Hukum Menshalatkan Jenazah
Orang Fasik
Di antara kewajiban umat Islam terhadap
saudara muslim yang meninggal adalah mengurusi jenazah mereka, mulai dari
memandikan, mengafani, menshalatkan, dan menguburkan. Tidak sampai di situ,
sebagian besar masyarakat tetap berusaha mengirimkan doa dan menghadiahkan
pahala baca Al-Qur’an, dzikir, dan amalan lainnya untuk kebahagiaan mayat di
alam kubur.
Ini menunjukkan betapa kuatnya persaudaraan umat Islam. Persaudaraan mereka tidak hanya berlaku pada saat hidup di dunia, tetapi ketika saudara seimannya meninggal, mereka tetap mempertahankan jalinan persaudaraan dengan cara mengirimkan doa.
Keharusan mengurusi jenazah muslim berlaku untuk seluruh umat Islam tanpa ada pengecualian. Hukum mengurusi jenazah muslim dalam fiqih ialah fardhu kifayah. Artinya, kewajiban mengurusi jenazah hilang bila sudah dilakukan oleh sebagian orang dan dihukumi berdosa seluruhnya bila tidak ada yang mengurusi sama sekali
.
Perlu diketahui, selama jenazah masih berstatus muslim pada akhir hayatnya, seluruh umat Islam dituntut untuk mengurusi jenazah mereka, meskipun semasa hidupnya dikenal sebagai pendosa dan suka berbuat maksiat.
Perlu diketahui, selama jenazah masih berstatus muslim pada akhir hayatnya, seluruh umat Islam dituntut untuk mengurusi jenazah mereka, meskipun semasa hidupnya dikenal sebagai pendosa dan suka berbuat maksiat.
Sayyid Abdurrahman Ba’lawi dalam Bughyah al-Mustarsyidin mengatakan:
يجب
تجهيز كل مسلم محكوم بإسلامه، وإن فحشت ذنوبه، وكان تاركا للصلاة وغيرها من غير
جهود، ويأثم كل من علم به أو قصر في ذلك، لأن لا إله الا الله وقاية له من الخلود
في النار، هذا من حيث الظاهر، وأما باطنا فمحل ذلك حيث حسنت الخاتمة بالموت على
اليقين والثبات على الدين فألاعمال عنوان.
“Wajib mengurusi jenazah setiap muslim, meskipun banyak dosa, seperti meninggalkan shalat dan lain-lain selama tidak mengingkari kewajibannya. Dianggap berdosa setiap orang yang mengetahui dan mereka tidak mengurusinya, karena dari sisi lahiriah, kalimat tauhid menjaga manusia dari azab kekal di neraka, sementara dari aspek batin, husnul khatimah didasarkan pada keyakinan, keteguhan beragama, dan amalan sebagai tandanya.”
Dengan demikian, setiap jenazah muslim mesti diurusi oleh umat Islam, sekalipun semasa hidupnya sering melakukan kesalahan dan berbuat maksiat. Sebab pada hakikatnya, siapapun yang pernah melafalkan kalimat tauhid dan meyakininya hingga akhir hayat, mereka dijamin tidak akan kekal di neraka meskipun pendosa.
Oleh sebab itu, seyogyanya umat Islam tidak
boleh pilih kasih dalam mengurusi jenazah. Jangan sampai yang diurusi hanya
muslim yang rajin shalat, sering ke masjid, dan dekat dengan masyarakat,
sementara muslim yang berprilaku buruk tidak diurusi. Andaikan ada jenazah
muslim yang tidak dishalatkan misalnya, tentu seluruh umat Islam yang
mengetahui kematiannya akan menanggung dosanya. Wallahu a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar