Cara Merawat Kumis, Jenggot
dan Bulu
Bulu adalah rambut pendek dan lembut yang
tumbuh pada tubuh manusia selain di kepala, jika rambut itu tumbuh di atas
kepala disembut dengan rambut. Demikianlah batasan yang diberikan oleh Kamus
Besar Bahasa Indonesia yang kebetulan sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam
wacana fiqih, yaitu bulu ketiak, bulu kemaluan, dan kumis.
Dalam haditsnya Rasulullah saw bersabda:
عن
أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: « خَمْسٌ مِنْ
الْفِطْرَةِ: الِاسْتِحْدَادُ و الْخِتَانُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَنَتْفُ
الْإِبِطِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ
Lima perkara merupakan fitrah (sesuci) yaitu,
memotong bulu kemaluan, berkhitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak
dan memotong kuku”
Dari hadits ini para ahli fiqih memberikan
hukum sunnah kepada kegiatan yang memiliki orientasi kebersihan dan kerapian,
yaitu memotong bulu yang tumbuh di sekitar daerah kemaluan dan mencabut bulu
yang tumbuh di ketiak lengan tangan.
Bahkan khusus untuk kumis Rasulullah saw
pernah menghimbau untuk memotongnya dengan tegas disabdakan من لم يأخذ من شاربه فليس منا Barang siapa yang tidak memotong kumisnya, bukanlah
golongan kami. Demikian bunyi hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Arqam.
Demikian fiqih sangat mementingkan perihal
berbagai macam bulu yang tumbuh di dalam tubuh, karena berbagai bulu tersebut
seringkali menyebabkan ketidak nyamanan, kejengkelan dan juga kegelisahan yang
dapat mengganggu pribadi maupun orang lain.
Selain itu permasalahan bulu ini juga
menyangkut kerapian penampilan. Sesungguhnya Islam sangat menghargai penampilan
yang rapi. Sebagaimana dinyatakan Rasulullah saw dalam hadits tentang
pemotongan kumis.
Demikianlah hal ini harusnya menjadi
pertimbangan utama bagi mereka yang memanjangkan jenggot, walaupun Rasulullah
saw sendiri pernah bersabda:
خالفوا
المشركين وفروا اللحي واخفوا الشوارب
Artinya “bedakanlah dirimu dari kaum
musyrikin, lebatkanlah jenggot dan panjangkanlah kumis”
Sesungguhnya hadits ini menganjurkan orang
muslim untuk melebatkan jenggot dan memanjangkan kumis sebagai pembeda dari orang
musyrik. Akan tetapi standar lebat dan panjang jangan sampai mengorbankan
kerapian. Sebagaimana anjuran Rasulullah dalam hadits di atas. Karena jika
jenggot itu lebat tak tertaur dan kumis itu panjang tak tertata itulah teori
asal beda tanpa tahu alasan dan maknanya, na’udzubillah mindzalik. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar