Islam menaruh perhatian pada aktivitas penanaman pohon. Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsisy Syarif menghimpun sejumlah hadits perihal keutamaan aktivitas menanam pohon.
Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dengan mengutip sejumlah hadits
tersebut memotivasi umat Islam untuk menanam pohon mengingat kebesaran
manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun untuk makhluk lainnya. Berikut ini
kumpulan hadits seputar keutamaan menanam pohon.
1. Pahala sedekah bagi mereka yang menanam pohon.
عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلاَّ كَانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَمَا سُرِقَ مِنْهُ لَهُ صَدَقَةٌ وَلاَ يَرْزَؤُهُ أَحَدٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
Artinya, “Dari sahabat Jabir ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada
seorang muslim yang menanam pohon kecuali apa yang dimakan bernilai sedekah,
apa yang dicuri juga bernilai sedekah. Tiada pula seseorang yang mengurangi
buah (dari pohon-)nya melainkan akan bernilai sedekah bagi penanamnya sampai
hari Kiamat,’” (Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib
minal Haditsisy Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz III, halaman
304).
2. Pahala sedekah bagi orang yang hasil tanamnya dimakan manusia, ternak, atau
burung.
وفي رواية لاَ يَغْرِسُ المُسْلِمُ غَرْسًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَا دَابَّةٌ وَلَا طَيْرٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ
Artinya, “Dari sahabat Jabir ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim
yang menanam pohon, lalu buahnya dimakan oleh seseorang, hewan ternak, atau
burung, kecuali itu akan bernilai sedekah sampai hari Kiamat.’”
3. Pahala sedekah bagi mereka yang hasil tanamnya dimakan ternak.
وفي رواية له لاَ يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا وَلَا يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَادَابَّةٌ وَلَا شَيْءٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه مسلم
Artinya, “Dari sahabat Jabir ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim
yang menanam pohon atau tumbuhan lalu dimakan oleh seseorang, hewan ternak,
atau apapun itu, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya,’” (HR
Muslim).
4. Catatan pahala sedekah untuk mereka yang hasil tanamnya
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ طَيرٌ أَوْ إِنْسَانٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه البخاري ومسلم والترمذي
Artinya, “Dari sahabat Anas ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Tiada seorang muslim
yang menanam pohon atau menebar bibit tanaman, lalu (hasilnya) dimakan oleh
burung atau manusia, melainkan ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya,’” (HR
Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).
5. Aliran pahala untuk mereka yang menanam pohon dan mendirikan bangunan yang
bermanfaat bagi makhluk lainnya.
عن مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ مَنْ بَنَى بُنْيَانًا فِى غَيْرِ ظُلْمٍ وَلَا اعْتِدَاءٍ أَوْ غَرَسَ غَرْسًا فِى غَيْرِ ظُلْمٍ وَلَا اعْتِدَاءٍ كَانَ لَهُ أَجْرٌ جَارِيًا مَا انْتَفَعَ بِهِ مِنْ خَلْقِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ رواه أحمد
Artinya, “Dari sahabat Muadz bin Anas ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja
yang mendirikan bangunan atau menanam pohon tanpa kezaliman dan melewati batas,
niscaya itu akan bernilai pahala yang mengalir selama bermanfaat bagi makhluk
Allah yang bersifat rahman,’” (HR Ahmad).
6. Catatan pahala ketika hasil tanam seseorang dimakan orang lain atau burung.
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا يَغْرِسُ مُسْلِمٌ غَرْسًا وَلَا يَزْرَعُ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ إِنْسَانٌ وَلَا طَائِرٌ وَلَا شَيْئٌ إِلاَّ كَانَ لَهُ أَجْرٌ رواه الطبراني
Artinya, “Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash ra, Rasulullah saw bersabda,
‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau menebar bibit tanaman, lalu
(hasilnya) dimakan oleh manusia, burung, atau apapun itu, melainkan ia akan
bernilai pahala bagi penanamnya,’” (HR At-Thabarani).
7. Catatan pahala sedekah bagi mereka yang hasil tanamnya dinikmati binatang
yang lewat.
عَنْ خَلَّادِ بْنِ السَّائِبِ عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَنْ زَرَعَ زَرْعًا فَيَأْكُلَ مِنْهُ الطَيْرٌ أو العافيةُ كَانَ لَهُ صَدَقَةٌ رواه أحمد والطبراني
Artinya, “Dari sahabat Khallad bin Saib dari ayahnya, Rasulullah saw bersabda,
‘Siapa saja yang menanam pohon, lalu (hasilnya) dimakan oleh burung atau apa
saja yang melewatinya, niscaya ia akan bernilai sedekah bagi penanamnya,’” (HR
Ahmad dan At-Thabarani).
8. Catatan sedekah bagi mereka yang menanam dan merawat pohon.
عن رجل من أصحاب النبي قَالَ سمعت رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم مَنْ نَصَبَ شَجَرَةً فَصَبَرَ عَلَى حِفْظِهَا وَالْقِيَامِ عَلَيْهَا حَتَّى تُثْمِرَ كَانَ لَهُ فِى كُلِّ شَىْءٍ يُصَابُ مِنْ ثَمَرِهَا صَدَقَةٌ عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رواه أحمد
Artinya, “Dari salah seorang sahabat ra, ia mendengar Rasulullah saw bersabda,
‘Siapa saja yang menanam pohon lalu sabar menjaga dan merawatnya hingga
berbuah, maka setiap peristiwa yang menimpa buahnya akan bernilai sedekah bagi
penanamnya di sisi Allah,’” (HR Ahmad).
9. Catatan sedekah bagi mereka berbagi hasil tanam.
عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ، أَنَّ رَجُلاً مَرَّ بِهِ وَهُوَ يَغْرِسُ غَرْسًا بِدِمَشْقَ، فَقَالَ لَهُ: أَتَفْعَلُ هَذَا وَأَنْتَ صَاحِبُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم؟ فَقَالَ: لاَ تَعْجَلْ عَلَىَّ، سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: مَنْ غَرَسَ غَرْسًا لَمْ يَأْكُلْ مِنْهُ آدَمِىٌّ، وَلاَ خَلْقٌ مِنْ خَلْقِ اللَّهِ، إِلاَّ كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ رواه أحمد
Artinya, “Dari sahabat Abu Darda ra, ia bercerita bahwa suatu hari seseorang
melewatinya ketika ia sedang menanam pohon di Damaskus. ‘Mengapa kamu melakukan
ini (demi duniawi) padahal kamu adalah sahabat Rasulullah?’ kata orang
tersebut. ‘Kamu jangan segera salah paham terhadapku. Aku pernah mendengar
Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang menanam pohon, tiadalah hasilnya
dimakan oleh anak Adam atau makhluk Allah lainnya, melainkan itu akan bernilai
sedekah baginya,’’ jawab Abu Darda.” (HR Ahmad).
10. Catatan pahala bagi mereka yang menanam pohon sebanyak buah hasil tanamnya.
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَغْرِسُ غَرْسًا إِلَّا كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ مِنْ الْأَجْرِ قَدْرَ مَا يَخْرُجُ مِنْ ثَمَرِ ذَلِكَ الْغَرْسِ رواه أحمد
Artinya, “Dari sahabat Abu Ayub Al-Anshari ra, dari Rasulullah saw, ia
bersabda, ‘Tiada seorang yang menanam pohon, melainkan Allah akan mencatat
pahala baginya sekadar buah yang dihasilkan oleh pohon tersebut,’” (HR Ahmad).
11. Aliran pahala bagi mereka menanam pohon kurma atau pohon bermanfaat
lainnya.
حديث أَنَس قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْعٌ يَجْرِى لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ: مَنْ عَلَّمَ عِلْماً، أَوْ كَرَى نَهْراً، أَوْ حَفَرَ بِئْراً، أَوْ غَرَسَ نَخْلاً، أَوْ بَنَى مَسْجِداً، أَوْ وَرَّثَ مُصْحَفاً، أَوْ تَرَكَ وَلَداً يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ رواه البزار وأبو نعيم والبيهقي
Artinya, “Hadits sahabat Anas bin Malik ra, Rasulullah saw bersabda, ‘ Ada
tujuh yang pahalanya mengalir terus kepada seseorang di alam kuburnya: (1)
orang yang mengajarkan ilmu, (2) orang yang mengalirkan (mengeruk atau
meluaskan) sungai, (3) orang yang menggali sumur, (4) orang yang menanam
pohon kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang mewariskan mushaf,
(7) orang yang meninggalkan anak keturunan yang memintakan ampunan baginya
sepeninggal kematiannya,’” (HR Al-Bazzar, Abu Nu’aim, dan Al-Baihaqi).
12. Catatan pahala bagi mereka yang berbagi hasil kebunnya.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ أَتَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ يَوْمَ الأَرْبِعَاءِ فَذَكَرَ الحَدِيْثَ إِلَى أَنْ قَالَ يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ كُنْتُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ إِذْ لَا تَعْبُدُونَ اللهَ، تَحْمِلُونَ الْكَلَّ، وَتَفْعَلُونَ فِي أَمْوَالِكُمْ الْمَعْرُوفَ، وَتَفْعَلُوْنَ إِلَى ابْنِ السَّبْيِلِ حَتَّى إِذَا مَنَّ اللهُ عَلَيْكُمْ بِالْإِسْلَامِ وَبِنَبِيِّهِ إِذَا أَنْتُمْ تُحْصِنُونَ أَمْوَالَكُمْ، فِيمَا يَأْكُلُ ابْنُ آدَمَ أَجْرٌ، وَفِيمَا يَأْكُلُ السَّبُعُ وَالطَّيْرُ أَجْرٌ قَالَ فَرَجَعَ القَوْمُ فَمَا مِنْهُمْ أَحَدٌ إِلَّا هَدَمَ مِنْ حَدِيْقَتِهِ ثَلَاثِينَ بَابًا رواه الحاكم وقال صحيح الإسناد وفيه النهي الواضح عن تحصين الحيطان والنخيل والكرم وغيرها من المحتاجين والجائعين أن يأكلوا منها
Artinya, “Dari sahabat Jabir bin Abdillah ra, ia bercerita, ‘Rasulullah saw
mendatangi Amr bin ‘Auf pada sebuah Rabu. Ia lalu menyebutkan hadits sampai
Rasulullah bersabda, ‘Wahai sekalian masyarakat Ansor.’ ‘Kami wahai
Rasulullah,’ jawab Ansor. ‘Kalian di masa Jahiliyah tidak menyembah Allah, tapi
kalian menanggung beban berat, kalian berbuat baik dengan harta kalian, dan
kalian membantu ibnu sabil sampai Allah menganugerahkan Islam dan nabi-Nya
kepada kalian, tetapi tiba-tiba kalian memagari kebun kalian (karena kikir).
Padahal buah yang dimakan anak Adam, binatang liar, dan burung (dari kebun
kalian) bernilai pahala.’ Setiap orang Ansor kemudian pulang. Tidak ada satu
pun dari mereka kecuali meruntuhkan 30 pintu kebun miliknya masing-masing.’”
(HR Al-Hakim).
Menurut Al-Hakim, hadits ini bersanad sahih. Di dalam hadits ini terdapat
larangan yang sangat jelas memagari kebun kurma dan kebun buah lainnya dari
orang-orang yang lapar dan memerlukan untuk memakannya. Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar