Rabu, 08 Februari 2023

(Ngaji of the Day) Cara Menghitung Zakat Pertanian Tanaman Pangan

Zakat pertanian merupakan zakat yang secara khusus diberlakukan atas semua jenis tanaman pangan yang menjadi makanan pokok di suatu negeri.

 

وتختص زكاة النباتات بالأقوات

 

“Zakat pertanian hanya dikhususkan untuk jenis tanaman makanan pokok.”

 

Ada dua kelompok tanaman pangan yang dipungut sebagai zakat, yaitu:

1.     Dari kelompok buah-buahan, meliputi ruthab (kurma) dan ‘inab (anggur).

2.     Dari kelompok biji-bijiian, meliputi gandum, beras, dan segala jenis tanaman biji-bijian yang bisa dijadikan bahan makanan pokok serta dapat disimpan.

 

Syarat Wajib Tanaman Dijadikan Objek Zakat

 

Tidak semua jenis tanaman yang masuk kelompok biji-bijian dan buah-buahan bisa dijadikan objek zakat zuru’ dan tsimar (zakat pertanian). Secara umum, harus terpenuhi syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1.     Tanaman itu tumbuh karena dibudidayakan oleh manusia

2.     Harus terdiri dari tanaman yang bisa dijadikan makanan pokok dan bisa disimpan.

3.     Sudah keras dan siap disimpan (buduw al-shalah) dalam kondisi kering

4.     Mencapai nishab

 

Nishab Zakat Pertanian

 

Kadar nishab zakat pertanian adalah 5 wasaq, berdasarkan sabda Nabi saw:

 

ليس فيما دون خمسة أوسق من التمر صدقة

 

“Tidak ada zakat untuk sesuatu yang kurang dari 5 wasaq kurma.”

 

Satu wasaq setara dengan 60 sha’, sementara 1 sha’ sama dengan 4 mud. Berdasarkan kitab Fathul Qadir fi ‘Ajaibil Maqadir karya Mbah Kiai Ma’shum, Kwaron, Diwek Jombang, diketahui pendekatan berat 1 mud, adalah sebagai berikut:

·         1 mud  beras putih = 679,79 gram

·         1 sha’ beras putih = 2718,19 gram = 2,72 kg

·         1 nishab beras putih = 815,758 kg

·         1 nishab Kacang Hijau = 780,036 kg

·         1 nishab Kacang Tunggak = 756,697 kg

·         1 nishab Padi = 1631,516 kg = 1,631 Ton Gabah Kering

·         1 nishab Padi Kretek = 1323,132 kg = 1,323 Ton Gabah Kering

(Mbah Kiai Ma’shum, Fathu al-Qadir fi ‘Ajaib al-Maqadir, halaman 20-21).

 

Besaran Pengeluaran Zakat Pertanian

 

Penghitungan zakat pertanian juga dipengaruhi oleh jenis pengairan tanaman, yaitu:

1.     Diambil 5 persen bila memakai irigasi berbayar.

2.     Diambil 10 persen bila memakai irigasi tadah hujan atau berasal dari saluran irigasi tidak berbayar.

 

Cara Penghitungan Zakat Pertanian

 

Kasus 1

 

Seorang petani telah berhasil memanen padi dengan total akhir gabah kering seberat 2 ton. Pengairan padinya menggunakan irigasi berbayar.

 

Pertanyaan:

1.     Berapakah zakat yang harus dikeluarkan?

2.     Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan atau air irigrasi tidak berbayar?

 

Jawab:

 

Jenis pengairan = irigasi (5%)

Total panenan gabah kering = 2 Ton = 2000 kg, lebih besar dari nishab padi 1,631 ton gabah atau 1,323 ton gabah padi kretek

Zakat yang harus dikeluarkan =  5% x 2000 kg gabah kering = 100 kg gabah kering = 1 kuintal

 

Jika irigasi sawah berasal dari pengairan gratis, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar 10%. Sehingga zakat yang harus dikeluarkan, adalah:  10% x 2000 kg gabah kering = 200 kg gabah kering = 2 kuintal

 

Kasus 2

 

Seorang petani telah panen padi dengan total akhir beras kering yang didapat adalah seberat 1,5 ton. Pengairan padinya menggunakan irigasi berbayar.

 

Pertanyaan:

1.     Berapakah zakat yang harus dikeluarkan?

2.     Bagaimana bila irigasinya berasal dari tadah hujan atau air irigrasi tidak berbayar?

 

Jawab:

 

Jenis pengairan = irigasi (5%)

Total panenan dalam bentuk beras putih kering = 1,5 Ton = 1500 kg, lebih besar dari nishab beras putih 815,758 kg beras.

Zakat yang harus dikeluarkan =  5% x 1500 kg gabah kering = 75 kg beras = 0,75 kuintal beras

 

Jika irigasi sawah berasal dari pengairan gratis, maka zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar 10%. Sehingga zakat yang harus dikeluarkan, adalah:  10% x 1500 kg beras = 150 kg beras = 1,5 kuintal beras. []

 

Ustadz Muhammad Syamsudin, Peneliti Bidang Ekonomi Syariah Aswaja NU Center PWNU Jatim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar