Kisah Menarik dari
Penjara Suci
Judul
: Kisah dari Bilik Pesantren
Penulis
: Fathurrahman, Dkk.
Penerbit
: Emir, Erlangga, Jakarta
Cetakan
: Januari 2017
Tebal
: 176
ISBN
: 978-602-09-3556-0
Kode buku :
808-204-010-0
Peresensi :
Nida Husna, Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) Jakarta
“Kau punya uang
Rp.5.000? Pokoknya aman, aku punya lapak (tempat) bagus, sunyi.” Ternyata
temanku itu mau mengajak aku nyabu alias konsumsi narkoba. Pada saat itu,
hatiku terketuk. Entah kenapa hatiku mengatakan aku harus pergi jauh, jauh
sekali. Akhirnya terlintas di benakku sebuah ludah yang pernah kubuang dahulu,
‘pesantren’. Aku pun mengutarakannya kepada ayahku bahwa aku ingin masuk
pesantren tapi harus jauh, di Jawa, tapi aku tidak tahu pesantren
apa".
Abu Dohak
menceritakannya dengan bahasa yang cair dan mudah dipahami. Ia berasal dari
Medan, yang kemudian menempuh pendidikan di sebuah pesantren di Jawa Timur,
bahkan akhirnya ia meneruskan sampai kuliah di Hadralmaut, Yaman. Pesantren
mampu mengubah hidupnya yang semula gelap menjadi terang.
Pangeran senja
menyebut pesantren sebagai ‘negeri seribu budaya’, bukan karena aneka
ragam suku dan bangsa penduduknya saja, lebih dari itu, karena pesantren
mengajarkan santrinya merangkai seribu keinginan, seribu mimpi, seribu
keajaiban, seribu keistimewaan, seribu keindahan di mata manusia serta di sisi
Allah (hal.75).
Sementara Siti
Rumiatin mengungkapkan, momen istimewa ketika di pesantren ialah ketika ada
acara besar seperti haul, PHBI, Muharram, Mauludan, Haflah Akhirussanah. Adapun
momen yang paling menyaedihkan adalah ketika ia mengingat orangtua yang bekerja
untuk menghidupinya di “penjara suci itu”, sedangkan ia merasa belum bisa
bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu (hal.110).
Selain kisah
tersebut, masih banyak kisah-kisah lainnya. Buku ini ditulis oleh 30 santri
dari Pesantren Langitan Tubah dan Tebuireng Jombang. Ada suka dan duka,
inspirasi dan motivasi, serta humor dan kenakalan kaum santri di
dalamnya.
Mereka bergabung
dalam komunitas yang mereka dirikan bernama Pesantren Indonesia Menulis (PIM).
Buku ini adalah karya perdana bersama mereka dan akan dilanjut karya-karya
selanjutnya. Selain itu, mereka juga ingin mengajak pesantren-pesantren lainnya
untuk bisa menulis dan menerbitkan buku. PIM siap membimbing pesantren mana pun
yang ingin ditraining menulis.
Berdasarkan data yang
ada, kini di Indonesia telah berdiri lebih dari 25.785 pesantren dengan jumlah
3,65 juta santri. Rasanya sayang jika mereka hanya bergelut di pesantren tanpa
berkarya dan dinikmati khalayak umum.
Secara tidak
langsung, buku yang diterbitan oleh Emir Devisi dari Penerbit Erlangga ini
menjawab tudingan miring sebagian kalangan yang menyebut bahwa pesantren adalah
biang teroris. Padahal pesantren sama sekali tidak mengajarkan hal itu.
Terbukti dari kisah-kisah yang dituturkan jujur oleh para santri ini.
Alhasil, buku ini
sangat layak dibaca oleh semua lapisan masyarakat. Bagi yang tidak kenal
pesantren agar kenal dunia pesantren. Bagi yang pernah hidup di pesantren, buku
ini bisa sebagai sarana nostalgia. Meski tidak dimungkiri, buku ini banyak
istilah santri yang mungkin belum akrab di kalangan umum. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar