Ulama menganjurkan pembacaan Al-Qur’an secara tertib sesuai urutan surat dari Al-Fatihah, Al-Baqarah, hingga Surat An-Nas. Anjuran pembacaan Al-Qur’an secara tertib ini sejatinya berlaku di dalam dan di luar shalat.
Imam An-Nawawi mengutip pandangan sejumlah ulama terkait anjuran pembacaan
Al-Qur’an secara berurutan. Bahkan, kalau kita memulainya dari surat terakhir,
Surat An-Nas, maka kita melanjutkannya kembali ke surat awal Al-Qur’an, yaitu
Al-Fatihah, Al-Baqarah, dan seterusnya:
قال
العلماء الأولى أن يقرأ على ترتيب المصحف فيقرأ الفاتحة ثم البقرة ثم آل عمران ثم
ما بعدها على الترتيب وسواء قرأ في الصلاة أو في غيرها حتى قال بعض أصحابنا إذا
قرأ في الركعة الأولى سورة قل أعوذ برب الناس يقرأ في الثانية بعد الفاتحة من
البقرة
Artinya, “Ulama berkata, ‘Yang utama seseorang membaca surat Al-Qur’an secara
tertib. Ia membaca Surat Al-Fatihah, kemudian Al-Baqarah, lalu Ali Imran, dan
surat selanjutnya secara berurutan. Anjuran ini berlaku baik di dalam maupun di
luar shalat.’ Sebagian ulama bahkan mengatakan, bila seseorang membaca Surat
An-Nas pada ayat pertama, maka pada rakaat kedua ia dianjurkan membaca Surat
Al-Baqarah setelah Al-Fatihah,” (Imam An-Nawawi, At-Tibyan fi Adabi Hamalatil
Qur’an, [Kairo, Darus Salam: 2020 M/1441 H], halaman 83-84).
Lalu bagaimana praktik kebanyakan orang di Indonesia yang umumnya menjadikan
juz Amma, atau juz ketiga puluh sebagai bahan pembelajaran anak-anak di TPQ,
TPA, dan forum pengajian anak-anak? Apakah praktik ini menyalahi kaidah urutan
pembacaan Al-Qur’an?
Imam An-Nawawi mengatakan, secara kaidah pembacaan Al-Qur’an memang harus
sesuai urutan surat dalam Al-Qur’an. Kaidah ini berlaku untuk pembacaan
Al-Qur’an di dalam dan di luar shalat. Tetapi untuk kepentingan pembelajaran
anak-anak, remaja, atau orang dewasa yang baru mulai belajar, pembacaan
Al-Qur’an dengan urutan surat yang terbalik dapat dimaklumi.
Pada juz Amma itu, pelajar baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa dapat
memulai pembacaan Al-Qur’an dari Surat An-Nas, Surat Al-Falaq, Surat Al-Ikhlas,
dan seterusnya dengan urutan terbalik pada juz Amma. Hal ini dapat dimaklumi
karena surat-surat Al-Qur’an pada juz Amma terdiri atas surat-surat pendek yang
mudah dipelajari dan mudah dihafalkan.
وأما
تعليم الصبيان من آخر المصحف إلى أوله فحسن ليس من هذا الباب فإن ذلك متفاصلة في
أيام متعددة مع ما فيه من تسهيل الحفظ عليهم
Artinya, “Adapun untuk kepentingan pembelajaran anak-anak, pembacaan Al-Qur’an
yang dimulai dari surat terakhir ke surat-surat awal, itu baik. Itu tidak
termasuk pada kaidah bab ini karena itu adalah pembacaan terpisah dan juga pada
beberapa hari berbeda di samping memudahkan hafalan anak-anak,” (An-Nawawi,
2020 M/1441 H: 85).
Untuk kepentingan pembelajaran, masyarakat dapat keluar dari kaidah pembacaan
surat dalam Al-Qur’an secara berurutan. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan
para pelajar pemula dalam aktivitas pembelajaran membaca Al-Qur’an. Wallahu
a’lam. []
Sumber: NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar