Kedudukan syahid diraih oleh orang yang gugur di medan juang dalam membela agama Islam. Mereka yang meraih derajat syahid di jalan ini akan diperlakukan bebas jenazahnya dari mandi dan shalat jenazah.
Sebenarnya derajat syahid yang mulia memiliki banyak jalan atau banyak pintu.
Pada hadits berikut ini, Rasulullah saw menyebutkan tujuh pintu syahid yang
memberikan kesempatan bagi banyak orang.
قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
قَدْ أَوْقَعَ أَجْرَهُ عَلَيْهِ عَلَى قَدْرِ نِيَّتِهِ، وَمَا تَعُدُّونَ
الشَّهَادَةَ؟ قَالُوا الْقَتْلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى
الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ: الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ،
وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ، وَالْغَرِيقُ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْهَدَمِ شَهِيدٌ،
وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ، وَصَاحِبُ الْحَرَقِ شَهِيدٌ، وَالْمَرْأَةُ
تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدَةٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Sungguh Allah telah memberikan pahala
kepadanya sesuai niatnya. Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur
sebagai syahid?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah.’
Rasulullah lalu menjelaskan, ‘Mati syahid ada tujuh jenis selain gugur di jalan
Allah: (1) korban meninggal karena wabah tha’un (wabah pes) adalah syahid, (2)
korban meninggal karena sakit perut juga syahid, (3) korban tenggelam juga
syahid, (4) korban meninggal tertimpa reruntuhan juga syahid, (5) korban
meninggal karena radang selaput dada (pleuritis) juga syahid, (6) korban
meninggal terbakar juga syahid, dan (7) wanita meninggal karena hamil adalah
syahid.’” (HR An-Nasa`i).
Pada riwayat lain Rasulullah saw menyebutkan lima pintu syahid termasuk orang
yang gugur di jalan Allah. Riwayat berikut ini datang dari Imam Bukhari dan
Muslim yang menyebutkan lima pintu mati syahid:
وعن
أبي هريرة رضي الله عنه، قال قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الشُّهَدَاءُ
خَمْسَةٌ المَطْعُوْنُ والمَبْطُوْنُ، والغَرِيْقُ، وصَاحِبَ الهَدْمِ،
والشَهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ متفق عليه
Artinya: “Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Orang yang
mendapat derajat syahid ada lima jenis, yaitu (1) korban meninggal karena wabah
tha’un (pes), (2) korban meninggal karena sakit perut, (3) korban tenggelam,
(4) korban reruntuhan, dan (5) orang gugur di jalan Allah,’” (HR Bukhari dan
Muslim).
Pada riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyebutkan derajat syahid bagi
orang meninggal karena membela harta bendanya atau kepemilikannya.
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قُتِلَ دُونَ
مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang gugur karena membela
hartanya, maka ia mendapat derajat syahid,’” (HR Bukhari dan Muslim).
Adapun pada riwayat berikut ini, Rasulullah menyebutkan derajat syahid bagi
mereka yang gugur membela keluarga, membela diri, dan membela agamanya. Dengan
demikian, pintu syahid memiliki banyak jalan.
فَقَالَ
وَمَنْ قُتِلَ دُونَ أَهْلِهِ أَوْ دُونَ دَمِهِ أَوْ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ
شَهِيدٌ
Artinya: “Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa saja yang gugur karena membela
keluarga, membela diri, atau membela agamanya, maka ia mendapat derajat
syahid.’”
Derajat syahid memang memiliki banyak pintu. Pada riwayat Imam At-Thabarani,
Rasulullah menyebutkan secara jelas bahwa pintu syahid tidak tunggal. Kalau
tunggal, niscaya umat Nabi Muhammad saw yang mencapai derajat akan berjumlah
sedikit.
عن
ابنِ عَبَّاسً أَنَّ النَبِيَّ صلى الله عليه وسلم قال يَوْمًا لِأَصْحَابِهِ مَا
تَعُدُّوْن الشُّهَدَاءَ فِيْكُمْ قَالُوْا مَنْ يَقْتُلْ فِي سَبِيْلِ اللهِ
صَابِرًا مُحْتَسِبًا مُقْبِلًا غَيْرَ مُدْبِرٍ شَهِيْدٌ قال إِنَّ شُهَدَاءَ
أُمَّتِي إِذَنْ لَقَلِيْلٌ المَقْتُول فِي سَبِيْلِ الله شَهِيْدٌ والمَرْءُ
يَمُوْتُ عَلَى فِرَاشِه فِي سَبِيْلِ اللهِ شَهِيْدٌ والمَبْطُوْنُ شَهِيْدٌ واللَّدِيْغُ
شَهِيْدٌ والغَرِيْقُ شَهِيْدٌ والشَّرِيْقُ شَهِيْدٌ والذي يَفْتَرِسُه السَّبُعُ
شَهِيْدٌ والخَارُّ عَنْ دَابَّتِه شَهِيْدٌ وصَاحِبُ الهَرِمِ شَهِيْدٌ وصَاحِبُ
ذَاتِ الجَنْبِ شَهِيْدٌ والنُّفَسَاءُ يَقْتُلُهَا وَلَدُها يَجُرُّهَا بِسُرُرِه
إِلَى الجَنَّةِ الطبراني
Artinya: “Dari sahabat Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw suatu hari menguji
sahabatnya, ‘Apa yang kalian tahu tentang orang-orang yang gugur sebagai syahid
di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Ya mereka yang gugur di jalan Allah,
sabar, ikhlas, dan tidak mundur, adalah syahid.’ Rasulullah lalu menjelaskan,
‘Kalau begitu, sedikit sekali orang mati syahid di kalangan umatku. Orang yang
gugur di jalan Allah, orang gugur di pembaringan saat di jalan Allah, korban
meninggal sakit perut, korban tersengat (ular), korban tenggelam, korban
meninggal karena tenggorokan tersedak, korban diterkam binatang buas, korban
jatuh dari kendaraan, orang meninggal saat lansia, korban meninggal karena
radang selaput dada (pleuritis) adalah orang yang mendapat derajat syahid, dan
juga perempuan nifas yang meninggal karena mengurus balitanya. Kelak sang
balita menuntun ibunya ke surga". (HR At-Thabrani).
Hadits riwayat Abu Dawud menyebutkan bahwa korban sengatan serangga dan korban
jatuh meninggal dari kendaraan (kuda atau unta) juga mendapat derajat syahid
yang memiliki ganjaran begitu mulia.
أبو
مالك الأشعري رضي الله عنه أنَّ النبي صلى الله عليه وسلم قال مَنْ فَصَلَ فِي
سَبِيْلِ اللهِ، فمَاتَ أَوْ قُتِلَ، فَهُوَ شَهِيْدٌ، أَوْ وَقَصَه فَرَسُه أَوْ
بَعِيْرُه، أَوْ لَدَغَتْه هَامَّةٌ، أَوْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِه، بِأَيِّ حَتْفٍ
شَاءَ اللهُ، فإِنَّهُ شَهِيْدٌ، وَإِنَّ لَهُ الجَنَّةَ أخرجه أبو داود
Artinya: “Dari Abu Malik Al-Asyari ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Siapa yang
memutuskan berjuang di jalan Allah, lalu meninggal atau gugur; siapa terjatuh
meninggal karena dilempar oleh kuda atau untanya; siapa yang disengat serangga;
siapa yang meninggal di pembaringannya dengan wajar sesuai kehendak Allah;
niscaya ia terhitung mati syahid dan ia berhak mendapat surga.’” (HR Abu
Dawud).
Demikian sejumlah keterangan hadits Nabi Muhammad saw perihal banyak pintu
syahid yang dilalui oleh umatnya. Meski demikian tentu ada perlakuan berbeda
terkait pengurusan jenazah orang-orang melalui jalan syahid selain gugur di
jalan Allah. Wallahu a‘lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar