Ketika Rasulullah Dihina dan Dilempari
Kotoran
Perilaku dan akhlak yang baik adalah anjuran
nabi yang selalu ditekankan pada umatnya, bahkan berbuat baik pada orang yang
telah melakukan hal buruk sekalipun. Hal ini jelas sudah dicontohkan oleh sang
pemuda padang pasir, Muhammad SAW dengan selalu menimpali perbuatan buruk orang
lain terhadapnya dengan kasih sayang.
Syahdan, suatu hari Nabi SAW hendak pergi ke
masjid dan melewati jalan yang merupakan akses satu-satunya untuk menuju
masjid. Di situ Nabi selalu mendapat hinaan, cacian, bahkan dilempar
kotoran.
Namun Nabi tidak pernah membalasnya walau
hanya mengeluh. Justru Nabi bertanya dan khawatir terhadap orang yang melempar
kotoran saat suatu hari dia tidak melakukan kebiasaan buruknya itu. Ternyata
Nabi mendapat kabar bahwa dia sedang sakit.
Meski mendapat perlakuan negatif dan keji,
Nabi tidak segan-segan menjenguknya. Akhirnya, orang tersebut merasa malu
karena ternyata manusia yang selalu dikerjainya tersebut mempunyai sifat baik
dan tidak dendam sedikitpun. Perangai Nabi itulah yang membuat Islam diterima
dan menyebar luas hingga sekarang.
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda:
من
اصبح لا ينوي الظلم علي احد غفر له ما جني ومن اصبح ينوي نصرة المظلوم وقضاء حاجة
المسلمين كانت له كاءجر حجة مبرووة
“Barang siapa bangun pagi dengan maksud untuk
tidak berbuat zhalim (Aniaya)kepada seseorang maka perbutan dosa yang dilakukan
akan diampuni (oleh Allah). Dan barang siapa bangun dipagi hari berniat untuk
menolong orang yang terzholimi, memenuhi kebutuhan orang muslim maka dia akan
mndapatkan pahala seperti haji mabrur.” (Nashaihul Ibad, hal 21)
Berbuat baik (menolong orang yang
terdzalimi)dalam arti di atas memiliki arti umum yakni “Madhlum” yang berarti
orang yang teraniaya, artinya berbuat baik tidak pandang agama, golongan
ataupun ras. Namun berbuat baik adalah anjuran yang harus melekat pada diri
manusia. []
(Diana Manzila)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar