Jadi Korban Percobaan Pembunuhan, Begini
Sikap Rasulullah
Selama masa dakwah, ujian seakan tak ingin
berhenti menghampiri Rasulullah SAW. Sebuah percobaan pembunuhan pernah
menyasar dirinya ketika hendak berhijrah dari Makkah ke Madinah.
Para kaum musyrikin pernah berembuk dalam
sebuah tempat pertemuan (darun nadwah) tentang rencana menghabisi nyawa Nabi
Muhammad. Mereka mengumumkan hadiah mewah bagi siapapun yang berhasil menggorok
leher Nabi. Kelompok anti-tauhid ini menjanjikan seratus unta merah berbiji
mata hitam (terbaik dan termahal) untuk orang yang sanggup menyerahkan tubuh
atau kepala Nabi.
Suraqah ibn Malik. Dialah orang pertama kali
berdiri dan menyanggupi sayembara jahat tersebut. Ia tidak menyia-nyiakan
waktu. Suraqah meloncat ke atas kudanya dan mengejar perjalanan Nabi.
Suraqah beruntung. Usaha kerasnya
mengantarkannya tepat di belakang Rasulullah. Bersama untanya Rasulullah tetap
tampak tenang. Namun, dalam kondisi itu Suraqah justru menghunus padang dan
langsung menyabetkannya ke arah kepala Nabi.
“Blessss..!”
Dalam al-Aqthaf ad-Daniyyah fî Idlâhi
Mawâ‘idh al-Ushfriyah dijelaskan, bumi saat itu tunduk kepada perintah Nabi.
Tiba-tiba saja kaki kuda Suroqah ambles ke dalam tanah hingga lutut. Pedang pun
gagal menyentuh kulit Nabi.
Suraqah hanya bisa mengeluh dan meminta
pertolongan. Rasulullah, si korban percobaan pembunuhan itu, tanpa rasa sungkan
menyelamatkannya. Hingga akhirnya Nabi meneruskan perjalanan hijrahnya seperti
biasa.
Suraqah secara fisik memang selamat, tapi
syahwat untuk mendapatkan hadiah sayembara yang melimpah ternyata menyesatan
jalan pikirannya. Selang beberapa saat, ia kembali membuntuti Rasulullah dan
mengulangi perbuatan kejinya. Kuda berpacu dan, sekali lagi, pedang siap
dihantamkan.
“Blessss...!
Kali ini kaki kuda Suraqah terhisap bumi
lebih dalam lagi, hingga mencapai perut. Lagi-lagi, Suraqah memohon ampun dan
perlindungan Rasulullah. Ia bersumpah tak akan mengulangi tindakan jahatnya.
Mendengar hal itu, Rasulullah memaafkan dan mendoakannya.
Suraqah turun dari tunggangannya dan duduk di
depan unta Rasulullah. “Wahai Rasulullah, jelaskanlah padaku tentang Tuhanmu
yang memiliki kekuatan yang sedemikian rupa. Apakah Dia terbuat dari emas? Atau
dari perak?”
Nabi menunduk sembari diam cukup lama. Lantas
Malaikat Jibril datang kepada Nabi dan membacakan surat al-Ikhlas ayat 1-4 dan
as-Syura ayat 11.
“Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku
tentang Islam,” pinta Suraqah.
Rasulullah memberitahunya hingga Suraqah
masuk Islam. Kini Suraqah mendapatkan hadiah yang belum pernah ia bayangkan:
menyaksikan teladan manusia suci yang bersih dari rasa dendam, dan memasuki
dunia baru yang sarat nilai ketuhanan sebagai seorang muslim. []
(Mahbib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar