Ketika Nabi Zakaria
Mengharap Kehadiran Anak
Pasangan suami istri
itu sudah lama mengharapkan kehadiran anak. Namun, tanda-tanda kehamilan tak
pernah kelihatan. Hari-harinya sebagai suami istri kian terasa sepi tanpa
kehadiran seorang bayi.
Waktu terus berjalan.
Suami sudah makin menua. Sementara sang istri, seperti disambar petir di siang
hari, divonis mandul sejumlah ahli. Harapan itu seperti kian menjauh dari
kenyataan. Harapan hanya tinggal harapan, gumamnya dalam hati ketika sedang sendiri.
Namun, laki-laki itu
tak putus asa. Walau rambutnya terus memutih, ia tak henti berharap pada Sang
Ilahi. Ia terus berdoa agar dirinya dikaruniai seorang anak yang kelak akan
melanjutkan ajaran ketuhanan orang tuanya. Laki-laki itu bernama Nabi Zakaria
Alaihissalam. Sejumlah buku menyebut Elizabith sebagai nama istri Nabi Zakaria.
Alkisah, pagi itu
posisi matahari sudah agak meninggi. Seperti ada yang mendesak, Nabi Zakaria
terdorong masuk ke mihrab salah satu kerabat dekatnya yang sedang bertapa, Siti
Maryam atau Maria, Zakaria kaget. Ia menemukan makanan dan buah-buahan segar di
kamar Maria. Kejadian ini tak hanya sekali, melainkan berkali-kali. Al-Qur’an
mengisahkan, “setiap kali Zakaria memasuki mihrab Maria, ia selalu menemukan
makanan di sisi Maria”.
Suara batin Zakaria
mulai bicara. Bagaimana mungkin Maria yang tak pernah keluar dari mihrabnya
bisa ada makanan di sisinya. Zakaria memberanikan diri bertanya, “dari mana
makanan itu berasal?”. Maria menjawab, “itu dari Allah”. Jawaban Maria memotivasi
Zakaria untuk berharap anugerah dari Allah.
Zakaria meminjam
mihrab Maria untuk berdoa. Dalam al-Qur’an disebutkan, “hunalika da’a Zakariah
rabbah” (di lokasi itu Zakaria mengadu pada Tuhannya). Ia berdoa, “Ya Allah,
karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau
Maha Mendengar doa”.
Zakaria masih berdiri
dalam shalatnya, tiba-tiba Jibril datang membawa berita gembira, tentang akan
lahirnya sang anak bernama Yahya yang akan menjadi pembenar firman Allah,
menjadi panutan banyak orang. Bahkan, seperti ayahnya, Yahya juga akan diangkat
menjadi seorang nabi.
Doa Nabi Zakaria
dikabulkan Allah. Ia mempunyai anak bernama Nabi Yahya. Bagaimana doanya bisa
dikabulkan? Dia berdoa dalam waktu mustajabah, yaitu ketika sedang berdiri dalam
shalat, ketika tak ada lagi jarak antara hamba dan Allah. Dalam shalat kita,
persis dalam momen iyyaka na'budu wa iyyaka nasta'in.
Tak hanya berdoa
dalam waktu mustajabah. Nabi Zakaria juga berdoa di lokasi mustajabah, di
mihrab tempat Maria berdoa.
Seperti Nabi Zakaria,
sekiranya kita berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah di waktu mustjabah,
di lokasi mustajabah seperti Multazam, Raudhah, dan rumah-rumah Allah lainnya,
maka insyaAllah semua harapan akan menjadi kenyataan.
Bulan ini adalah bulan
Ramadan, momen dipenuhinya semua doa dan harapan. Semoga doa-doa kita
dikabulkan. Bagi keluarga-keluarga yang mengharapkan keturunan, semoga akan
segera menjadi kenyataan. Amin, ya mujibas sa’ilin. []
KH Abdul Moqsith
Ghazali, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PBNU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar