KHOTBAH JUM'AT
Keistimewaan Gemar Menolong Orang Lain
Khutbah I
اَلحَمْدُ
لِلّهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الرَحِيْمِ الغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى
فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِزَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ
لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ العَزِيْزُ الجَبَّارُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى
المُخْتَار، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد وَعَلَى آلِهِ الطَيِّبِيْنَ
الأَطْهَار، وَإِخْوَنِهِ الأَبْرَارِ، وَأَصْحَابُهُ الأَخْيَارِ، وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تُعَاقِبُ اللَيْلَ وَالنَّهَار، أما بعد ،
فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ
اِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ
الْكَرِيْمِ: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ وَلَا
تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
Tak ada yang membantah bahwa menolong orang
lain dalam kebaikan adalah sesuatu yang mulia. Pesan ini terlalu sering kita
dengar lewatceramah-ceramah, mimbar khutbah, atau mungkin nasihat-nasihat bijak
dari tokoh-cendekia. Saking seringnya kadang kepekaan atas nilai positif
tolong-menolong itu menjadi hal yang biasa. Tak lagi istimewa. Dalam khutbah
kali ini, al-faqir mengajak dan berusaha mengingatkan kembali kepada
diri al-faqir sendiri secara khusus, dan jamaah sekalian secara umum.
Jamaah shalat jumat rahimakumullah,
Al-Qur’an telah menegaskan bahwa manusia
adalah makhluk yang diciptakan dengan bentuk terbaik (ahsanu taqwim). Manusia
memiliki keistimewaan dibanding ciptaan lain seperti jin, setan, malaikat, juga
binatang. Manusia dibekali tidak hanya panca indra dan bentuk fisik yang indah,
tapi juga akal pikiran yang membuatnya kreatif dan menjalani hidup dengan penuh
makna.
Makna tersebut salah satunya bisa kita petik
dari sikap baik kita terhadap orang lain. Kita tahu, manusia merupakan makhluk
individual sekaligus makluk sosial. Yang terakhir disebut ini adalah sebuah
keniscayaan. Manusia ditakdirkan tidak bisa hidup sendirian. Ia pasti
membutuhkan yang lain, baik yang berkenaan dengan manusia maupun alam sekitar.
Karena itu menolong orang lain yang membutuhkan termasuk perbuatan yang sangat
ditekankan. Tolong menolong menjadi ajakan utama yang diulang-ulang dalam
Al-Qur’an maupun hadits.
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ،
نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ
يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang melapangkan satu
kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allâh melapangkan darinya satu
kesusahan di hari Kiamat. Dalam sebuah hadits yang cukup populer disampaikan:
عَنْ
أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ،
نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ،
وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ،
وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
Artinya: “Dari Abu Hurairah radliyallahu
anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang melapangkan satu
kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu
kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka
Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Siapa menutupi
(aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat.
Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong
saudaranya...” (HR Muslim)
Jamaah shalat jumat rahimakumullah,
Hadits tersebut memuat pesan cukup spesial.
Jika kita perhatikan secara seksama redaksi hadits, kita segera tahu bahwa
Allah melibatkan secara langsung seolah-olah berada di balik orang-orang susah
dan siap memberi balasan setimpal bagi yang mau membantu orang-orang dalam
kesulitan itu. Allah secara verbal berjanji akan memudahkan dan menolong orang
yang mau menolong hambanya.
Kerap kita dengar orang bilang, “Jika kau
sampai sentuh si A maka kau akan berhadapan denganku.” Pernyataan ini tentu
keluar dari mulut orang yang begitu sayang dengan si A. Sampai-sampai berani
pasang badan, memberi pembelaan ketika sesuatu tak mengutungkan menimpa si A.
Kasus ini bisa dianalogikan kepada hadits di
atas. Pernyataan “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut
menolong saudaranya” adalah sinyal tentang betapa sayangnya Allah kepada
orang-orang susah, dan karenanya memberi berjanji bakal pula menolong para
penolong orang susah tersebut. Hal ini menegaskan kebenaran bahwa “Allah hadir
di tengah-tengah orang susah”.
Orang yang gemar mengulurkan tangan kepada
orang lain juga akan memperoleh kedudukan yang istimewa di sisi Allah. Suatu
ketika ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah. Lalu ia bertanya:
wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan apa amalan
yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah pun menjawab:
أحبُّ
الناسِ إلى اللهِ تعالى أنفعُهم للناسِ وأحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ
سرورٌ يُدخلُه على مسلمٍ أو يكشفُ عنه كُربةً أو يقضي عنه دَينًا أو يطردُ عنه
جوعًا ولأن أمشيَ مع أخٍ في حاجةٍ أحبُّ إليَّ من أن أعتكفَ في هذا المسجدِ ( يعني
مسجدَ المدينةِ ) شهرًا
“Orang yang paling dicintai Allah adalah yang
paling bermanfaat untuk orang lain. Dan perbuatan yang paling dicintai Allah
adalah memberi kegembiraan seorang mukmin, menghilangkan salah satu
kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan aku
berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai
daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (HR ath-Thabrani)
Tidak ada yang paling beruntung dalam
kehidupan manusia selain dicintai oleh Sang Maha Mencintai, Allah azza wa
jalla. Kecintaan-Nya adalah anugerah terbesar, bahkan dibandingkan dengan
kenikmatan surga sekalipun. Cinta adalah tanda keridlaah. Bukankah tujuan pokok
manusia adalah mencari ridla Allah?
Jamaah shalat jumat rahimakumullah,
Ternyata demikian besar yang kita dapat dari
perbuatan gemar membantu orang lain. Kita melihat ada keselarasan pengaruh
antara kesalehan kita secara sosial dengan kecintaan Allah kepada hamba-Nya.
Bahkan Rasulullah secara terang-terangan memandangnya lebih unggul daripada
beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.
Sasaran menolong itu sangatlah luas. Ia tak
harus selalu berhadapa dengan masalah-masalah besar yang bahkan kita sendiri
sukar mengatasinya. Memberi tempat duduk kepada ibu hamil di kendaraam umum
adalah menolong. Begitu pula memberi makanan untuk anak-anak jalanan, membeli
barang dagangan Pak Tua yang miskin, menghibahkan mukena untuk dipakai umum di
sebuah masjid, melapangkan hati orang yang tertimpa musibah, dan lain-lain.
Semoga perintah Al-Qur’an dan sunnah Nabi
yang ini dapat kita laksanakan dengan baik. Apalagi seiring perkembangan
teknologi informasi yangsemakin canggih, ada kecenderungan masyarakat kian
individualis, kepekaannnya memudar terhadap kondisi orang-orang di sekitarnya. Wallahu
a’lam bishshawab.
بَارَكَ
الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ
بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا
فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ
للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ
رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
أَمَّا
بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا
عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ
بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ
وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ
وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ
اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ
الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ
وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ
عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ
ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar