Pakar Tafsir terkemuka asal Indonesia Prof Muhammad Quraish Shihab (2018) mengungkapkan, dzikir dan shalawat secara berjamaah merupakan media yang bisa mengumpulkan malaikat sekaligus selain manusia. Begitu mulianya manusia yang tlaten untuk menghadiri setiap majelis dizkir, shalawat, dan ilmu.
Sebab apa? Menurut Quraish Shihab berdasarkan riwayat Imam Bukhari,
malaikat-malaikat hadir di majelis dzikir. Setelah selesai, malaikat-malaikat
menuju Allah, menyampaikan bahwa “kami (malaikat, red) habis hadir di majelis
dzikir”.
Kemudian, Allah berfirman, limpahkan rahmat bagi mereka semua. Ampuni mereka
semua. Tetapi malaikat berkata, “Ya Allah, ada orang yang hadir tapi tujuannya
bukan berdzikir”. Allah kembali berfirman, “ampuni mereka, karena mereka
mendekat kepada orang yang berdzikir”.
Riwayat singkat tersebut menggambarkan bahwa makhluk bernama malaikat begitu
dekat dengan segala lini kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan tujuan mereka
diciptakan oleh Allah. Seorang Muslim pun wajib mempercayai adanya malaikat
sesuai rukun iman kedua.
Sebagai seorang Muslim yang wajib mempercayai keberadaan malaikat, penting bagi
manusia mengenal makhluk yang diciptakan Allah dari cahaya ini. Namun, tentu
mengenal Allah menjadi hal utama bagi seorang hamba. Dalam hal ini, malaikat
yang turut berinteraksi langsung dalam realitas kehidupan manusia bisa menjadi
pemandu mengenal Allah lebih jauh.
Mengenal malaikat, tidak terlepas dari makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
diimani oleh semua agama. Menukil Bertrand Russel, Quraish Shihab
mengungkapkan, filosof Inggris peraih nobel (1872-1970) itu menyatakan dua
pandangan atau dorongan yang sangat berbeda dari manusia.
Pertama, dorongan yang mengantar seseorang untuk memandang wujud dengan
pandangan seorang sufi, yang biasanya menangap sesuatu secara langsung tanpa
pendahuluan atau premis-premis. Kedua, dorongan yang memandang wujud dengan
pandangan keilmuan yang mengandalkan akal dan analisis.
Simpul yang bisa ditarik dari kedua argumen tersebut ialah ilmu. Pertama, ilmu
yang didapat secara laduni, kalangan pesantren menyebut ilmu ini diturunkan
oleh Allah langsung sebab keistimewaan manusia. Kedua, ilmu yang diperoleh dari
proses kerja keras sehingga menemukan kebenaran dari pemgembaraan tersebut.
Dari penjelasan singkat tersebut, Quraish Shihab berupaya menerangkan bahwa
hanya orang-orang istimewalah yang dapat merasakan langsung kehadiran malaikat.
Hal ini terjadi ketika Muhammad yang saat itu berumur 40 tahun merasakan
kehadiran makhluk saat dirinya berkontemplasi di Gua Hira. Saat itu malaikat
jibril menghampiri Muhammad dengan membawa wahyu pertama dari Allah.
Dalam bahasa Arab, Quraish Shihab menjelaskan, malaikat merupakan bentuk jamak
dari malak. Ada ulama yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata
alaka, malakah yang berarti mengutus atau perutusan/risalah. Malaikat adalah
utusan-utusan Tuhan untuk berbagai fungsi.
Mengenai jumlah malaikat, Quriash Shihab dalam Yang Halus dan Tak Terlihat:
Malaikat dalam Al-Qur’an (2013) memaparkan bahwa jumlah malaikat tidak
terhitung, kecuali Allah sendiri yang mengetahui. Namun, sejumlah riwayat hanya
memberikan gambaran jumlah malaikat di sebuah tempat. Seperti hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim berikut:
“Neraka Jahannam pada hari kiamat memiliki tujuh puluh ribu kendali, setiap
kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat.” (HR. Muslim)
Imam Bukhari dalam riwayat lain menjelaskan, ketika Nabi Muhammad SAW bertanya
kepada malaikat Jibril tentang Baitul Ma’mur, malaikat penyampai wahyu itu
mengungkapkan:
“Ini adalah Baitul Ma’mur. Setiap hari tujuh puluh ribu malaikat shalat di sana
dan yang telah shalat tidak lagi kembali sesudahnya.” (HR. Bukhori)
Penulis Tafsir Al-Misbah tersebut juga mengurai rinci terkait ciri, sifat,
kemampuan malaikat. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerap diperlihatkan
ketakjuban dan keajaiban yang datang pada diri seseorang. Dalam kehidupan,
tidak jarang pula manusia terbungkus dalam berbagai bentuk. Seseorang tidak
akan tahu rahasia di balik semua itu. Yang jelas, salah satu kemampuan malaikat
bisa mengubah diri menjadi manusia.
Sebab itu, dalam sebuah kesempatan, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menekankan
kepada manusia, jangan pernah meremehkan orang lain apapun kondisi dan rupanya.
Gus Mus mempertegas pesannya, siapa tahu seseorang yang kita remehkan
sebetulnya malaikat berwujud manusia.
Quraish Shihab juga mengungkapkan hubungan malaikat dengan Nabi Adam as.
Keterangan dan informasi yang ada di dalamnya penting dipahami mengingat Nabi
Adam merupakan manusia pertama. Hubungan tersebut dijelaskan lebih lanjut
dengan bahasan malaikat dan manusia secara umum. Dan seperti apa komunikasi
malaikat dengan manusia pertama yang diturunkan di muka bumi? []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar