Kisah Kewaspadaan
Nabi Akan Kematian
Suatu ketika
Rasulullah SAW batal dari wudhu, beliau pun langsung bergegas melakukan
tayamum. Hal itu dilakukan demi menjaga tradisi daimul wudhu’, melanggengkan
wudhu.
Hanya saja, para
sahabat merasa heran terhadap apa yang dilakukan sang rasul. Bagaimana tidak,
mengapa rasul bertayamum? Sedang tempat wudhu yang penuh akan air, yang
seharusnya dituju sangatlah dekat jaraknya. Malah yang beliau lakukan adalah
tayamum. Padahal secara ilmu fiqih, tayamum boleh dilakukan ketika memang tidak
ada air atau sakit yang membahayakan ketika bersentuhan dengan air.
Karena penasaran yang
tak tertahan, salah seorang sahabat lantas memberanikan diri untuk bertanya.
“Wahai Rasul, mengapa
anda bertayamum? Sedang tempat wudhu yang penuh air berada tak jauh di samping
anda?”
Memang, tempat wudhu
yang seharusnya dituju kira-kira sejauh 6 meter dari tempat duduk rasul.
Lantas dengan rendah
hati rasul menjawab,
“Ya, memang
sahabatku. Tempat wudhu, sangatlah dekat. Namun adakah yang berani
menjamin, bahwa umurku sanggup untuk memenuhi langkahku ke tempat wudhu?” tanya
nabi seraya tertatih melangkah ke tempat wudhu diikuti decak kagum sekaligus
malu oleh sahabat.
Kagum akan kerendahan
hati dan kewaspadaan rasul. Malu bahwa seorang rasul saja begitu khawatir akan
kehidupan dunia yang lamanya hanya seperti singgah bertamu. Lalu, bagaimana
dengan kita? Subhanallah. ***
Dikisahkan kembali
oleh Pengasuh Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, KH Muhammad Shofi Al Mubarok
dari Habib Muhammad bin Husein bin Anis Al Habsyi, Solo.
[]
(Ulin Nuha Karim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar