Ukhuwah
Islamiah
Oleh:
Nasaruddin Umar
UKHUWAH
islamiah (persaudaraan keislaman) ialah persaudaraan yang juga dibangun Nabi
Muhammad SAW di Madinah, yakni persaudaraan orang-orang yang sama-sama tunduk
di bawah garis kebijakan Alquran dan hadis. Dasar persaudaraan ini bisa
ditemukan dalam banyak ayat dan hadis, antara lain yang sangat populer, “Dan
berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian
berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu
bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu maka kamu
menjadi bersaudara.” (QS Ali Imran/3:103).
Dalam
hadis sahih juga ditegaskan, “Sesungguhnya perumpaan seorang mukmin dengan
mukmin lainnya laksana bangunan kukuh, yang saling menguatkan satu dengan
lainnya.” (HR Bukhari dan Muslim). Dasar untuk mencapai ukhuwah islamiah sejati
tentu rasa cinta satu sama lain secara tulus, sebagaimana ditekankan Nabi dalam
hadis sahih, “Kalian tidak masuk surga hingga kalian beriman dan belum sempurna
keimanan kalian hingga kalian saling mencintai...” (HR Muslim).
Ukhuwah
islamiah sering kali juga dijadikan rujukan ayat Alquran, “Sesungguhnya
orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah kedua saudara
kalian, dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian mendapatkan rahmat.”
(QS al-Hujurat/49:10).
Jumhur
ulama mengatakan yang dimaksud kata al-mu’minun dalam ayat di atas ialah
orang-orang Islam, yang mengimani Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Esa dam
Mahakuasa meskipun ada juga ulama mengatakan kata al-mu’minun dalam ayat itu menunjuk
kepada orang-orang yang memiliki keimanan kepada Tuhan. Soal imannya benar atau
sesat atau setengah sesat, itu urusannya dengan Allah SWT dan tentunya bagian
dari garapan para mubalig untuk membenarkan keimanan mereka dengan cara-cara
yang dituntunkan Allah SWT.
Sebagai
sesama umat Islam, segala bentuk usaha yang bisa menyebabkan perpecahan harus
dihindari. Salah satunya ialah fitnah dan dan kecurigaan satu sama lain. Nabi
menegaskan, “Jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah pembicaraan
yang paling dusta.” (HR Bukhari).
Dalam
redaksi lain dikatakan, “Jauhilah prasangka karena prasangka itu ucapan yang
paling dusta. Janganlah kalian mencari-cari aib orang lain, juga janganlah
saling mendengki, membenci, atau memusuhi. Jadilah kalian hamba-hamba Allah
yang bersaudara.” (HR Bukhari).
Dalam
ayat Alquran juga diperingatkan, "Hai orang-orang yang beriman janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang
diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula
wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi
wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah
(panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka
mereka itulah orang-orang yang lalim." (QS al-Hujurat/49:11).
Penegakan
ukhuwah islamiah tidak mesti dipertentangkan dengan konsep ukhuwah imaniyah,
ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah karena ukhuwah-ukhuwah tersebut
merupakan bagian yang tak terpisahkan satu sama lain. Ukhuwah islamiah tidak
mesti harus diperhadap-hadapkan dengan jenis ukhuwah lain. []
MEDIA
INDONESIA, 4 Agustus 2017
Nasaruddin
Umar | Imam Besar Masjid Istiqlal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar