Kamis, 30 Maret 2023

(Ngaji of the Day) 8 Ketentuan untuk Meraih Kesempurnaan Puasa Ramadhan

Bulan Ramadhan menjadi salah satu bulan yang sangat dinanti-nanti oleh umat Islam. Pada bulan tersebut, Allah memberikan rahmat, ampunan, dan karunia-Nya melebihi bulan-bulan yang lain pada umumnya. Semua dosa akan diampuni, dan segala doa akan terkabul. Pada bulan tersebut, Allah mewajibkan ibadah puasa bagi semua umat Islam.


Puasa sendiri merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan oleh semua umat Islam tanpa terkecuali. Mereka yang sudah memenuhi syarat dan rukunnya, memiliki kewajiban untuk menjalani kewajiban tahunan dalam setiap bulan Ramadhan ini. Bahkan, kewajiban itu termasuk maklum minad din bid-dharurah (diketahui secara pasti dalam ajaran Islam).


Karena diwajibkan, tentunya harus benar-benar menjaga ibadah puasanya selama satu bulan dengan penuh kehati-hatian, mulai dari menghindari setiap hal-hal yang bisa membatalkan puasa, menghilangkan pahalanya, dan hal lain yang bisa mempengaruhi kesempurnaannya. Semua itu tentu dengan tujuan agar selama satu bulan tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, namun juga bisa diterima semua amal ibadah, khususnya puasa.


Nah, dalam hal ini penting memperhatikan beberapa ketentuan berikut, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syekh Muhyiddin Mistu dalam salah satu kitabnya, yang berjudul as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu (Puasa, Fiqih dan Rahasianya) halaman 110-113, cetakan Damaskus, Darul Qalam: 1979. Dalam kitab tersebut, terdapat salah satu bab dengan judul Kaifa Tashumu as-Shauma al-Kamila? (Bagaimana engkau berpuasa dengan sempurna?)


Pada bab tersebut, Syekh Muhyiddin Mistu menjelaskan beberapa hal penting yang harus diperhatikan oleh orang-orang yang sedang berpuasa. Hal itu agar puasa yang dilakukan bisa sempurna dan tidak hanya lapar dan dahaga, namun juga pahala. Beberapa ketentuan itu terdiri dari 8 hal, yaitu:


Pertama, Mengakhirkan Sahur

 

Sahur dalam puasa Ramadhan merupakan salah satu pekerjaan yang sangat dianjurkan (sunnah muakkadah). Selain mengikuti jajak langkah Rasulullah, juga bisa menjadi salah satu alternatif agar kuat dalam menjalankan puasa selama satu hari. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:


اِسْتَعِيْنُوْا بِطَعَامِ السَّحَرِ عَلَى صِيَامِ النَّهَارِ وَالْقَيْلُوْلَةِ عَلَى قِيَامِ اللَّيْلِ


Artinya, “Minta tolonglah kalian semua dengan makan sahur untuk puasa di siang hari, dan dengan tidur qailulah (menjelang shalat Dzuhur) untuk bangun malam.” (HR Ibnu Majah).


Menurut Syekh Muhyiddin Mistu, karena sahur menjadi alternatif agar kuat dalam menjalankan puasa, maka mengakhirkan sahur hukumnya lebih baik (yang penting tidak sampai terbit fajar sadiq). Dengan demikian, ia akan lebih kuat dan sehat dalam menjalani aktivitas selama satu hari.


Kedua, Menyegerakan Berbuka

 

Di antara kesunnahan puasa yang lain adalah menyegerakan buka puasa ketika matahari sudah benar-benar terbenam dan tidak menunda-nundanya. Hal itu karena terdapat sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:


لَا يَزَالُ اَلنَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا اَلْفِطْرَ


Artinya, “Orang-orang senantiasa dalam kebaikan, selama mereka masih menyegerakan berbuka.” (Muttafaq Alaih).


Ketiga, Istiqamah Shalat Tarawih

 

Di antara penyebab untuk bisa melakukan puasa dengan sempurna adalah menjalankan ibadah shalat tarawih dengan istiqamah. Shalat tarawih sendiri merupakan salah satu shalat sunnah yang hanya dilakukan pada bulan Ramadhan. Selain Ramadhan, shalat yang satu ini tidak dianjurkan.


Oleh karenanya, orang-orang yang sedang berpuasa sudah seharusnya menjaga dan istiqamah dalam mengerjakan shalat sunnah yang satu ini. Selain itu, shalat ini memiliki faedah yang sangat banyak menurut Syekh Muhyiddin Mistu, di antaranya:


تُفِيْدُ هَضْمَ الطَّعَامِ وَتَنْشِيْطَ الْجِسْمِ وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ


Artinya, “(Shalat tarawih) berfaedah menghancurkan makanan (dalam perut), membangkitkan semangat ibadah, dan ampunan dosa-dosa.”


Keempat, Menjaga Lisan

 

Di antara hal-hal yang sangat penting untuk dihindari ketika berpuasa adalah menjaga lisan dari beragam ucapan-ucapan yang bisa menghilangkan pahala puasa, misalnya membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:


مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ


Artinya, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta, dan (bahkan) melakukannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR Abu Hurairah).


Kelima, Menahan Syahwat

 

Sebab-sebab penyempurna puasa di bulan Ramadhan yang lain adalah bisa menahan diri dari segala syahwat (hal-hal yang disenangi oleh nafsu). Syahwat dalam hal ini tidak hanya sebatas hal-hal yang diharamkan, sebab semua itu jelas-jelas dilarang dalam Islam, akan tetapi perihal keinginan yang halal. Tujuannya, sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Muhyiddin Mistu, agar tujuan tujuan puasa benar-benar nyata berupa menahan diri dari segala keinginan jasmani dan rohani. Rasulullah bersabda,


إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعَكَ وَبَصَرَكَ وَلِسَانَكَ عَنِ الْكَذِبِ وَالْمَحَارِمِ وَدَعْ أَذَى الْخَادِمَ وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وِقَارٌ وَسَكِيْنَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ فِطْرِكَ وَصَوْمِكَ سَوَاءً


Artinya, “Jika engkau berpuasa, maka berpuasalah (tahanlah) pendengaranmu, penglihatanmu, lisanmu, dari berbohong dan hal-hal yang diharamkan, dan tinggalkanlah menyakiti tetangga, dan bersikaplah penuh dengan wibawa dan ketenangan pada hari puasamu, dan janganlah kamu jadikan hari berbukamu dan hari puasamu sama.” (HR Jabir bin Abdullah).


Keenam, Berbuka dengan Makanan Halal

 

Selain penjelasan di atas, ada juga yang penting diperhatikan untuk mendapatkan kesempurnaan puasa pada bulan Ramadhan, yaitu berbuka dengan makanan-makanan yang dihasilkan dari uang halal. Jika tidak, maka makanan tersebut bisa menghilangkan pahala puasa dan tidak mendapatkan kesempurnaan puasa.


Selain menghilangkan pahala puasa, berbuka dengan makanan haram bisa membuat seseorang akan merasa berat untuk melakukan suatu ibadah, sehingga akan dengan mudah meninggalkannya. Oleh karenanya, orang-orang yang malas beribadah pada bulan Ramadhan, perlu intropeksi kembali perihal makanan yang dimakan saat buka puasa.


Ketujuh, Memperbanyak Membaca Al-Qur’an

 

Bulan Ramadhan selain dikenal sebagai bulan puasa, juga masyhur dengan sebutan bulan Al-Qur’an. Sebab, pada bulan ini diyakini bertepatan dengan diturunkannya Al-Qur’an oleh Allah dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia secara langsung, kemudian diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap oleh malaikat Jibril, sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.


Karena disebut bulan Al-Qur’an, maka sangat dianjurkan bagi semua umat Islam untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Semua itu dilakukan tidak lain kecuali agar bisa meraih kesempurnaan puasa selama bulan Ramadhan. 


Kedelapan, Meningkatkan Ketakwaan

 

Dari beberapa penjelasan di atas, ada juga yang tidak kalah penting untuk diusahakan, yaitu peningkatan dan konsistensi ibadah selama bulan Ramadhan, untuk bisa meningkatkan ketakwaan kepada Alla ‘azza wa jalla. Poin ketujuh ini merupakan representasi di balik adanya syariat puasa, sebagaimana yang diabadikan dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ


Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah [2]: 183).


Dengan kata lain, bulan Ramadhan seharusnya tidak saja diartikan sebagai bulan puasa, yang di dalamnya hanya fokus berpuasa dan melupakan ibadah-ibadah lainnya, tentu tidak demikian. Sebab, pada bulan ini Allah melipatgandakan semua amal ibadah dan amal kebajikan yang dilakukan oleh umat Islam. Oleh karenanya, sudah saatnya meningkatkan semua ibadah pada bulan yang mulia ini.


Demikian delapan ketentuan untuk meraih kesempurnaan puasa selama bulan Ramadhan menurut Syekh Muhyiddin Mistu dalam kitab as-Shaumu Fiqhuhu wa Asraruhu. Dengan mengetahuinya, semoga kita bisa meningkatkan ibadah di bulan yang sangat mulia nan agung ini. Wallahu a’lam bisshawab.
[]


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan Jawa Timur. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar