Kisah Ulama
Diselamatkan dari Maut oleh Binatang Buas
Kasus mati karena
binatang buas sudah banyak dijumpai. Cerita selamat dari keganasan binatang
berbahaya juga kerap kita dengar. Namun, bagaimana dengan kasus lepas
dari maut justru karena pertolongan binatang mematikan? Yang terakhir ini
kedengarannya aneh tapi betul-betul dialami Abu Hamzah al-Khurasani, ulama sufi
pada abad pertengahan.
Dalam sebuah
perjalanan ibadah haji, entah bagaimana, ia tiba-tiba terperosok ke lubang
sumur. Tentu saja ia kewalahan kembali ke atas. Di tengah ancaman keselamatan
jiwanya itu, Abu Hamzah al-Khurasani sempat akan berteriak minta tolong tapi
urung. "Tidak. Demi Allah aku tak akan berteriak minta tolong."
Belum habis gumam
batinnya itu berujar, tiba-tiba ada dua orang melintas di bibir sumur. Tahu ada
lubang di dekat mereka, salah seorang di antara keduanya bertutur, "Mari
kita tutup bibir sumur ini agar tak ada orang jatuh ke dalamnya."
Bibir sumur pun ditutupi
rerimbunan pohon tebu hingga penuh. Ingin sekali Al-Khurasani berteriak. Namun
lagi-lagi hatinya melarang. "Aku akan berteriak kepada yang lebih dekat
ketimbang mereka berdua (yakni Allah)," gumamnya.
Al-Khurasani akhirnya
cuma bisa diam. Tak disangka, beberapa saat kemudian bibir sumur terbuka
kembali. Lalu ada yang menurunkan kakinya dan seperti menyuruh al-Khurasani
untuk memegangnya. Al-Khurasani pun bergelayutan dengan kaki itu dan keluar
dari sumur dengan selamat.
Ia baru sadar bahwa
kaki yang menolongnya itu adalah kaki seekor binatang buas (sabu'). Sabu' juga
bisa berarti singa. Kemudian terdengarlah suara, "Wahai Abu Hamzah,
bukankah ini lebih baik? Kami selamatkan kami dari kematian dengan hewan
mematikan."
Kisah ini bisa kita
baca dalam kitab an-Nawadir karya Syekh Ahmad Syihabuddin bin Salamah
al-Qalyubi. Cerita tersebut menggambarkan betapa kuatnya keyakinan al-Khurasani
terhadap pertolongan Allah. Ia tak berteriak minta tolong karena sedang
membersihkan hati dari ketergantungan kepada selain-Nya, bukan lantaran menolak
ikhtiar, apalagi bermalas-malasan. Ia sedang menampilkan sikap tawakal yang
total, di saat bersamaan meyakini bulat-bulat akan kehadiran Allah setiap saat.
Kasus pertolongan
oleh binatang buas yang tak lazim tersebut bisa dilihat sebagai kemuliaan
(karomah) dari Tuhan atas kesungguhan Abu Hamzah al-Khurasani dalam bersabar
dan berpasrah diri secara penuh kepada-Nya. []
(Mahbib)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar