Senin, 26 Juli 2021

Nasaruddin Umar: Lesson Learning dari Covid-19 (4) Dampak Khalifah Over Masculine

Lesson Learning dari Covid-19 (4)

Dampak Khalifah Over Masculine

Oleh: Nasaruddin Umar

 

Al-Qur’an memaparkan banyak contoh kesuksesan dan kegagalan umat manusia. Kesuksesan mereka bisa dilihat di dalam wacana pembinaan Human Development Index yang sering dijadikan ukuran internasional saat ini. 

 

Al-Qur’an juga menginformasikan kepada kita bahwa pandemi dan bencana seringkali diawali terjadinya berbagai penyimpangan perilaku dalam masyarakat. Perilaku alam raya makrokosmos berbanding lurus dengan perilaku manusia mikrokosmos. 

 

Umat Nabi Nuh yang keras kepala (Q.S. al-Najm/53:52) ditimpa bencana banjir (Q.S. Hud/11:40). Umat Nabi Syu’aib yang korup (Q.S. al-A’raf/7:85; S. Hud/11:84-85) ditimpa gempa mematikan (Q.S. Hud/11:94). Umat Nabi Shaleh yang hedonistik (Q.S. al-Syura/26:146-149) ditimpa keganasan virus dan gempa bumi (Q.S. Hud/11:67-68). 

 

Umat Nabi Luth yang dilanda penyimpangan seksual (Q.S. Hud/11:78-79) ditimpa gempa dahsyat (Q.S. Hud/11:82). Penguasa Yaman, Raja Abrahah, yang ambisius ingin mengambil-alih Ka’bah, dihancurkan oleh burung/virus (Q.S.al-Fil/105:1-5). 

 

Hujan tadinya menjadi sumber air bersih dan pembawa rahmat (Q.S. al-An’am/6:99), tiba-tiba menjadi sumber malapetaka. Banjir memusnahkan areal kehidupan manusia (Q.S. al-Baqarah/2:59). 

 

Gunung-gunung tadinya sebagai patok bumi (Q.S. al-Rum/30:7), tiba-tiba memuntahkan lahar panas dan gas beracun (Q.S. al-Mursalat/77:10). Angin yang tadinya berfungsi dalam proses penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Hahfi/18:45) dan mendistribusi awan (Q.S. al-Baqarah/2:164), tiba-tiba tampil ganas meluluhlantakkan segala sesuatu yang dilewatinya (Q.S. Fushilat/41:16). 

 

Lautan tadinya jinak melayani mobilitas manusia (Q.S. al-Hajj/22:65), tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilaluinya (Q.S. al-Takwir/81:6). Malam tadinya membawa kesejukan dan ketenangan (Q.S. al-Naml/27:86), tiba-tiba menampilkan ketakutan yang mencekam dan mematikan (Q.S. Hud/11:81). 

 

Siang tadinya menjadi hari-hari menjanjikan (Q.S. al-Muzzammil/73:7), tiba-tiba berubah menjadi hari-hari menyesakkan dan menyedot energi positif (Q.S. al-Ahqaf/46:35).

 

Kilat dan guntur (listrik alam) tadinya menjalankan fungsi positifnya dalam proses nitrifikasi untuk kehidupan makhluk biologis di bumi (Q.S. al-Rad/13:12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, menetaskan larva-larva (telur hama) betina, yang memusnahkan berbagai tanaman para petani (Q.S. al-Ras/13:12). 

 

Disparitas flora dan fauna tadinya tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (Q.S. al-Rad/13:4), tiba-tiba berkembang menyalahi pertumbuhan deret ukur kebutuhan manusia, sehingga kesulitan memenuhi komposisi kebutuhan karbohidrat dan proteinnya secara seimbang (Q.S. al-A’raf/7:132).

 

Ayat-ayat yang dituliskan hanya nomor ayat dan nomor surahnya akan dijelaskan lebih terperinci ketika membahas ayat-ayat tersebut.

 

Peristiwa-peristiwa yang pernah menimpa anak manusia dalam lintasan sejarah kehidupannya, membuat kita percaya bahwa meskipun manusia diberi sejumlah keunggulan dan keistimewaan tetapi tidak pernah luput dari berbagai kekeliruan dan kekhilafan. 

 

Boleh jadi munculnya berbagai virus baru dan pandemic virus Corona Covid-19 yang menimpa dunia merupakan bagian dari kegagalan manusia sebagai khalifah.

 

Manusia sudah tidak lagi memikirkan pola keseimbangan dan keserasian ekosistem, mereka lebih banyak didikte oleh ego dan kerakusan, sehingga mereka menjadi khalifah tanpa dibimbing oleh hati Nurani. Akibatnya manusia sendiri harus menanggung berbagai resiko.

 

Atas dasar itu semua, manusia perlu selalu memohon perlindungan di samping bimbingan terus menerus dari Allah Swt. Manusia tidak boleh lengah dengan kelebihan yang Allah berikan kepadanya karena di balik setiap kelebihan itu melekat kelemahan yang bisa menyebabkan manusia sombong, melampaui batas, dan pada akhirnya tergelincir. 

 

Keniscayaan manusia memohon perlindungan Allah Swt ditegaskan sendiri oleh Allah Swt  di dalam beberapa ayat, di antaranya ialah: Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. (Q.S. al-Mu’minun/23:97).

 

Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk. (Q.S. al-Nahl/16:98). 

 

Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan. (Q.S. al-Mu’minun/23:97). Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukan dirinya dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan beruntung. (Q.S. Yusuf/12: 23). 

 

Ayat ini menjelaskan Nabi Yusuf pun memohon perlindungan dari Allah Swt. Dalam ayat lain Nabi Yusuf kembali memohon perlindungan Allah Swt: 

 

Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan kepada Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami orang-orang yang zalim". (Q.S. Yusuf/12:79), “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" 

 

Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil". (Q.S. al-Baqarah/2: 67). Dan jika engkau ditimpa godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi maha Mengetahui. (Q.S. Al-A’raf/7: 200). []

 

REPUBLIKA, 03 Juli 2021

Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA | Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar