KHUTBAH JUMAT
Kikis Sikap Ekstremis, Cintai Negeri Sepenuh Hati
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْاٰنَ . أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْمَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْاٰنِ: اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Pada momentum berkumpulnya kita dalam rangkaian ibadah shalat Jumat di masjid mulia ini, mari kita senantiasa menguatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan terus mengerjakan apa saja yang diperintahkan Allah dan juga menjauhi seluruh laranganNya. Jika kita bisa melakukannya, maka insya Allah kita termasuk golongan orang bertakwa dan akan mendapatkan posisi yang mulia di sisi-Nya. Allah berfirman:
اِنَّ
اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ
Artinya: Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. (QS Al Hujurat: 13)
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib juga mengajak kepada seluruh jamaah yang
ada di masjid ini, dan umumnya kepada seluruh umat Islam di Indonesia untuk
merenungkan kembali betapa karunia Allah yang tidak terkira sudah diturunkan
untuk negeri yang indah ini. Negeri yang subur dengan beragam tanaman bisa
tumbuh subur dan memberi banyak manfaat bagi kehidupan kita. Tidak seperti
negeri luar sana yang gersang dan panas dan tidak bisa ditanami. Ataupun negeri
yang dingin diselimuti salju dan es sehingga aktivitas kehidupan tidak bisa
dilakukan dengan leluasa dan maksimal.
Selain beragamnya vegetasi dan iklim yang sangat nyaman ini, Allah juga memberi
karunia beragamnya suku, budaya, bahasa, dan adat istiadat yang menjadikan
Indonesia semakin cantik menawan dan membuat iri para penduduk negeri lain di
dunia ini. Di tengah keragaman dan perbedaan yang ada ini, Allah juga masih
memberikan karunia perdamaian yang patut dicontoh negara lain. Banyak negara
yang tidak beragam penduduknya, namun terus saja ditimpa perselisihan yang
mengakibatkan peperangan dan hilangnya nyawa manusia. Namun di Indonesia,
Alhamdulillah kita bisa hidup rukun dan damai di tengah perbedaan yang ada.
Semua ini patut dan harus kita syukuri biqauli Alhamdulillahirabbil alamin.
Allah swt berfirman dalam Ar-Rahman Ayat 13:
فَبِاَيِّ
اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ
Artinya: Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?
Oleh karenanya, rasa syukur harus kita kedepankan dalam kehidupan bersama di
negeri yang indah ini. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang kufur kepada
nikmat yang nyata-nyata sudah kita nikmati. Dengan prilaku kufur ini, Allah
bisa saja dengan mudah mencabutnya sehingga kita mendapatkan balasan yang
menyedihkan akibat ingkarnya kita kepada nikmat ini. Allah telah mengingatkan
dalam Al-Qur’an surat Ibrahim Ayat 7:
وَاِذْ
تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ
اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: "(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Di antara sikap yang bisa menghilangkan rasa syukur dan mengikis situasi Indonesia yang aman dan nyaman ini adalah sikap ekstremis. Yakni sebuah sikap melampaui batas kebiasaan dan melewati hukum yang ada dalam membela atau menuntut sesuatu. Sikap yang harus kita tinggalkan karena sangat bertentangan dengan karakter muslim sejati yang penuh kasih sayang kepada sesama dan mampu menunjukkan bahwa Islam adalah agama Rahmatan lil alamin. Rasulullah bersabda:
مَنْ
لَا يَرْحَمِ الناسَ لَا يَرْحَمُهُ اللهُ
“Barang siapa yang tidak menyayangi manusia maka Allah tidak akan
menyayanginya” (HR. Turmudzi).
Untuk mempertahankan situasi dan kondisi negeri yang aman dan nyaman ini, kita
harus mengikis sikap ekstremis dan menguatkan karakter Muslim sejati. Seorang
ulama berkebangsaan Libya bernama Syekh Ali As-Shalabi menjelaskan tiga
perbedaan Muslim sejati dan Muslim ekstremis. Pertama, Muslim sejati adalah
mereka yang selalu menyibukkan diri dengan keimanannya. Seorang Muslim sejati
adalah mereka yang selalu sibuk mengintrospeksi diri sendiri. Ia selalu melihat
apa yang telah ia kerjakan di masa lalu sebagai modal menghadapi masa depan
sebagaimana firman Allah:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok”
(Al-Hasyr: 18).
Namun Muslim ekstrem selalu sibuk menilai keimanan orang lain dan gampang
menyalahkan, menghakimi, bahkan mudah mengkafirkan orang lain. Biasanya sikap
seperti ini muncul karena semangat beragamanya tinggi namun kompetensi keilmuan
agamanya rendah. Kondisi ini yang sering digunakan pihak tertentu untuk
melakukan doktrin paham dan prilkau yang lebih berbahaya. Seperti gampang
disusupi paham teroris yang tanpa berpikir jernih mau melakukan bom bunuh
diri.Naudzubillahimin dzalik.
Karakter Muslim sejati yang kedua adalah berusaha memasukkan dirinya dan
orang lain ke dalam surga. Seorang Muslim sejati memiliki toleransi yang tinggi
terhadap setiap perbedaan karena itu merupakan rahmat. Muslim sejati berdakwah
dengan hikmah dan penuh kebijaksanaan dan berprinsip bahwa dakwah itu mengajak
bukan mengejek, merangkul bukan memukul, menyayangi bukan menyaingi, mendidik
bukan membidik, membina bukan menghina, mengobati bukan melukai, mencari solusi
bukan mencari simpati, membela bukan mencela, menasehati bukan mencaci maki.
Allah berfirman:
اُدْعُ
اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ
سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ ١٢٥
Artinya: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang
baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang
paling tahu siapa yang mendapat petunjuk”. (QS: An-Nahl 125).
Namun Muslim yang ekstrem berusaha mencari dalil untuk memasukkan orang lain ke
neraka. Mereka mendakwahkan Islam dengan cara yang menakutkan dan tidak
mengedepankan kemanusiaan.
Kemudian ciri ketiga Muslim sejati adalah selalu berusaha mencari alasan yang
dibenarkan untuk orang lain agar mereka diampuni dan dimaafkan dari kesalahan
dan kealpaan. Sementara, Muslim ekstrem selalu mencari-cari kesalahan orang
lain, untuk mengejeknya, menghujatnya, lalu menghakiminya. Tidak ada sedikitpun
dalam dirinya, usaha untuk melakukan konfirmasi atau tabayun sehingga terjadi
miskomunikasi.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dengan penjelasan ini, maka mari kita kikis sikap ekstremis yang mampu menggangu suasana harmonis dalam berbangsa dan bernegara. Mari kuatkan cinta dengan sepenuh hati untuk negeri yang kita cintai ini. Demikian khutbah singkat ini, semoga bermanfaat dan membawa barakah dan kemaslahatan bagi kita semua. Amin.
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . بِسْمِ اللَّـهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ.
فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗ. وَمَنْ يَّعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَّرَهٗ . أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ
اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
أَمَّا
بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ
الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ،
أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ
اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ
الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ
والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم
ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ
وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ
وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً
وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ
اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى
ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
أَكْبَرُ
H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar