Penjelasan Soal Hadits Nabi dan Bendera Khilafah HTI – ISIS
Oleh: Nadirsyah Hosen
ISIS dan HTI sama-sama mengklaim bendera dan panji yang mereka
miliki adalah sesuai dengan Liwa dan rayah-nya Rasulullah. Benarkah?
enggak! Kalau klaim mereka benar, kenapa bendera ISIS dan HTI berbeda design
dan khat tulisan arabnya? Ayoooo.
Secara umum hadits-hadits yang menjelaskan warna bendera Rasul dan
isi tulisannya itu tidak berkualitas shahih. Riwayatnya pun berbeda-beda: ada
yg bilang hitam saja, ada yg bilang putih saja, ada riwayat yang bilang hitam
dan putih, malah ada yang bilang merah dan juga kuning. Riwayat lain bendera
itu gak ada tulisan apa-apa. Jadi gak ada tulisan tauhidnya, cuma kosong saja.
Riwayat lain bilang ada tulisan tauhidnya. Riwayat seputar ini banyak sekali,
dan para ulama sudah memberikan penilaian. Secara umum tidak berkualitas sahih.
Dalam sejarah Islam juga kita temukan fakta yang berbeda lagi. Ada
yg bilang Dinasti Umayyah pakai bendera hijau, Dinasti Abbasiyah pakai hitam,
dan pernah juga berwarna putih. Apa mau bilang para Khalifah ini tidak
mengikuti bendera Rasul? Ribet kan!
Jadi yang mana bendera khilafah? Yah tergantung anda mau merujuk
ke Khilafah Umayyah atau Abbasiyah? Gak ada hal yang baku soal bendera ini.
Coba saja buka kitab Ahkamus Sulthaniyah karya Imam Mawardi: apa ada
pembahasan soal bendera negara Khilafah? Enggak ada! Kenapa yang gak ada terus
mau diada-adakan seolah menjadi urusan syariat? Mau bilang Imam al-Mawardi
gak paham soal ini? Nah, tambah ribet kan!
Konteks bendera dan panji dipakai Rasul itu sewaktu perang untuk
membedakan pasukan Rasul dengan musuh. Bukan dipakai sebagai bendera negara.
Jadi kalau ISIS dan HTI tiap saat mengibarkan liwa dan rayah, emangnya kalian
mau perang terus? Kok kemana-mana mengibarkan bendera perang?
Kalau dianggap sebagai bendera negara khilafah, kita ini NKRI,
sudah punya bendera merah putih. Masak ada negara dalam negara?! Ini namanya
makar! Bahkan ada tokoh HTI yang mempertanyakan apa ada haditsnya bendera RI
yang berwarna merah-putih? Nah kan, kelihatan makarnya, sudah mereka tidak mau
menerima Pancasila dan UID 1945, sekarang mereka juga menolak bendera
merah-putih. Jadi, yang syar’i itu bendera HTI, begitu maunya mereka, padahal
urusan bendera ini bukan urusan syari’at.
Sekarang bagaimana status hadits soal bendera ini? Kita bahas
singkat saja biar gak makin ribet membacanya.
Hadits riwayat Thabrani dan Abu Syeikh
yg bilang bendera Rasul hitam dan panjinya putih itu dhaif. Mengapa demikian?
Riwayat Thabrani
ini dhaif karena ada rawi yang dianggap pembohong yaitu Ahmad bin Risydin.
Bahkan kata Imam Dzahabi, dia pemalsu hadits.
Riwayat Abu Syeikh dari Abu Hurairah
itu dhaif karena kata Imam Bukhari rawi yg namanya Muhammad bin Abi
Humaid itu munkar.
Riwayat Abu Syeikh dari Ibn Abbas
menurut Ibn
Hajar dalam kitabnya Fathul Bari, sanadnya lemah sekali.
وجنح الترمذي إلى التفرقة فترجم بالألوية وأورد حديث جابر ” أن رسول
الله صلى الله عليه وسلم دخل مكة ولواؤه أبيض ” ثم ترجم للرايات وأورد حديث البراء
” أن راية رسول الله صلى الله عليه وسلم كانت سوداء مربعة من نمرة ” وحديث ابن عباس ” كانت
رايته سوداء ولواؤه أبيض ” أخرجه الترمذي وابن ماجه ، وأخرج الحديث أبو داود ،
والنسائي أيضا ، ومثله لابن عدي من حديث أبي هريرة ، ولأبي يعلى من حديث بريدة ،
وروى أبو داود من طريق سماك عن رجل من قومه عن آخر منهم ” رأيت راية رسول الله صلى
الله عليه وسلم صفراء ” ويجمع بينها باختلاف الأوقات ، وروى أبو يعلى عن أنس رفعه
” أن الله أكرم أمتي بالألوية ” إسناده ضعيف ، ولأبي الشيخ من حديث ابن عباس ” كان
مكتوبا على رايته : لا إله إلا الله محمد رسول الله ” وسنده واه
Kalau sudah Ibn Hajar yang komentar soal hadits, HTI
dan ISIS mau ngeles apa lagi? Jangan marah sama saya, saya hanya mengutip
pendapat Ibn Hajar yang otoritasnya dalam ilmu Hadits sangat
diakui dalam dunia Islam. Kalau ada ulama yg menyatakan hadits Abu Syeikh
ini sahih, ya silakan saja. Saya lebih percaya dengan Ibn Hajar
daripada dengan ulama HTI.
Komentar Ibn Hajar di atas itu telak sekali. Semoga
ini membuka mata para kader HTI, yang sudah dibubarkan pemerintah itu. Bendera
HTI dan juga ISIS tidak memliki landasan yang kuat. Tidak ada perintah Rasulullah
untuk kita mengangkat bendera semacam itu; tidak ada kesepakatan mengenai
warnanya, dan apa ada tulisan atau kosong saja, dan tidak ada kesepakatan dalam
praktek khilafah jaman dulu, serta para ahli Hadits seperti Ibn Hajar
menganggap riwayatnya tidak sahih.
Katakanlah ada tulisannya, maka tulisan khat jaman Rasul dulu
berbeda dengan di bendera ISIS dan HTI. Jaman Rasul, tulisan al-Qur’an belum
ada titik, dan khatnya masih pra Islam yaitu khat kufi. Makanya meski mirip,
bendera ISIS dan HTI itu beda khatnya. Kenapa ayo? Kan sama2 mengklaim bendera
Islam? Itu karena tulisan khat-nya rekaan mereka saja. Gak ada contoh yg
otentik dan sahih bendera Rasul itu seperti apa. Itu rekaan alias imajinasi
orang-orang ISIS dan HTI berdasarkan hadits-hadits yg tidak sahih
Jadi jangan mau dibohongin yah sama bendera Islam-nya HTI dan
ISIS. Perkara ini bukan masuk kategori syari’ah yg harus ditaati. Gak usah ragu
menurunkan bendera HTI dan ISIS. Itu bukan bendera Islam, bukan bendera Tauhid.
Tapi ada tulisan tauhidnya? Masak kita alergi dengan kalimat
tauhid? Itu hanya akal-akalan mereka saja. Untuk mengujinya gampang saja,
kenapa HTI gak mau mengangkat bendera ISIS dan kenapa orang ISIS tidak mau
mengibarkan bendera HTI padahal sama-sama ada kalimat Tauhid-nya? Itu karena
sifat sebuah bendera di masa modern ini sudah merupakan ciri khas perangkat dan
simbol negara. Misalnya warga Indonesia tidak mau mengangkat bendera Belanda
atau lainnya. Bukan karena benci dengan pilihan warna bendera mereka, tapi
karena itu bukan bendera negara kita.
Bendera itu merupakan ciri khas sebuah negara. Apa HTI dan ISIS
mau mengangkat bendera berisikan kalimat Tauhid yang khat dan layout-nya
berbeda dengan ciri khas milik mereka? Atau angkat saja deh bendera Arab Saudi
yang juga ada kalimat Tauhidnya. Gimana? Gak bakalan mau kan. Karena bendera
sudah menjadi bagian dari gerakan mereka. Maka jelas bendera ISIS dan HTI bukan
bendera Islam, bukan bendera Rasul, tapi bendera ISIS dan HTI.
Itu sebabnya Habib Luthfi bin Yahya dengan tegas meminta
bendera HTI diturunkan dalam sebuah acara. Mursyid yang juga keturunan
Rasulullah ini paham benar dengan sejarah dan status hadits soal bendera ini.
Saya ikut pendapatnya Imam Ibn Hajar dan ikut sikap Habib Luthfi.
[]
Tabik,
Nadirsyah Hosen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar