KH Tajuddin Syubki dan lain-lain.
Mama Ciharashas pun
masuk NU tidak sagawayah (sembarangan). Ia dianjurkan aktif di NU oleh tiga
habib jempolan dan satu kiai. Tak heran, sejak masih santri KH Ahmad Syatibi
Gentur (Mama Kaler), Mama Ciharashas sudah memiliki Kartanu.
Menurut putra angkat
mama Ciharashas, KH Abdul Aziz Hidayatullah, pada buku Riwayat Hidup KH
Muhammad Syuja’i (Mama Ciharashas) bin Haji Ghojali Singapraja, Mama Ciharashas
dianjurkan masuk dan aktif di NU oleh KH Mansur Jembatan Lima, Jakarta (Guru
Mansur). Bahkan Guru Mansur menganjurkan harus punya KARTANO (sekarang
Kartanu).
Begitu pula setelah
Mama Ciharashas mendirikan Pesantren Asy-Syuja’i, banyak dukungan dari
masyayikh agar menjadi pengurus Nahdlatul Ulama. Anjuran itu didukung Habib
Muhammad Al-Haddad, Tegal, Jawa Tengah, Habib Syekh bin Salim Al-Attas,
Sukabumi, dan Al-Habib Utsman Al-Idrus, Bandung.
“Ketika Habib Utsman
Al-Idrus, menjabat sebagai Rais Syuriah PWNU Provinsi Jawa Barat, dengan
pendirian yang teguh, dilandasi ilmu agama yang kuat dan mendalam, serta
desakan para masyayikh, maka dengan keputusan bulat, Mama Ciharashas menjadi
Pengurus PCNU Kabupaten Cianjur,” ungkap buku itu yang diterbitkan dalam rangka
Haul Mama Ciharashas pada 1434/2013.
Kemudian Mama
Ciharashas diangkat sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Provinsi Jawa Barat, hingga
akhir hayatnya pada 20 Dzulqadah 1403 H atau 28 Agustus 1983 M.
Guru-guru Mama
Ciharashas
Mama Ciharashas lahir
di Kampung Tugu, Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi 15
Juni 1910 M. Ia merupakan putra dari pasangan KH Gojali SIngapraja dan Ny. Hj.
Hafsah. Pendidikan formal Mama Ciharashas sampai pada sekolah desa dan Vervolg
School (sekolah Belanda) pada 1926-1927. Pendidikan selanjutnya ia dapatkan di
berbagai pondok pesantren.
Beberapa pesantren
yang tempat berguru Mama Ciharashas adalah Pesantren Sumursari Garut dari tahun
1927-1928, kemudian nyantri ke Pesantren Gentur yang diasuh KH Mama Ajengan
Ahmad Syatibi (Mama Kaler) dan Mama Ajengan KH Ahmad Kurtubi (Mama Kidul) mulai
tahun 1929-1938.
Kemudian ia berguru
kepada KH Raden Husen (Mama Ciajag) bin KH Ahyad Cianjur, KH DJunaidi
Tangerang, serta kepada para habib, di antaranya Habib Ali Al-Attas, Bungur,
Cikini, Jakarta, Habib Muhammad Al-Haddad, Tegal, Jawa Tengah, Habib Syekh bin
Salim Al-Attas, Sukabumi. Bersambung (Abdullah Alawi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar